Hubungan Antargatra Proses Pembelajaran

Kelas X SMAMASMKMAK 264 kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional pancagatra. b. Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistik, yaitu suatu tatanan yang utuh, menyeluruh dan terpadu, terdapat saling hubungan antargatra di dalam keseluruhan kehidupan nasional astagatra. c. Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan, sebaliknya kekuatan dari salah satu atau beberapa gatra dapat didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah, dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. d. Ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya, melainkan suatu resultante keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi dinamik kehidupan bangsa di bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Selanjutnya hubungan antargatra, dikemukakan seperti uraian berikut. 1 Gatra geograi, karakter geograi sangat mempengaruhi jenis, kualitas dan persebaran kekayaan alam dan sebaliknya kekayaan alam dapat mempengaruhi karakter geograi. 2 Antara gatra geograi dan gatra kependudukan; Bentuk-bentuk kehidupan dan penghidupan serta persebaran penduduk sangat erat kaitannya dengan karakter geograi dan sebaliknya karakter geograi mempengaruhi kehidupan dari penduduknya. 3 Antara gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam; kehidupan dan penghidupan pendudukan dipengaruhi oleh jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam, demikian pula sebaliknya jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam dipengaruhi oleh faktor-faktor kependudukan khususnya kekayaan alam yang dapat diperbaharui. Kekayaan alam mempunyai manfaat nyata jika telah diolah oleh penduduk yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. 4 Hubungan antargatra dalam pancagatra; setiap gatra dalam pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-gatra lain dan sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain secara terintegrasi. Buku Guru PPKn 265 c. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini adalah sebagai berikut. Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar, dilanjutkan dengan apersepsi. 2. Guru menyampaikan topik tentang “Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara”. 3. Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui metode diskusi. Kelompok yang telah ditentukan topiknya pada pertemuan pertama Kelompok 7 agar mempersiapkan kelompoknya. Kegiatan Inti 1. Presentasi Kelompok 7, topik Bab 7 Sub-bab c. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara. 2. Pada saat Kelompok 7 tampil presentasi, kelompok lainnya menyimak materi presentasi mengamati. 3. Setelah presentasi selesai dipaparkan oleh Kelompok 7, kelompok lain memberikan saranmasukan dan mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang sedang dibahas menanya. 4. Pengajuan pertanyaan dilakukan dalam bentuk termin pertanyaan jumlah termin disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan sebelum presentasi kelompok dalam bentuk penugasan mencari informasi terkait dengan materi yang akan di presentasikan. Kegiatan mengasosiasikan dilakukan baik oleh kelompok yang mendapat tugas presentasi, juga kelompok lain dengan melakukan analisis dalam kelompok pada saat menyimak jalannya presentasi guna membuat pertanyaan. Penutup 1. Guru menyimpulkan materi dan jalannya diskusi. 2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan releksi terkait dengan kasus tersebut. 3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar. Kelas X SMAMASMKMAK 266 d. Penilaian

1. Penilaian Sikap

Pe nilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses diskusi berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat diskusi berlangsung, kemampuan menyampaikan pendapat, argumentasimenjawab pertanyaan serta aspek kerja sama kelompok.

2. Penilaian Pengetahuan

P e nilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik diminta untuk mendeskripsikan penjabaran aspek Trigatra dan Pancagatra dalam konteks wawasan Nusantara Indonesia

3. Penilaian Keterampilan

P enilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawabmempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukansaran terkait dengan materi yang sedang dibahas mengkomunikasikan secara lisan.

4. PERTEMUAN KEEMPAT

Pertemuan keempat akan membahas materi tentang peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan Nusantara. Dalam pertemuan ini dengan model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik melakukan analisis mengenai tantangan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

a. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Membangun nilai-nilai menghargai dan peduli pentingnya wawasan Nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia 2 Menunjukkan peran serta warga negara mendukung implementasi wawasan Kebangsaan 3 Menyaji dan mengkomunikasikan hasil analisis tentang pentingnya wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Materi Pelajaran

Wawasan Nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Implementasi atau penerapan Wawasan Nusantara tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan. Implementasi wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut. Buku Guru PPKn 267 1 Implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat 2 Implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Di samping itu, implementasi wawasan Nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antardaerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri. 3 Implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia sang Pencipta. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya. 4 Implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan Hankam akan menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini akan menjadi modal utama yang akan menggerakkan partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menanggapi setiap bentuk ancaman, seberapa pun kecilnya dan dari manapun datangnya, atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan negara. 5 Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional sebagaimana dijelaskan di atas, implementasi wawasan Nusantara harus menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh Indonesia. Di samping itu, wawasan Nusantara dapat diimplementasikan ke dalam segenap pranata sosial yang berlaku di masyarakat dalam nuansa kebhinnekaan sehingga menciptakan kehidupan yang toleran, akrab, peduli, hormat, dan taat hukum. Semua itu menggambarkan sikap, paham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai identitas atau jati diri bangsa Indonesia. 6 Untuk itu, agar terketuk hati nurani setiap warga negara Indonesia dan sadar bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diperlukan pendekatan dengan program yang teratur, terjadwal, dan terarah. Hal ini akan mewujudkan keberhasilan implementasi Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pengukuhan wawasan.Nusantara. Dengan demikian, NKRI dan wawasan Nusantara merupakan satu paket dalam kehidupan nasional guna mewujudkan ketahanan nasional yang tidak bisa tergantikan dengan yang lainnya.