Tinjauan Penelitian Terkait LANDASAN TEORI

Uraian diatas menunjukkan bahwa besar kecilnya pendapatan keluarga ditentukan oleh berbagai faktor yaitu pendapatan pokok dan pendapatan sampingan.

G. Tinjauan Penelitian Terkait

Penelitian dalam bidang geografi industri telah banyak dilakukan sebelumnya dalam bentuk skripsi, jurnal, artikel dan lain-lain. Penelitian tersebut diantaranya adalah Skripsi Heri Rochman, 2005, Subekhan, 2007, Irianti, 2011 dan Retnoningsih, 2012. Berikut adalah deskripsi dari masing-masing penelitian dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 yang telah terlampir. Heri Rochman, 2005 dengan judul “Persebaran Dan Daya Serap Tenaga Kerja Industri Rumah Tangga Batu Bata Di Desa Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang”. Latar belakang penelitian adalah industri merupakan sumber mata pencaharian pokok dan memberikan sumbangan bagi pendapatan keluarga di desa Baran Kecamatan Ambarawa. Variabel penelitian adalah persebaran lokasi industri, daya serap tenaga kerja industri, sumbangan pendapatan keluarga dan pemasaran industri rumah tangga batu bata. Metode teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dengan batuan peta dan metode deskriptif dengan bantuan tabel. Hasil penelitian adalah persebaran industri rumah tangga batu bata di desa Baran tersebar tidak merata mengikuti lokasi bahan baku berada dan yang terbesar berda di Dukuh Baran Gembongan sebanyak 38 unit 47,50, daya serap tenaga kerja industri sebesar 213 orang 5,40. Sumbangan pendapatan perajin industri terhadap pendapatan keluarga rata-rata 61,60, sedangkan sumbangan istri lebih kecil 38,40. Pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp. 761.300,00 perbulan. Daerah pemasaran hasil industri rumah tangga batu bata Desa Baran sampai ke wilayah bagian timur Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga, tetapi sebagian besar pemasaran produk batu bata Desa Baran melayani Desa-Desa yang berada di wilayah Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Cara pemasaran produk batu bata di Desa Baran sebagian besar langsung kepada konsumen yang langsung datang ke lokasi industri. Imam Subekhan, 2007 dengan judul “Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Kuning an Di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja, pendapatan keluarga, cara pemasaran dan persebaran lokasi industri kecil kuningan dengan latar belakang bahwa industri tersebut mampu memberikan peluang peningkatan penghasilan dan memperluas kesempatan kerja. Variabel penelitian adalah lokasi industri kecil kuningan, bahan baku industri, tenaga kerja industri, pemasaran industri dan pendapatan serta pemetaaan persebaran industri. Metode teknik analisis data yang digunakan adalah analisis teori lokasi Weber, analisa penyerapan tenaga kerja, analisis persebaran lokasi industri, analisis cara pemasaran dan analisis jarak tempat tinggal kerja. Hasil penelitian adalah tingkat penyerapan tenaga kerja industri di Kecamatan Juwana sebesar 8,5 dari jumlah penduduk usia kerja. Sedangkan tingkat penyerapan tenaga kerja industri kecil kuningan sebesar 6,7 dari tenaga kerja industri di kecamatan Juwana. Sumbangan pendapatan tenaga kerja industri kecil kuningan terhadap pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp. 893.000,00 perbulan. Cara pemasaran hasil industri kecil kuningan di Kecamatan Juwana sebagian besar secara langsung 58,3. Daerah pemasaran paling banyak di Surabaya 28,8. Persebaran industri kecil kuningan di Kecamatan Juwana sebagian besar berada di Desa Growonglor sebanyak 77 unit 32,2. Diah Iriyanti, 2011 dengan judul “Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Periode 1999 – 2009”. Isi dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat penyerapan tenaga kerja industri dari tahun 1999 sampai 2009, megetahui karakteristik tenaga kerja industri serta persebaran lokasi industri di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Hal ini didasarkan bahwa pada Kecamatan Bergas merupakan bagian dari sentra kawasan industri berikat Kabupaten Semarang sehingga