Sampel Luas A
mm
2
Load Stroke
mmmenit Aspal
gram Lignin Isolat
gram Kg.f
Nm
2
60 40
2500 692
2,7 x 10
6
33,25 65
35 2500
322 1,26 x 10
6
30,50 70
30 2500
145 0,57 x 10
6
29,24 75
25 2500
125 0,49 x 10
6
27,87 80
20 2500
120 0,47 x 10
6
25,12 85
15 2500
102 0,4 x 10
6
24,89 90
10 2500
98 0,38 x 10
6
24,45 95
5 2500
85 0,33 x 10
6
23,11 100
2500 15
0,06 x 10
6
22,65 Hasil pengukuran kuat tekan dan regangan dari aspal modifier yang ditunjukkan pada
tabel 4.1 terlihat bahwa dengan adanya peningkatan persen Lignin Isolat, kelenturan regangan cenderung meningkat, dimana pada komposisi perbandingan Lignin Isolat
dengan aspal 40 : 60 sekitar 33,25 mmmenit, tegangannya 692 kg.f, sehingga kekerasannya baik dijadikan aspal modifier. Dengan persentase konsentrasi sampel
tersebut didapatkan kombinasi optimum bahan pada aspal modifier.
4.1.5. Analisa Ketahanan Terhadap Air dengan Uji Serapan Air Water Absorption
Test
Analisa serapan air dengan merendam sampel selama 24 jam, dari berbagai persentase campuran diperoleh sampel yang lebih bayak mengandung lignin isolat menyerap air
lebih sedikit, dimana selisih ini dijadikan dalam persen berat air yang terserap. Didapatkan selisih berat sampel yang telah direndam pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Daya Serap Air dari Sampel Aspal Modifier
Sampel Berat Awal
gram Berat Akhir
gram Selisih
Daya Serap Air Aspal
gram Lignin Isolat
gram
Universitas Sumatera Utara
60 40
221,24 221,59
0,35 0,156
65 35
221,76 222,14
0,38 0,173
70 30
222,08 222,54
0,46 0,209
75 25
222,32 222,96
0,64 0,289
80 20
222,34 223,03
0,69 0,311
85 15
222,09 222,85
0,76 0,343
90 10
222,12 222.96
0,84 0,378
95 5
222,89 223,85
0.96 0,431
100 223,45
224,99 1,54
0,689
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 10
20 30
40
0;0,689 5;0,431
10;0,378 15;0,343
20;0,311 25;0,289
30;0,209 35;0,173
40;0,156
ligni n i
sol at
gr am
daya serap grafik daya serap air
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Lignin Isolat dari Lindi Hitam Terhadap Daya Serap Air dari Sampel Aspal Modifier
Dari data hasil yang diteruskan dalam bentuk grafik, terlihat adanya penurunan yang menunujukkan bahwa dengan bertambahanya persen lignin isolat maka daya serapan
sampel terhadap air akan berkurang dimana lignin isolat ini berfungsi sebagai waterproof pada sampel aspal modifier. Pada penimbangan berat awal perbandingan 40:60
campuran lignin isolat dengan aspal adalah 221,24 gram namun setelah perendaman selama 24 jam berat yang didapat adalah 221,59 gram terdapat selisih 0.35 gram atau
sekitar 0,156 . Dan pada perbandingan 5:95 campuran lignin isolat dengan aspal, berat
Universitas Sumatera Utara
awal 222,89 gram dan berat setelah perendaman 223,85 gram terdapat selisih 0,96 gram atau sekitar 0,431.
Analisa Sifat Termal dengan Uji Differential Scanning Calorimeter
Analisa termal menggunakan DSC memberikan data temperatur transisi gelas Tg, perubahan entalpi
∆H, temperatur pelelehan Tm, dan kapasitas kalor Cp. Peralatan DSC yang digunakan menggunakan pendingin gas Nitrogen. Adanya temperatur transisi
gelas Tg dapat dideteksi dengan adanya lereng slope pada kurva, sedangkan adanya puncak endotermik menunjukkan temperatur pelelehan Tm.
100 200
300 400
500 600
-8 -7
-6 -5
-4 -3
-2 -1
325,70 C
288,49 C
89,44 C
41,83 C
heat fl
ow W
g
Temperatur C
aspal modifier tanpa lignin
Gambar 4.2 grafik DSC aspal modifier poliuretan dengan perbandingan 100;0
Transisi gelas Tg merupakan indikator amorfisitas dari suatu struktur polimer. Pengukuran Tg dapat menjadi tolok ukur untuk mengevaluasi tingkat ikat silang,
komposisi campuran, degradasi, dan penuaan komponen-komponen polimer. Sementara itu Titik leleh Tm merupakan indikator tingkat kristalinitas dari suatu polimer.
Universitas Sumatera Utara
100 200
300 400
500 600
-4 -2
2 4
6 8
10 12
14 16
18
505,91 C
431,14 C
320,61 C
283,81 C
191,25 C
heat fl
ow W
g
temperatur
o
C aspal modifier dengan lignin 40 gram
Gambar 4.3 grafik DSC aspal modifier poliuretan dengan perbandingan 60;40
Tabel 4.3
Hasil Pengukuran Sifat Termal menggunakan DSC aspal modifier poliuretan dengan perbandingan 60;40 dan 100;0
Kurva Aspal modifier
poliuretan Tm
o
C Td
o
C 60;40
191,25 505,91
100;0 89,44
325,70 Dari tabel 4.3 dapat dilihat temperatur titik leleh pada aspal modifier poliuretan
60;40 dan 100;0 adalah 191,25
o
C dan 89,44
o
C diperoleh temperatur yang menunjukkan perbedaan yang signifikan hal ini membuktikan bahwa poliuretan dengan titik
dekomposisi 505,91
o
C merupakan poliuretan variasi lignin yang paling optimum dibandingkan dengan titik dekomposisi 325,70
o
C yang merupakan poliuretan yang minimum, karena semakin tinggi titik leleh maka ketahanan panas yang dihasilkan
semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan