Distribusi Spasial IRTP Industri Rumah Tangga Pangan Karakteristik IRTP

Tabel 38. Pengeluaran Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Pengeluaran Pengusaha Persentase 1 Kurang dari Rp.50.000,00 13 28,89 2 Rp.50.00000 – Rp.100.000,00 26 57,78 3 Lebih dari Rp.100.000,00 6 13,33 Jumlah 45 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2013. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengeluaran biaya hidup untuk kebutuhan sehari-hari pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat perhari antara Rp.50.000,00 sampai Rp.100.000,00 ada 26 pengusaha 57,78. Sedangkan yang kurang dari Rp.50.000,00 ada 13 pengusaha 28,89 dan yang lebih dari Rp.100.000,00 ada 6 pengusaha 13,33.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Distribusi Spasial IRTP Industri Rumah Tangga Pangan

Peranan lokasi industri merupakan hal yang utama dalam menentukan kelangsungan suatu industri , karena pada dasarnya penentuan lokasi industri bertujuan untuk mencari keuntungan maksimum dari proses produksi dalam suatu industri, penempatan lokasi industri tidak bisa dilakukan secara serampangan tetapi harus dengan berbagai pertimbangan, hal ini untuk menghindari efek negatif dari pembangunan industri yang dilakukan. Kecamatan Ungaran Barat merupakan wilayah yang menunjukkan perkembangan pesat tumbuhnya industri yang terspesialisasi pada industri rumah tangga pangan. Dengan adanya industri yang terspesialisasi ini dapat meningkatkan produktifitas wilayah Ungaran Barat. Beberapa industri rumah tangga pangan yang terdapat di Kecamatan Ungaran Barat diantaranya adalah industri keripik, industri tempe, industri tahu dan industri roti dengan jumlah 45 unit industri. Lokasi industri pangan tersebut terkonsentrasi atau terpusat di Desa Lerep yang lebih didominasi oleh industri aneka macam keripik dengan jumlah 33 industri keripik 73,33. Hal ini dikarenakan industri rumah tangga pangan di Desa Lerep tepatnya di Dusun Karang Bolo lebih awal perkembangannya dan lokasi industri pada dasarnya mengacu pada pasar. Selain di Dusun Karang Bolo Desa Lerep, terdapat 2 industri roti dan 2 industri keripik di Dusun Soka Desa Lerep serta 1 industri tempe di Dusun Lerep Desa Lerep. Sedangkan sisanya ada 7 unit industri yang tersebar dibeberapa desa diantaranya adalah di Desa Keji, Kalisidi dan Genuk. Di Desa Keji terdapat 2 industri keripik tepatnya berada di Dusun Kalisidi dan Mrunten Kulon. Untuk Desa Keji ada 1 industri tempe yang berada di Dusun Suruhan dan di Desa Genuk ada 1 industri tahu yang berada di Dusun Genuk Barat.

