NIR Near Infrared dan Pengukuran Non-Destruktif

13 dengan menentukan jumlah substrat yang hilang, O 2 yang diserap, CO 2 yang dihasilkan, panas yang dihasilkan, dan energi yang timbul Pantastico, 1986. Dengan pengukuran O 2 dan CO 2 dimungkinkan untuk mengevaluasi sifat proses respirasi. Perbandingan antara gas CO 2 yang dihasilkan dengan gas O 2 yang dibutuhkan dinamakan Respiration Quotient RQ. RQ berguna untuk mendeduksi sifat substrat yang digunakan dalam respirasi. Jadi RQ yang diukur hanya merupakan nilai rata-rata yang bergantung pada sumbangan respirasi masing-masing substrat dan kandungan nisbi karbon, H 2 dan O 2 nya. Untuk oksidasi glukosa, RQ = 1, oksidasi malat RQ = 1.3 dan oksidasi alternatif seperti asam stearat RQ = 0.7. Proses respirasi anaerob fermentasi ditandai dengan RQ yang tinggi. Menurut Winarno dan Wirakartakusumah 1981 dalam Tim Peneliti 1994, laju respirasi buah dan sayuran dipengaruhi oleh umur panen, suhu simpan, komposisi udara, adanya luka dan komposisi bahan kimia. Umur panen muda menunjukkan laju respirasi yang lebih cepat. Laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk menduga daya simpan buah dan sayuran setelah dipanen. Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran laju jalannya metabolisme dan sering digunakan untuk menduga potensi daya simpan produk, dimana bahan yang memiliki laju respirasi tinggi biasanya memiliki daya simpan yang pendek.

E. NIR Near Infrared dan Pengukuran Non-Destruktif

Infra merah dekat merupakan gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya mulai dari 700 nm sampai 3000 nm. Panjang gelombang ini telah lama dipelajari dan digunakan sebagai metoda analitik berbagai material baik organik maupun anorganik. Dalam penggunaannya, teknologi NIR memiliki kelebihan karena dapat menganalisa dengan kecepatan tinggi, tidak menimbulkan polusi, penggunaan preparat contoh yang sederhana, tidak menggunakan bahan kimia dan dapat menganalisa contoh secara non destruktif William dan Norris, 1990 dalam Rochimawati, 2004. Cahaya tampak diterima oleh mata sesuai dengan besarnya pantulan, seperti halnya warna dihasilkan dari cahaya yang dipantulkan dari suatu objek. Setiap bahan memiliki spektrum gabungan pantulan infra merah dekat yang 14 unik yang dihasilkan dari efek penyebaran, penyerapan, dan pantulan cahaya oleh bahan. Sugana 1995 menggunakan teknologi NIR untuk mendeteksi kememaran buah apel Rome Beauty dengan panjang gelombang 900 – 1400 nm. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa panjang gelombang yang tepat untuk mendeteksi kememaran apel varietas Rome Beauty adalah 930, 940, 950, 1110, dan 1390 nm. Disimpulkan juga bahwa kekerasan apel tidak terlalu berpengaruh terhadap pantulan spektrum yang dihasilkan, sehingga hasil pantulan spektrum yang diperoleh dari setiap apel dikatakan mempunyai sifat yang sama. Rosita 2001 menerapkan teknologi NIR untuk memprediksi mutu buah duku. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa NIR dapat memprediksi kadar gula dan kekerasan buah duku dengan baik. Disimpulkan pula bahwa data absorbansi NIR memberikan nilai korelasi yang lebih tinggi 0.91, standar error lebih rendah 0.87 dan koefisien keragaman yang lebih akurat 5.39 dari data reflektan NIR. Munawar 2002 menerapkan teknologi NIR untuk menduga kadar gula dan kekerasan buah belimbing. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa NIR dapat menduga kadar gula dan kekerasan buah belimbing dengan baik. Disimpulkan pula bahwa data absorbansi dapat menduga kadar gula lebih baik daridata reflektan, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang lebih tinggi 0.9303 untuk sampel preparat, begitu pula untuk pendugaan kekerasan data absorbansi lebih baik dengan nilai koefisien korelasi 0.9301 untuk sampel preparat. III . METODOLOGI

A. Bahan dan Alat 1. Bahan