5.479.675 dan pada tahun 2005 menjadi Rp 6.291.754. Dari kondisi di atas meggambarkan bahwa secara riil daya beli masyarakat tumbuh sebesar 4,24
persen pada tahun 2005. Tabel 4.5. Pendapatan Perkapita Jawa Barat dan Pertumbuhannya Tahun 2000-
2005
Tahun Pendapatan Perkapita Atas
Dasar Harga Berlaku Rp
Pertumbuhan Pendapatan Perkapita
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Rp
Pertumbuhan
2000 5.479.675 -
5.479.675 -
2001 6.017.732 9,82
5.583.453 1,89
2002 6.500.469 8,02
5.686.649 1,85
2003 7.199.663 10,76
5.841.078 2,72
2004 7.796.044 8,28
6.036.063 3,34
2005 9.925.174 27,18
6.291.754 4,24
Sumber: BPS, 2006.
4.3. Perkembangan Industri TPT Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat merupakan daerah utama produksi TPT di Indonesia, hal tersebut terbukti dengan terdapatnya 57 persen pabrik TPT terdapat di Jawa
Barat API, 2007. Pada Tabel 4.5. dirinci banyaknya perusahaan TPT yang terdapat di Provinsi Jawa Barat dari tahun 1999 sampai tahun 2004.
Tabel 4.6. Jumlah Perusahaan TPT di Jawa Barat Tahun 1999-2004 Tahun Jumlah
Perusahaan 1999 1082
2000 1070 2001 874
2002 1485 2003 1429
2004 1384
Sumber: BPS, 1999-2004.
Jumlah perusahaan TPT dari tahun 1999 mengalami peningkatan kecuali untuk tahun 2001 dan tahun 2004 jumlahnya mengalami penurunan, hal tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah krisis ekonomi yang berdampak negatif terhadap kondisi perekonomian Indonesia sehingga
menimbulkan krisis kepercayaan para investor. Para investor baik asing maupun dalam negeri cenderung tidak mau berinvestasi dalam kondisi perekonomian yang
belum pasti. Selain itu membanjirnya produk tekstil dari luar negeri seperti Cina, India serta negara-negara lain, kenaikan harga BBM dan masalah perburuhan
yang menghambat kegiatan produksi dan pertumbuhan sektor TPT terutama yang ada di Jawa Barat.
Salah satu industri yang mengalami kerugian adalah industri TPT yang sebagian besar terdapat di Provinsi Jawa Barat, karena industri ini sangat
tergantung pada bahan bakar solar atau residu untuk kegiatan produksinya. Hal ini mengakibatkan tingginya biaya produksi, sehingga mempengaruhi pula harga
penjualan produk. Sebagian perusahaan mengalami kebangkrutan atau gulung tikar kerena tidak mampu menutupi tingginya biaya produksi, mereka harus
bersaing dengan produk-produk luar negeri, seperti Cina yang harganya jauh lebih murah.
4.4 Peranan Industri TPT Terhadap Perekonomian Jawa Barat
Sektor industri TPT merupakan salah satu sektor andalan bagi perekonomian Jawa Barat, secara keseluruhan sumbangan sektor industri TPT
terhadap PDRB menunjukkan peningkatan. Industri TPT merupakan salah satu
komoditi ekspor terbesar Jawa Barat, nilai ekspor TPT Jawa Barat selama periode 2000 sampai 2005 mencapai angka rata-rata sebesar USD 3,68 miliar. Selain itu
industri TPT merupakan industri yang bersifat padat karya dimana mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar yaitu sebanyak 1.165.360 orang,
dengan demikian sektor industri TPT merupakan industri yang memiliki penyerapan tenaga kerja paling tinggi atau kedua terbesar di Jawa Barat setelah
sektor pertanian. Hal ini juga menunjukkan bahwa Industri TPT merupakan sektor penting dan strategis dalam pembangunan Jawa Barat selama ini. Besarnya
kontribusi yang diberikan oleh sektor industri TPT terhadap pembentukan PDRB memberikan arti bahwa sampai saat ini perekonomian Jawa Barat masih
didominasi oleh sektor industri.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Struktur Perekonomian Jawa Barat Tahun 1999
Analisis Tabel Input-Output 1999 dengan klasifikasi 10 sektor memperlihatkan struktur perekonomian Jawa Barat tahun 1999 yang terdiri atas
beberapa aspek diantaranya struktur permintaan dan penawaran, struktur konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah, struktur ekspor, struktur nilai
tambah bruto, serta dampak dari adanya program restrukturisasi tahap 1 yang merupakan program dari pemerintah tehadap perekonomian Jawa Barat.
5.1.1. Rasio Permintaan Antara, Permintaan Akhir dan Total Permintaan
Berdasarkan Tabel Input-Output Jawa Barat tahun 1999 klasifikasi 10 sektor, memberikan gambaran bahwa total permintaan barang dan jasa sebesar Rp
391,55 miliar yang terdiri atas permintaan antara dan permintaan akhir. Jumlah permintaan antara Jawa Barat pada tahun 1999 yaitu sebesar Rp 153,99 miliar.
Sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan permintaan antara adalah sektor industri lainnya yaitu mencapai Rp 66,99 miliar atau sebesar 43,51
persen. Besarnya kontribusi tersebut menggambarkan bahwa produk industri lainnya disebut sebagai produk antara karena menggunakan output dari sektor
industri tersebut untuk proses produksi lebih lanjut, sebagai contoh output yang berasal dari industri kimia digunakan dalam proses pewarnaan dalam industri
tekstil. Diurutan kedua adalah pertanian yaitu sebesar Rp 19,48 miliar atau sebesar 12,65 persen. Sektor pertanian merupakan sektor yang menghasilkan banyak