2. Karakteristik IRTP

Serangkaian karkateristik atau faktor geografis industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, proses produksi dan pemasaran. Modal merupakan salah faktor produksi yang utama demi kelancaran industri yang diusahakan. Sumber atau asal modal yang dikeluarkan oleh pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat berasal dari modal sendiri, dari bank dan dari pinjaman keluarga. Modal yang dikeluarkan oleh pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat ada 3 jenis yaitu modal invesatsi awal, modal belanja dan modal operasional. Modal invesatsi awal merupakan modal yang dikeluarkan pada awal uasaha yang digunakan untuk jangka panjang yaitu alat dan bahan untuk proses produksi. Modal investasi awal yang dikeluarkan oleh pengusaha industri keripik, tahu dan tempe kurang dari 2 juta rupiah. Ada 26 pengusaha 57,78 yang menggunakan modalnya sendiri untuk usaha dengan besaran rata-rata Rp.970.000,00. Sedangkan pengusaha yang sumber modalnya memiinjam dari bank ada 15 pengusaha 33,33 dengan besaran rata-rata Rp,.1.700.000,00 dan pengusaha yang sumber modalnya berasal dari pinjaman keluarga ada 4 pengusaha 8,89 dengan rata-rata modal Rp 1.250.000,00. Jadi keseluruhan rata-rata modal investasi awal yang dikeluarkan poleh pengusaha adalah sebesar Rp.1.234.000,00. Sedangkan untuk 2 industri roti, modal yang dikeluarkan lebih dari dua juta rupiah. Sumber modal industri roti yang berasal dari bank yaitu sebesar Rp.25.000.000,00 dan sumber modal yang berasal dari modal sendiri yaitu sebesar Rp.10.000.000,00 untuk membeli kebutuhan alat-alat pembuat roti. Modal belanja merupakan modal yang digunakan untuk membelanjai kebutuhan proses produksi industri pada setiap harinya. Modal belanja yang dikeluarkan oleh pengusaha pangan di Kecamatan Ungaran Barat kurang dari satu juta seratusribu rupiah pada setiap harinya. Rata-rata besaran modal belanja yang dikeluarkan pengusaha adalah Rp.645.000,00 pada setiap harinya. Sedangkan modal operasional yaitu modal yang dikeluarkan untuk biaya operasional yang meliputi listrik, telepon, internet, tranport pemasaran dan upah tenaga kerja. Modal operasional yang dikeluarkan oleh pengusaha rata-rata sebesar Rp.55.000,00 untuk setiap harinya. Selain modal, bahan baku juga merupakan unsur yang penting dalam perindustrian, tanpa bahan baku suatu industri tidak akan menghasilkan produk. Jenis bahan baku yang digunakan oleh industri rumah tangga pangan adalah jenis bahan baku pangan kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, bayam, tempe dan tepung terigu. Bahan baku kacang kedelai digunakan untuk membuat tempe dan untuk bahan baku kacang tanah, kacang hijau, bayam dan tempe digunakan untuk membuat keripik. Sedangkan bahan baku tepung terigu digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan roti. Bahan baku pangan digunakan untuk proses produksi pengusaha setiap hari. Oleh karena itu, agar proses produksi industri lancar maka ketersediaan dan kemudahan perolehan bahan baku harus diperhatikan. Perolehan bahan baku pangan oleh pengusaha diperoleh dari Pasar Bandarjo. Sedangkan distribusi sapsial daerah asal penghasil bahan baku pangan tersebut berasal dari Kabupaten Semarang, Kecamatan Bandungan, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Negara Amerika dan Negara Argentina. Daerah asal penghasil bahan baku kacang kedelai diperoleh dari impor Negara Amerika dan Negara Argentina. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kualitas kacang kedelai di Indonesia kecil-kecil dibandingkan dengan kacang kedelai impor yang besar dan bagus. Sehingga pedagang lebih memilih kacang kedelai impor daripada produk dalam negeri. Hal ini dikarenakan para pengusaha tempe di Indonesia lebih memilih menggunakan kacang kedelai impor karena tempe yang dihasilkan lebih bagus, padat dan besar. Sedangkan jika menggunakan kacang kedelai dalam negeri kadang tidak jadi tempe karena ukuran kedelai yang kecil dan cepat busuk. Daerah asal penghasil bahan baku kacang tanah berasal dari petani di Kota Salatiga. Untuk daerah asal penghasil bahan baku kacang hijau berasal dari petani Demak dan untuk daerah asal penghasil bahan baku bayam berasal dari petani di Kecamatan Bandungan. Sedangkan untuk daerah asal penghasil bahan baku tepung terigu berasal Kota Semarang yang diperoleh dari Pasar Johar. Bahan baku yang telah diperoleh kemudian diproses menjadi bahan jadi yang lebih bernilai tinggi. Kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dimulai dari alat yang diguanakan untuk proses produksi sampai dengan proses pengemasan hasil produk. Alat produksi yang digunakan oleh pengusaha pangan industri menggunakan alat tradisional dan modern. Berdasarkan penelitian ada 15 pengusaha 33,335 yang masih menggunakan alat tradisional untuk usaha industrinya. Kemudian yang sudah menggunakan alat modern hanya ada 2 pengusaha 4,44. Sedangkan yang menggunakan alat tradisional dan modern ada 28 pengusaha 62,22. Proses pembuatan kegiatan produksi setelah selesai dilakukan proses selanjutnya adalah pengemasan atau