Analisis Kualitas Pembelajaran Berpikir Kreatif

1.4.4 Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan sumbangan pemikiran untuk penelitian selanjutnya tentang analisis proses berpikir kreatif siswa pada pembelajaran matematika dengan masalah open ended.

1.5 Penegasan Istilah

Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan intepretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu adanya penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah juga dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1.5.1 Analisis

Dalam penelitian ini, analisis yang dimaksud yaitu penyelidikan dan penguraian data kuantitatif maupun data kualitatif tentang kualitas pembelajaran dan proses berpikir kreatif siswa yang diperoleh dari hasil penelitian.

1.5.2 Kualitas Pembelajaran

Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu. Dalam dunia pendidikan, kualitas pembelajaran dilihat dari keberhasilan belajar siswa dan kualitas dari proses pembelajaran. Dalam penelitan ini, kualitas proses pembelajaran dengan model Empat-K ditentukan oleh hasil pengamatan kinerja guru, hasil pengamatan aktivitas siswa, dan hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran dengan model Empat-K, sedangkan keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh ketuntasan klasikal hasil post-test dan peningkatan nilai rata-rata dari pre-test ke post-test.

1.5.3 Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban maupun strategi penyelesaian yang digunakan untuk memecahkan masalah. Berpikir kreatif merupakan suatu pemikiran yang berusaha menciptakan atau membangun gagasan yang baru. Pada penelitian ini kriteria yang digunakan menilai kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. 1.5.4 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Tingkatan kemampuan berpikir kreatifnya yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan penjenjangan TKBK Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif yang dirancang oleh Siswono yang terdiri dari TKBK 4 sangat kreatif, TKBK 3 kreatif, TKBK 2 cukup kreatif, TKBK 1 kurang kreatif, dan TKBK 0 tidak kreatif. 1.5.5 Proses Berpikir Kreatif Setelah menentukan 2 subjek wawancara dari setiap TKBK jika ada, kemudian dilakukan wawancara proses berpikir kreatif pada setiap subjek. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis karakteristik dari setiap tahap pada proses berpikir kreatif dari masing-masing subjek yang dipilih dari setiap TKBK melalui wawancara mendalam. Proses berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan proses berpikir kreatif menurut teori Wallas yang meliputi tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap iluminasi, dan tahap verifikasi. Pada tahap persiapan, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan informasi yang relevan, dan mencari pendekatan untuk memecahkannya. Pada tahap inkubasi, seseorang seakan-akan melepaskan diri secara sementara dari masalah yang ia hadapi. Pada tahap iluminasi, seseorang mendapatkan sebuah cara untuk memecahkan masalah yang diikuti dengan munculnya inspirasi dan ide-ide yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru yang lain. Tahap verifikasi adalah tahap seseorang menguji dan mengecek apakah solusi pemecahan masalah tersebut yang ia pikirkan sudah benar atau belum.

1.5.6 Masalah Open Ended