Pendidikan Karakter Ekonomi Kreatif

berbagai cara yang berbeda. Kebaruan dalam pemecahan masalah didasarkan pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda- beda tetapi bernilai benar atau ada jawaban yang “tidak biasa” dilakukan oleh siswa pada tingkat pengetahuannya. Dari penjelasan di atas, pemecahan masalah open ended merupakan proses yang dilakukan seseorang siswa dalam upaya menemukan solusi penyelesaian dari masalah open ended yang dihadapinya.

2.1.9 Model Empat-K

Model Empat-K Karakter, Kreatif, Konservasi, Kinerja merupakan model pembelajaran untuk jenjang SMP yang dikembangkan oleh tim dosen dari Jurusan Matematika UNNES. Model tersebut dikembangkan oleh tim dosen yang beranggotakan Dr. Masrukan, M.Si., Dr. Rochmad, M.Si., Bambang Eko Susilo, S.Pd., M.Pd, dan Drs. Suhito, M.Pd. Model Empat-K merupakan model pembelajaran bermuatan pada pendidikan karakter dan ekonomi kreatif dengan pemanfaatan barang bekas dengan menggunakan asesmen kinerja.

2.1.9.1 Pendidikan Karakter

Karakter merupakan sifat atau watak seseorang yang membedakan ia dengan orang-orang di sekitarnya. Aziz, sebagaimana dikutip Depiyanti 2012: 224, memandang definisi karakter sebagai kualitas atau kekuatan mental dan moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan ciri khas dari kepribadian seorang individu yang membedakan dengan individu lain. Pendidikan karakter merupakan salah satu program pemerintah yang saat ini begitu digalakkan di dunia pendidikan. Aqib dan Sujak, sebagaimana dikutip Depiyanti 2012: 225-226, menuliskan prinsip pendidikan karakter pada sebuah sekolah, yaitu bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip diantaranya sebagai berikut. 1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. 2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku. 3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter. 4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. 5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik. 6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua siswa, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses. 7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para siswa. 8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. 9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. 10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter.

2.1.9.2 Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya memenangkan kompetisi dalam persaingan dunia global, khususnya dalam hal home industry. Dalam ekonomi kreatif, tenaga kerja dan teknologi merupakan dua faktor utama yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam mencipta produktivitas yang tinggi dan secara agregatif agar nantinya dapat mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Disperindag 2008, diidentifikasi secara umum memiliki 5 permasalahan utama yang menjadi pokok perhatian dalam rencana pengembangan industri kreatif untuk pencapaian tahun 2015. Kelima permasalahan utama tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Kuantitas dan kualitas sumber daya insani sebagai pelaku dalam industri kreatif yang membutuhkan perbaikan dan pengembangan: lembaga pendidikan dan pelatihan, serta pendidikan bagi insan kreatif Indonesia. 2. Iklim kondusif untuk memulai dan menjalankan usaha di industri kreatif, yang meliputi: sistem administrasi negara, kebijakan dan peraturan, infrastruktur yang diharapkan dapat dibuat kondusif bagi perkembangan industri kreatif. Dalam hal ini termasuk perlindungan atas hasil karya berdasarkan kekayaan intelektual insan kreatif Indonesia. 3. Penghargaan atau apresiasi terhadap insan kreatif Indonesia dan karya kreatif yang dihasilkan, yang terutama berperan untuk menumbuhkan rangsangan berkarya bagi insan kreatif Indonesia dalam bentuk dukungan baik finansial maupun non finansial. 4. Percepatan tumbuhnya teknologi informasi dan komunikasi, yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, bertukar pengetahuan dan pengalaman, sekaligus akses pasar yang sangat penting bagi pengembangan industri kreatif. 5. Lembaga Pembiayaan yang mendukung pelaku industri kreatif, mengingat lemahnya dukungan lembaga pembiayaan konvensional dan masih sulitnya akses bagi entrepreneur kreatif untuk mendapatkan sumber dana alternatif seperti modal ventura, atau dana Corporate Social Responsibility CSR.

2.1.9.3 Konservasi