pengepakan produk. tempe, tahu, roti dan keripik dibungkus menggunakan plastik dan dikemas dengan kemasan yang menarik. Selanjutnya produk yang sudah dikemas siap untuk dipasarkan sesuai dengan harga yang ditentukan masing-masing pengusaha. Harga setiap produk tempe, tahu, keripik tempe, keripik tumpi kacang hijau dan keripik bayam yaitu untuk harga pedagang adalah Rp.1.500,00 dan untuk harga eceran adalah Rp.2.000,00. Sedangkan untuk keripik peyek kacang tanah, cupcake, brownies dan bolu kukus untuk harga pedagang adalah Rp.2.000,00 dan untuk harga eceran adalah Rp.2.500,00. Untuk roti tawar, roti sobek dan roti manis kukus untuk harga pedagang adalah Rp.6.000,00 dan untuk harga eceran adalah Rp.7.000,00. Kegiatan proses produksi industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat dilakukan oleh tenaga kerja dan pengusaha industri sendiri. Tenaga kerja pengusaha industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat berasal dari anggota keluarga sendiri dan masyarakat daerah setempat atau tetangga yang mengnggur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan masing- masing pengusaha berbeda-beda. Ada 13 pengusaha 28,89 yang mempunyai 1 pekerja dan yang tidak mempunyai tenaga kerja ada 12 pengusaha 26,67. Kemudian yang mempunyai 2 orang pekerja ada 10 pengusaha 22,22, yang mempunyai 3 orang pekerja ada 9 pengusaha 20 dan yang mempunyai 4 orang pekerja hanya ada 1 pengusaha 2,22. Sistem kerja harian ada 9 pengusaha 20 dari 34 pengusaha yang mempunyai tenaga kerja. kemudian pengusaha yang menggunakan sistem borongan ada 23 pengusaha 51,11. Sedangkan pengusaha yang menggunakan sistem bulanan hanya ada 1 pengusaha 2,94. Berdasarkan hasil penelitian, upah yang diberikan oleh pengusaha kepada tenaga kerja berbeda-beda. Pengusaha yang menggunakan sistem harian, upah yang diberikan sebesar Rp.25.000,00. Sedangkan pengusaha yang menggunakan sistem kerja borongan, besaran upah yang diberikan adalah Rp.30.000,00 untuk setiap 300 produk yang dihasilkan. Rata-rata upah yang diberikan oleh pengusha kepada tenaga kerja yang menggunakan sistem kerja borongan tiap harinya adalah Rp.87.750,00 dan menghasilkan rata-rata produk untuk setiap harinya 941 produk. Jadi, yang membedakan antara harian dan borongan adalah cara pemberiannyadan target pekerjaan. Jika harian tidak ada target dan upah diberikan setiap hari sedangkan borongan diberikan langsung setelah target pekerjaan selesai. Kemudian untuk pengusaha yang menggunakan sistem bulanan upah yang didapatkan sebesar Rp.1.050.000,00 yang diberikan pada tiap akhir bulan. Bahan baku pangan yang sudah diolah atau diproduksi menjadi bahan jadi selanjutnya dijual atau dipasarkan kepada konsumen. Pemasaran merupakan kegiatan mendistribusikan hasil produk industri, sejak dari produsen sampai kepada konsumen yang terakhir baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui perantara atau penyalur yakni pedagang pengumpul atau tengkulak, sales, pengecer, agen dan distributor. Cara pemasaran hasil produksi yang dilakukan setiap industri pangan di Kecamatan Ungaran Barat berbeda-beda. Cara pemasaran dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Berdasarkan penelitian pengusaha yang menggunakan secara langsung ada 33 pengusaha 73,33 dan yang secara tidak langsung ada 3 pengusaha 6,67. Sedangkan pengusaha yang menggunakan cara keduanya secara langsung dan tidak langsung ada 9 pengusaha 20. Dengan menempuh proses pemasaran tersebut hasil produksi dapat dipasarkan dengan lancar dan wilayah pemasaran semakin luas. Pemasaran produk industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dijual untuk memenuhi pasar dalam negeri. Selain melayani pemasaran lokal daerah juga melayani pemasaran luar daerah. Sebagai daerah produksi, Kecamatan Ungaran Barat membutuhkan daerah lain sebagai daerah pemasaran setiap industri. Jangkauan pemasaran industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat menjangkau sampai dengan luar KotaKabupaten. Jangkauan pemasaran hasil produksi industri pengusaha yang menjangkau sampai ke luar KabupatenKota yaitu ada 25 pengusaha 55,56 dan pengusaha yang menjangkau sampai ke luar Desa dalam satu Kecamatan yakni ada 9 pengusaha 20 . Sedangkan adalahpengusaha yang pemasarannya menjangkau sampai ke luar Kecamatan dalam satu Kabupaten ada 8 pengusaha 17,78 dan pengusaha yang pemasarannya hanya menjangkau di Desa penghasil produk industri sendiri yakni ada 3 pengusaha 6,67. Distribusi spasial daerah jangkauan pemasaran hasil produksi industri keripik menjangkau sampai ke luar KotaKabupaten yaitu Semarang, Demak, Kendal, Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang dan Grobogan. Kemudian untuk industri tempe pemasaran sampai ke luar Desa Lerep yakni Bandarjo dan Ungaran. Selanjutnya untuk industri tahu pemasaran sampai ke luar Desa Genuk yaitu Gogik, Lerep, Bandarjo, Ungaran, Candirejo, Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi dan Branjang. Sedangkan industri roti pemasarannya ke seluruh Kabupaten dan Kota Semarang.

3. Kontribusi IRTP Terhadap Pendapatan Keluarga