Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

maka keliling layang-layang dan dapat ditulis sebagai . b. Contoh soal open ended materi layang-layang Tentukanlah kemungkinan-kemungkinan luas layang-layang yang jumlah panjang kedua diagonalnya dengan panjang diagonal-diagonalnya merupakan bilangan bulat Soal tersebut merupakan soal open ended karena memiliki solusi tidak tunggal. Kemungkinan-kemungkinan luas layang-layang yang jumlah panjang kedua diagonalnya dengan panjang diagonal-diagonalnya merupakan bilangan bulat, yaitu: 1 Jika panjang kedua diagonalnya 3 dan lebar , maka luas layang- layang ; 2 Jika panjang kedua diagonalnya 2 dan lebar , maka luas layang- layang ; 3 Jika panjang kedua diagonalnya 1 dan lebar , maka luas layang- layang .

2.2 Kerangka Berpikir

Berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan siswa yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu pemecahan masalah open ended. Masalah atau soal open ended merupakan masalah yang memiliki penyelesaian lebih dari satu atau solusi tidak tunggal. Penelitian dilakukan pada kelas VII-E SMP Negeri 1 Kutowinangun Kebumen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif tentang analisis kualitas pembelajaran matematika dengan model Empat-K dan analisis proses berpikir kreatif siswa berdasar pada penjenjangan TKBK yang dirancang Siswono dengan mengacu pada pemecahan masalah open ended yang dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan pada observasi dan data nilai siswa kelas VII semester gasal tahun pelajaran 20142015, kemampuan pemecahan masalah siswa untuk materi segitiga dan segiempat sudah relatif tinggi. Meskipun begitu, berdasarkan hasil tes awal kemampuan berpikir kreatif siswa kelas masih tergolong rendah. Hal tersebut bisa disebabkan karena dalam pembelajaran matematika selama ini masih belum mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah pembelajaran dengan model Empat-K yang menekankan aspek berpikir kreatif pada pembelajarannya dan menggunakan alat peraga untuk membantu mengkonkretkan pemikiran siswa. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi penyusunan instrumen penelitian, validasi instrumen oleh ahli, pre-test, pembelajaran dengan model Empat-K, post-test dan wawancara mendalam. Instrumen pre-test dan post-test kemampuan berpikir kreatif, pedoman wawancara divalidasi oleh ahli yang terdiri terdiri dari dua dosen, sedangkan instrument lembar pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa, angket respon siswa, serta perangkat pembelajaran divalidasi oleh seorang dosen dan seorang guru matematika. Setelah selesai dilakukan pembelajaran, siswa diberikan post-test kemampuan berpikir kreatif pada pemecahan masalah open ended. Kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada 3 kriteria Silver yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Aspek kefasihan yaitu siswa menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam solusi. Aspek fleksibilitas yaitu siswa menyelesaikan masalahdengan beberapa cara atau siswa menemukan berbagai metode penyelesaian dari masalah. Aspek kebaruan yaitu siswa memeriksa jawaban dengan berbagai metode penyelesaian dan kemudian membuat metode yang baru yang berbeda. Tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dilihat dari hasil post-test yang dikerjakan. Penelitian ini menggunakan tingkat kemampuan berpikir kreatif TKBK siswa yang dirancang oleh Siswono berdasarkan 3 kriteria Silver. Rancangan TKBK tersebut yaitu sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif dan tidak kreatif. Sangat kreatif TKBK 4 apabila memenuhi siswa kriteria kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan atau hanya memenuhi kriteria fleksibilitas dan kebaruan. Kreatif TKBK 3 apabila siswa memenuhi kriteria kefasihan dan fleksibilitas, atau memenuhi kriteria kefasihan dan kebaruan. Cukup kreatif TKBK 2 apabila siswa memenuhi kriteria fleksibilitas saja atau kebaruan saja. Kurang kreatif TKBK 1 apabila siswa memenuhi kriteria kefasihan saja. Tidak kreatif TKBK 0 apabila siswa tidak memenuhi kriteria apapun. Setelah diketahui TKBK setiap siswa, kemudian dilakukan wawancara mendalam untuk menganalisis karakteristik tahap proses berpikir kreatif dari setiap subjek penelitian. Wawancara dilakukan dengan menggunakan acuan dari hasil tes pemecahan masalah open ended yang dikerjakan oleh masing-masing subjek penelitian. Subjek penelitian dipilih masing-masing 2 subjek jika ada pada setiap TKBK. Untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa, pedoman yang digunakan adalah proses berpikir kreatif menurut teori Wallas. Proses berpikir kreatif tersebut meliputi tahap persiapan, inkubasi, illuminasi dan verifikasi. Aktivitas dalam analisis data hasil wawancara yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Penyajian data meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data, menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga dapat ditarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan yaitu menyimpulkan dari data yang telah dikumpulkan dan memverifikasi kesimpulan tersebut. Setelah diperoleh data wawancara kemudian dilakukan tahap pengumpulan data. Data yang terkumpul kemudian direduksi. Data yang direduksi kemudian dikategorikan sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut.

2.3 Hipotesis Penelitian