Multiplier Output Multiplier Pendapatan Multiplier Tenaga Kerja

5.4. Analisis Pengganda

Multiplier Analisis pengganda atau analisis multiplier digunakan untuk melihat apa yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen tertentu apabila terjadi perubahan dalam variabel-variabel eksogen, seperti permintaan akhir industri di perekonomian. Ada dua tipe multiplier yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu multiplier tipe I dan multiplier tipe II yang digunakan dalam analisis multiplier output, multiplier pendapatan, dan multiplier tenaga kerja. Multiplier tipe I diperoleh dari pengolahan lebih lanjut matriks kebalikan Leontief terbuka, sedangkan untuk multiplier tipe II diperoleh dari matriks kebalikan Leontief tertutup yang memasukan rumah tangga sebagai variabel endogenus.

5.4.1. Multiplier Output

Nilai multiplier output tipe I dan tipe II dapat dilihat pada Tabel 5.11. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa nilai multiplier tipe I yang memiliki niali terbesar adalah industri TPT yaitu sebesar 2,44 artinya jika terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor industri TPT sebesar Rp 1 juta maka mengakibatkan peningkatan output di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 2,44 juta. Kemudian untuk nilai multiplier output tipe II, sektor industri TPT memiliki nilai multiplier tipe II sebesar 3,88. Pada sektor industri TPT dapat dijelaskan bahwa jika rumah tangga dimasukan sebagai variabel endogen maka mengakibatkan peningkatan output diseluruh sektor perekonomian sebesar Rp 3,88 juta.

5.4.2. Multiplier Pendapatan

Tabel 5.11. memperlihatkan multiplier pendapatan tipe I dan tipe II. Untuk sektor industri TPT memiliki nilai multiplier terbesar kedua setelah sektor perdahangan yaitu sebesar 2,75. Maksud dari multiplier pendapatan tipe I sebesar sebesar 2,75 adalah jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah mmaka mengakibatkan peningkatan pendapatan diseluruh sektor perekonomian sebesar Rp 2,75 juta. Sedangkan untuk multiplier pendapatan tipe II sektor industri TPT berada di urutan ke dua memiliki nilai multiplier pendapatan tipe II sebesar 4,12 artinya jika rumah tangga dimasukan sebagai variabel endogen maka mengakibatkan peningkatan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 4,12 juta. Sektor industri TPT memiliki peranan cukup potensial dalam meningkatkan pendapatan seluruh sektor perekonomian Jawa Barat.

5.4.3. Multiplier Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil analisis multiplier tenaga kerja tipe I dan tipe II, menunjukan bahwa sektor industri TPT memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I sebesar 4,88 industri TPT berada pada urutan empat besar dari 10 sektor yang sudah di agregasi artinya jika terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor industri TPT, maka akan mengakibatkan peningkatan penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebesar 4,88 5 orang, sedangkan untuk nilai pada tipe II industri TPT memiliki nilai sebesar 7,89 artinya adalah adanya peningkatan konsumsi sektor industri TPT sebesar satu satuan akan mengakibatkan peningkatan penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebesar 7,89 3 orang. Industri TPT merupakan salah satu sektor industri padat karya sehingga memiliki nilai multiplier tenaga kerja yang cukup tinggi terbukti dari analisis multiplier tenaga kerja tipe I industri TPT berada pada peringkat empat besar. Hasil dari analisis multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja dapat disimpulkan bahwa industri TPT memiliki peranan yang cukup besar dalam peningkatan output, pendapatan, dan tenaga kerja pada sektor-sektor perekonomian di Jawa Barat. Tabel 5.8. Nilai Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Tipe I dan Tipe II Pada Sektor Perekonomian Jawa Barat 1999 Multiplier Output Multiplier Pendapatan Multiplier Tenaga Kerja Kode Sektor Tipe I Tipe II Tipe I Tipe II Tipe I Tipe II 1 Pertanian 1,3437 2,1055 1,3179 1,8305 1,1228 1,3054 2 Pertambangan dan penggalian 1,5386 1,7326 3,2130 3,6523 5,4236 6,6785 3 Industri tekstil dan pakaian jadi 2,4433 3,8801 2,7564 4,1236 4,8268 7,8941 4 industri lainnya 2,2597 4,6024 2,6396 4,8852 4,9333 9,9733 5 Listrik, gas dan air minum 2,1679 3,1844 2,5962 3,5482 7,5295 12,3290 6 Bangunan 2,1746 3,5618 1,6577 2,2639 2,0633 3,0819 7 Perdagangan, hotel dan restoran 1,5277 2,6731 1,5092 2,2052 1,3725 1,8545 8 Transportasi dan komunikasi 1,8371 2,7725 2,2107 2,8237 1,7708 2,2583 9 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1,4233 1,7164 1,9572 2,3010 1,6646 1,9552 10 Jasa-jasa 1,4298 2,6491 1,1181 1,3412 1,1479 1,4744 Sumber: Tabel Input-Output Jawa Barat 1999 klasifikasi 10 sektor diolah

5.5. Analisis Restrukturisasi TPT Tahap I terhadap Sektor-sektor Perekonomian Jawa Barat.