perkembangan industri tumbuh pesat dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga mampu menampung banyak tenaga kerja. Metode analisis yang digunakan adalah analisis penyerapan tenaga kerja dan analisis penyebaran industri. Hasil penelitian adalah penyerapan tenaga kerja sektor industri mengalami puncak penyerapan terbesar pada tahun 1999 mencapai 21,02, Tingkat penyerapan mengalami penurunan terus menerus hingga hanya mencapai 4,67. Pada tahun 2006 penyerapan tenaga kerja kembali pulih hingga tahun 2009 kenaikan berangsur-angsur hingga mencapai angka 16,73. Rata-rata upah setiap bulannya adalah Rp.873.000,00. Pendapatan keluarga berkisar antara Rp.700.000,00 sd Rp.3.200.000,00. Persebaran industri Besar berpusat di Karangjati, Ngempon dan Randugunting, Persebaran Industri Menegah berpusat di Karangjati sedangkan sisanya berada di Wringin Putih, Ngempon dan Bergas Lor, Persebaran Industri Kecil hampir tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Bergas, berpusat di Karangjati, Bergas Lor dan Wujil, sedangkan sisanya tersebar di seluruh wilayah. Dwi Retnoningsih, 2012 adalah “Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kacang Di Kabupaten Pati Tahun 2006 – 2010”. Tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat penyerapan tenaga kerja, mengetahui karakteristik demografi, sosial dan ekonomi tenaga kerja dan persebaran lokasi, daerah asal bahan baku, dan jangkauan pemasaran industri kacang Kabupaten Pati. Latar belakang tujuan penelitian adalah karena industri kacang perkembangannya saat ini tidak hanya pada industri besar, tetapi telah sampai pada industri rumah tangga dan kegiatan dalam industri kacang tersebut membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Variabel penelitian adalah penyerapan tenaga kerja, karakteristik tenaga kerja dan aspek persebaran industri, asal bahan baku serta jangkauan pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah analisis tingkat penyerapan tenaga kerja, analisis karakteristik tenaga kerja dan analisis keruangan. Hasil penelitian adalah tingkat penyerapan tenaga kerja secara umum pada industri kacang di Kabupaten Pati dalam jangka waktu 5 tahun yaitu tahun 2006 sampai 2010 terjadi fluktuasi. Penyerapan tetinggi pada tahun 2007 yaitu mencapai 0,65 dan terendah pada tahun 2009 mencapai 0,55. Karakteristik tenaga kerja industri meliputi; karakteristik demografi yaitu rata-rata berjenis kelamin wanita sebanyak 63,8 dengan umur 35 tahun sebanyak 9,5 dan berasal dari Kecamatan Pati sebanyak 38,8. Berdasarkan karakteristik ekonomi pendapatan keluarga rata-rata Rp.1.890.000.00 setiap bulannya. Lokasi industri kacang tersebar di 18 desa dari 7 kecamatan. Bahan baku industri rumah tangga berasal dari dalam kecamatan, industri kecil berasal dari antar kecamatan, industri sedang berasal dari antar kabupaten dan industri besar kacang berasal dari antar provinsi dan impor luar negeri. Jangkauan pemasaran pada industri kecil dan rumah tangga hanya dalam batas kecamatan. Pada industri sedang sampai batas kabupaten dan pada industri besar sampai ekspor ke luar negeri. Penjelasan secara rinci disajikan pada tabel 1 pada halaman 36-42. Tabel 1. Beberapa Penelitian Terkait No. Nama SkripsiTA Tahun Judul Variabel Teknik analisis data Hasil 1 Heri Rochman Skripsi 2005 Persebaran Dan Daya Serap Tenaga Kerja Industri Rumah Tangga Batu Bata Di Desa Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang 1. Lokasi industri rumah tangga batu bata 2. Daya serap tenaga kerja 3. Sumbangan pendapatan keluarga 4. Daerah pemasaran 1. Persebaran lokasi industri, dengan metode deskriptif dengan batuan peta 2. Daya serap tenaga kerja, dengan metode deskriptif dengan bantuan tabel 3. Sumbangan pendapatan keluarga, metode deskriptif dengan bantuan tabel 4. Daerah pemasaran, metode deskriptif dengan bantuan peta dan tabel 1. Persebaran industri rumah tangga batu bata di desa Baran tersebar tidak merata mengikuti lokasi bahan baku berada dan yang terbesar berda di Dukuh Baran Gembongan yaitu sebanyak 38 unit 47,50 2. Daya serap tenaga kerja industri rumah tangga batu bata di Desa Baran yaitu sebesar 213 orang 5,40. 