Kelas X SMAMASMKMAK
24
Dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman, tempat,
dan waktu ia hidup. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk
itu, pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya.
Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.
Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan,
menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan
kesempatan belajar kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi, yang semula
dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif
mencari tahu”.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus pembelajaran yaitu pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui
interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran
langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung atau yang disebut dengan instructional efect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan
dalam pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh
seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam Kurikulum 2013 semua kegiatan
yang terjadi selama belajar di sekolah maupun dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi pembelajaran untuk mengembangkan moral dan
perilaku yang terkait dengan sikap.
Buku Guru PPKn
25
Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan
dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya KI-3 dan KI-4 dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
2. Pendekatan Saintiik dalam Pembelajaran PPKn
Pendekatan pembelajaran dalam Kurkulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah scientiic approach, tematik
terpadu tematik antarmata pelajaran, dan tematik dalam suatu mata pelajaran perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapanpenelitian
discoveryinquiry learning. Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok, maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah project based learning.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran, maka mata pelajaran PPKn menggunakan
modus pembelajaran langsung direct instructional dan tidak langsung indirect instructional. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasimencoba, menalarmengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan
dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran instructional efect. Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang
terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring nurturant efect. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2.
Dalam pembelajaran PPKn, pembelajaran langsung dapat dilakukan melalui 2 dua cara yaitu di dalam kelas dan di luar kelas. Jika pembelajaran
langsung yang disampaikan di dalam kelas maka pembuatan desain pembelajaran harus memerhatikan keterkaitan antara KD dengan KI-3.
Tujuannya agar peserta didik dapat memperoleh pemahaman pengetahuan secara faktual, konseptual, dan prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Dalam hal ini, peserta didik akan memiliki wawasan
pengetahuan yang luas melalui paparan materi yang difasilitasi oleh guru di dalam kelas.
Kelas X SMAMASMKMAK
26
Peserta didik juga diharapkan memiliki kemampuan dan wawasan pengetahuan yang lebih luas dengan mengalaminya secara langsung
di lingkungan masyarakat. Untuk itu peserta didik difasilitasi untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran secara langsung di luar kelas.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, guru perlu mengembangkan desain pembelajaran yang mengkaitkan antara KD dan KI-4. Tujuannya agar peserta
didik dapat mengalami proses belajar melalui kegiatan: mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret. Dalam hal ini, peserta didik memperoleh
pengetahuan secara langsung dari narasumber yang ada di masyarakat.
Pengembangan desain pembelajaran bertujuan juga untuk memfasilitasi
pembelajaran secara tidak langsung, sehingga kerangka pembelajaran harus dikelola sedemikian rupa. Proses belajar yang tercipta dari keterkaitan KI-3 dan
KI-4 dapat memberikan dampak pengiring nurturant efect tumbuhnya sikap spiritual yang dimaksud dalam KI-1 dan sikap sosial dalam KI-2. Penguasaan
kompetensi KI-3 dan KI-4 serta dampak pengiring sebagaimana dimaksud dalam KI-1 dan KI-2, maka akan tercapai secara utuh kompetensi integrasi KI-
1, KI-2, KI-3 dan KI-4 utuh menyeluruh.
Oleh karena PPKn merupakan mata pelajaran yang bermuatan nilai dan moral, dimana kandungan KI-3 dan KI-4 sudah bermuatan nilai dan moral
dalam dimensi pengetahuan dan keterampilan, maka pembelajaran langsung KI-3 dan KI-4 secara otomatis akan menjadi dampak pengiring terhadap KI-1
dan KI-2.
Pendekatan pembelajaran PPKn memusatkan perhatian pada proses
pembangunan pengetahuan, keterampilan, sikap spiritual dan sikap sosial melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual
terhadap sumber nilai, instrumentasi dan fraksis nilai dan moral yang bersumber dari empat pilar kebangsaan. Untuk itu perlu dikembangkan
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hal-hal sebagai berikut.
1 Meningkatkan rasa keingintahuan foster a sense of wonder terkait hal-hal baik yang bersifat empirik maupun konseptual.
2 Meningkatkan keterampilan mengamati encourage observation dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya yang bersifat kasat mata tetapi juga
yang syarat makna. 3 Melakukan analisis push for analysis untuk mendapatkan keyakinan nilai
dan moral yang berujung pada pemilikan karakter tertentu. 4 Berkomunikasi require communication, baik yang bersifat intrapersonal
berkomunikasi dalam dirinyakontemplasi maupun interpersonal mengenai hal yang terpikirkan maupun yang bersifat metakognitif.