Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin meninjau lebih dalam tentang perindustrian rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dengan
judul “Distribusi Spasial Dan Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan Di Kecamatan Ungaran Barat
”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah distribusi spasial industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat? 2.
Bagaimanakah karakteristik industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat?
3. Seberapa besar kontribusi industri rumah tangga pangan terhadap pendapatan
rumah tangga atau keluarga pengusaha di Kecamatan Ungaran Barat?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian yang bertemakan geografi industri ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui distribusi spasial yang meliputi distribusi spasial lokasi industri,
distribusi spasial asal daerah penghasil bahan baku dan distribusi sapsial daerah jangkauan pemasaran industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran
Barat. 2.
Mengetahui karakteristik industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran
Barat yang meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, produksi dan pemasaran hasil produksi industri.
3. Mengetahui besaran kontribusi industri rumah tangga pangan terhadap
pendapatan rumah tangga pengusaha di Kecamatan Ungaran Barat.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Manfaat secara teoritis maupun secara praktis bagi masyarakat, akademisi dan pemerintah dari penelitian ini adalah.
1. Secara Teoritis
a. Bagi akademisi dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan utamanya dalam bidang geografi industri. b.
Bagi pemerintah atau perumus kebijakan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan sektor industri rumah
tangga pangan. 2.
Secara Praktis a.
Sebagai informasi berupa kelengkapan data-data industri bagi masyarakat, Badan Pemerintah Daerah BAPPEDA dan Kantor Kecamatan Ungaran
Barat. b.
Sebagai alat bantu bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam merumuskan kebijakan yang mengarah pada pengembangan sektor industri
rumah tangga pangan.
E. BATASAN ISTILAH
Batasan atau penegasan istilah ini bertujuan untuk menghindari terjadinya bermacam-macam interpretasi dan mewujudkan kesatuan berpikir, cara pandang
dan anggapan tentang segala sesuatu pada penelitian ini sehinnga perlu ditegaskan istilah-
istilah yang ada khususnya pada penelitian ini dengan judul “Distribusi Spasial dan Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan di Kecamatan Ungaran
Barat”. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan antara lain adalah sebagai berikut.
1. Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga didefinisikan sebagai perusahaan industri yang memperkerjakan tenaga kerja kurang dari lima pekerja Kuncoro, 2007:342.
Dalam penelitian ini industri rumah tangga yang dimaksud adalah industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat.
2. Industri Rumah Tangga Pangan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 pada pasal 1 angka 16 menjelaskan bahwa industri rumah tangga pangan adalah
perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan manual hingga semi otomatis Abrianto, 2012:37.
Dalam penelitian ini industri rumah tangga pangan yang dimaksud adalah industri rumah tangga pangan keripik, roti, tempe dan tahu.
3. Distribusi Spasial Industri
Distribusi adalah sebaran. Sedangkan spasial dari pandangan geografi adalah segala hal yang menyangkut lokasi atau tempat Rustiadi dkk, 2009:50.
Dalam penelitian ini sebaran atau distribusi spasial objek yang diteliti adalah sebaran lokasi industri, sebaran asal daerah penghasil bahan baku dan sebaran
daerah jangkauan pemasaran produk industri di Kecamatan Ungaran Barat. 4.
Karakteristik Industri Robinson dalam Daldjoeni 1992:58 mengungkapkan bahwa karakteristik
geografis industri di suatu wilayah di antaranya yaitu bahan mentah, sumberdaya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air dan pasaran. Dalam
penelitian ini karakteristik geografis industri rumah tangga pangan meliputi modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja dan pemasaran.
9
BAB II LANDASAN TEORI