3. Sumbangan pendapatan perajin industri rumah tangga batu bata terhadap pendapatan keluarga rata-rata 61,60, sedangkan sumbangan istri lebih kecil 38,40, hal ini disebabkan karena industri rumah tangga batu bata merupakan pekerjaan pekerjaan pokok perajin. Pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp. 761.300,00 perbulan. Pendapatan rata-rata keluarga tersebut sudah di atas Upah Minimum Kabupaten UMK Semarang yang hanya sebesar Rp. 386.500,00. 4. Daerah pemasaran hasil industri rumah tangga batu bata Desa Baran yaitu sampai ke wilayah bagian timur Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga, tetapi sebagian besar pemasaran produk batu bata Desa Baran melayani Desa-Desa yang berada di wilayah Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Cara pemasaran produk batu bata di Desa Baran sebagian besar langsung kepada konsumen yang langsung datang ke lokasi industri. 2 Imam Subekhan Skripsi, 2007 Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Kuningan Di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati 1. Lokasi industri kecil kuningan 2. Bahan baku industri kecil kuningan, indikator: a. Asal daerah b. Jumlah kg bahan kuningan rosok dalam satu kali produksi 1. Analisa teori Lokasi Weber 2. Analisa penyerapan tingkat penyerapan tenaga kerja 3. Analisis persebaran lokasi industri 4. Analisis cara pemasaran 1. Tingkat penyerapan tenaga kerja industri di Kecamatan Juwana sebesar 8,5 dari jumlah penduduk usia kerja. Sedangkan tingkat penyerapan tenaga kerja industri kecil kuningan sebesar 6,7 dari tenaga kerja industri di kecamatan Juwana. 2. Sumbangan pendapatan tenaga kerja industri kecil kuningan terhadap pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp. 893.000,00 3. Tenaga kerja industri kecil kuningan, indikator: a. Jumlah tenaga kerja b. Tingkat pendidikan tenaga kerja c. Sistem upah d. Sistem perekrutan tenaga kerja e. Jumlah waktu kerja f. Upah tenaga kerja 4. Pemasaran industri kecil kuningan, indikator: a. Cara pemasaran produksi industri kecil kuningan b. Daerah tujuan pemasaran produksi c. Jumlah barang industri 5. Analisis jarak tempat tinggal tenaga kerja perbulan. Pendapatan rata-rata keluarga tersebut sudah diatas Upah Minimum Kabupaten UMK Pati sebesar Rp. 550.000,00. 3. Cara pemasaran hasil industri kecil kuningan di Kecamatan Juwana sebagian besar secara langsung atau 58,3 yaitu pesanan secara langsung ke lokasi industri. Daerah pemasaran pemasaran produk industri kecil kuningan di Kecamatan Juwana di jual untuk memenuhi pasar dalam negeri meliputi Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya yang paling banyak di Surabaya atau 28,8. 4. Persebaran industri kecil kuningan di Kecamatan Juwana sebagian besar berada di Desa Growonglor yaitu sebanyak 77 unit atau 32,2. yang dipasarkan d. Harga jual hasil industri 5. Pendapatan, indikator: a. Modal industri b. Kontribusi penyerapan tenaga kerja 6. Pemetaan persebaran industri 3 Diah Iriyanti Skripsi, 2011 Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Periode 1999 – 2009 1. Penyerapan tenaga kerja, indikator: a. Jumlah tenaga kerja industri di Kecamatan Bergas b. Jumlah penduduk usia kerja di Kecamatan Bergas 2. Karakteristik tenaga kerja, indikator: a. Tingkat pendidikan b. Pekerjaan 1. Analisis Penyerapan tenaga kerja 2. Analisis karakteristik tenaga kerja 3. Analisis persebaran industri 1. Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri mengalami puncak penyerapan terbesar pada tahun 1999 yaitu mencapai 21,02, Tingkat penyerapan mengalami penurunan terus menerus hingga hanya mencapai 4,67. Dari tahun 1999 sampai 2005 tercatat mengalami penurunan mencapai 16,33. Tahun 2005 terjadi penurunan yang sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 penyerapan tenaga kerja kembali pulih hingga tahun 2009 kenaikan berangsur- angsur hingga mencapai angka 16,73. c. Sistem pengupahan d. Sistem perekrutan e. Waktu kerja f. Aksesibilita g. Pendapatan keluarga 3. Pemetaan persebaran industri, indikator: a. Peta administrasi Kecamatan Bergas b. Peta Rupa Bumi wilayah Kecamatan Bergas c. Jumlah industri yang ada di Kecamatan Bergas tahun 1999-2009 2. Pendapatan keluarga berkisar antara Rp.700.000,00 sd Rp.3.200.000,00. Sebagian kecil memiliki investasi berupa tanah dan ternak, dengan nilai yang dihasilkan antara Rp.50.000,00 sd Rp.800.000,00 setiap bulannya. Pengeluaran setiap bulan berkisar antara Rp.300.000,00 sd Rp.2.400.000,00 tergantung tiap keluarga yang bersangkutan. 3. Persebaran industri Besar berpusat di Karangjati, Ngempon dan Randugunting, Persebaran Industri Menegah berpusat di Karangjati sedangkan sisanya berada di Wringin Putih, Ngempon dan Bergas Lor, Persebaran Industri Kecil hampir tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Bergas, berpusat di Karangjati, Bergas Lor dan Wujil, sedangkan sisanya tersebar di seluruh wilayah. 4 Dwi Retnoningsih Skripsi, 2012 Penyerapan Tenaga Kerja Pada 1. Penyerapan tenaga kerja, indikator: a. Jumlah tenaga kerja industri 1. Analisis Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja 2. Analisis 1. Tingkat penyerapan tenaga kerja secara umum pada industri kacang di Kabupaten Pati dalam jangka waktu 5 tahun yaitu tahun 2006 Industri Kacang Di Kabupaten Pati Tahun 2006 – 2010 kacang Kabupaten Pati b. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Pati 2. Karakteristik tenaga kerja, indikator: a. Karakteristik demografi dan sosial meliputi: umur, jenis kelamin, asal tenaga kerja dan tingkat pendidikan b. Karakteristik ekonomi tenaga kerja meliputi: pekerjaan, tanggungan keluarga, sistem perekrutan, waktu kerja, sistem pengupahan, pendapatan Karakteristik Tenaga Kerja 3. Analisis Keruangan pada Persebaran Lokasi Industri, Derah asal bahan baku dan Jangkauan Pemasaran Produksi sampai 2010 terjadi fluktuasi. Penyerapan tetinggi pada tahun 2007 yaitu mencapai 0,65 dan terendah pada tahun 2009 mencapai 0,55. 2. Karakteristik tenaga kerja pada industri kacang Kabupaten Pati meliputi; karakteristik demografi yaitu rata-rata berjenis kelamin wanita sebanyak 63,8 dengan umur 35 tahun sebanyak 9,5 dan berasal dari Kecamatan Pati sebanyak 38,8. Berdasarkan karakteristik sosial yaitu pendidikan formal SD yang ditempuh selama 6 tahun mencapai 26,7. Berdasarkan karakteristik ekonomi pendapatan keluarga rata-rata Rp. 1.890.000.00 dengan pengeluaran rata-rata Rp. 1.280.000,00 setiap bulannya. 3. Lokasi industri kacang tersebar di 18 desa dari 7 kecamatan yaitu Pati, Margorejo, Gembong, Gunungwungkal, Trangkil, Jakenan dan Morgoyoso. Bahan baku industri rumah tangga keluarga, pengeluaran keluarga dan aksesibilitas. 3. Aspek persebaran industri, asal bahan baku, jangkauan pemasaran indikator: a. Persebaran industri kacang b. Daerah asal bahan baku kacang c. Jangkauan pemasaran produksi kacang. berasal dari dalam kecamatan, industri kecil berasal dari antar kecamatan, industri sedang berasal dari antar kabupaten dan industri besar kacang berasal dari antar provinsi serta mengimpor dari Negara India dan Vietnam. Jangkauan pemasaran pada industri kecil dan rumah tangga hanya dalam batas kecamatan. Pada industri sedang sampai batas kabupaten dan pada industri besar sampai ekspor ke Cina, Hongkong, Saudi Arabia,, Thailand, Eropa, USA, dan Kanada. Sumber : Penelitian 2005-2012 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian itu dilaksanakan atau lokasi penelitian tempat dimana seseorang melaksanakan survei, pencarian data dan wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

B. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat berjumlah 45 unit industri.

C. Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi diambil sebagai sampel. Dalam hal ini adalah semua industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat yang berjumlah 45 unit industri.

D. Variabel Penelitian

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dengan judul “Distribusi Spasial dan Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan di Kecamatan Ungaran Barat” yaitu distribusi spasial sebagai variabel bebas dan karakteristik industri sebagai variabel terikat.