Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan

4. Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan

a. Modal Usaha industri selalu berkaitan dengan barang yang bernilai ekonomis sehingga faktor modal merupakan salah satu faktor produksi yang utama demi kelancaran industri yang diusahakan. Beberapa industri kadang- kadang membutuhkan modal yang sangat besar, sehingga hanya perusahaan-perusahaan besar yang dapat memberikan atau menyediakan modalnya. Asal atau sumber modal yang dimiliki oleh para pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 22 sebagai berikut. Tabel 22. AsalSumber Modal IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No AsalSumber Modal Pengusaha 1 Modal sendiri 26 57,78 2 Dari Bank 15 33,33 4 Pinjaman Keluarga 4 8,89 Jumlah 45 100,00 Sumber: Hasil Penelitian, 2013. Tabel 22 menunjukkan bahwa asal modal pengusaha yang memakai modal sendiri ada 26 pengusaha atau sebesar 57,78 dari total keseluruhan pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat. Sumber modal pinjaman dari Bank ada 15 pengusaha 3,33. Sedangkan yang memakai modal pinjaman dari keluarga ada 4 pengusaha 8,89. Besaran modal investasi awal yang dikeluarkan pengusaha pangan di Kecamatan Ungaran Barat berbeda-beda antara pengusaha satu dengan pengusaha lain. Modal investasi awal tersebut digunakan untuk membelanjai semua kebutuhan industri mulai dari alat, bahan-bahan, sampai dengan pengemasan produksi. Setelah kegiatan industri berjalan, modal yang diperlukan adalah modal belanja dan modal operasional. Modal belanja adalah modal yang digunakan untuk membelanjai bahan baku yang digunakan untuk proses produksi. Sedangkan untuk modal operasional meliputi biaya upah tenaga kerja, biaya transportasi pemasaran dan biaya utilitas seperti air, listrik, dan telephon. Untuk mengetahui besarnya modal investasi awal pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 23 sebagai berikut. Tabel 23. Besaran Modal Invesatsi Awal Pengusaha IRTP Kecamatan Unagaran Barat Tahun 2013. No Besaran Modal Investasi Awal Pengusaha 1 Kurang dari Rp.1.000.000,00 11 24,44 2 Rp.1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00 32 71,12 3 Lebih dari Rp 2.000.000,00 2 4,44 Jumlah 45 100,00 Sumber: Hasil Penelitian, 2013. Tabel 23 menunjukkan bahwa modal awal yang dimiliki para pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat yang memiliki modal antara Rp.1.000.000,00 sampai dengan Rp.2.000.000,00 ada 32 pengusaha 71,12 . Kemudian yang memiliki modal kurang dari Rp.1.000.000,00 ada 11 pengusaha 24,44. Sedangkan yang memiliki modal lebih dari Rp.2.000.000,00 ada 2 pengusaha 4,44 . Berdasarkan hasil penelitian, besaran modal investasi awal yang dimiliki pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat yang paling besar adalah Rp.2.000.000,00 dan paling kecil adalah Rp.500.000,00 dengan rata-rata modal sebesar Rp 1.234.000,00. Sedangkan untuk modal invesatasi awal 2 pengusaha roti adalah lebih dari Rp 2.000.000,00 yaitu paling besar adalah Rp.25.000.000,00 dan paling kecil adalah Rp.10.000.000,00. Untuk besaran modal belanja yang dikeluarkan oleh pengusaha pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 24 sebagai berikut. Tabel 24. Besaran Modal Belanja IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Besaran Modal KerjaBelanja Pengusaha 1 Kurang dari Rp.500.000,00 18 40 2 Rp.500.000,00 – Rp.1.000.000,00 19 42,22 3 Lebih dari Rp.1.000.000,00 8 17,78 Jumlah 45 100,00 Sumber: Hasil Penelitian, 2013. Tabel 24 menunjukkan bahwa modal belanja yang dikeluarkan oleh setiap pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat untuk membelanjai kebutuhan produksi setiap harinya yang mengeluarkan modal kurang dari Rp.500.000,00 yaitu ada 18 pengusaha 40. Kemudian yang mengeluarkan modal belanja antara Rp.500.000,00 – Rp.1.000.000,00 ada 19 42,22. Sedangkan yang mengeluarkan modal belanja lebih dari Rp.1.000.000,00 ada 8 pengusaha 17,78. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa besaran modal belanja yang dikeluarkan oleh pengusaha paling besar adalah Rp.3.237.700,00 dan paling kecil adalah Rp.87.750,00 dengan rata-rata modal sebesar Rp.645.000,00 untuk membelanjai kebutuhan produksi roti setiap hari. Selain modal belanja, modal lain yang dikeluarkan oleh pengusaha industri rumah tangga pangan tersebut adalah modal operasional. Besaran modal operasional industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 25 sebagai berikut. Tabel 25. Besaran Modal Operasional IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Besaran Modal Operasional Pengusaha 1 Kurang dari Rp.50.000,00 23 51,11 2 Rp.50.000,00 – Rp.100.000,00 16 35,56 4 Lebih dari Rp.100.000,00 6 13,33 Jumlah 45 100,00 Sumber: Hasil Penelitian, 2013. Berdasarkan tabel 25 dapat diketahui bahwa biaya modal operasional pengusaha industri rumah tangga pangan yang mengeluarkan biaya kurang dari Rp.50.000,00 yaitu ada 23 pengusaha 51,11. Selanjutnya adalah dengan modal operasional antara Rp.50.000,00 –Rp.100.000,00 ada 16 pengusaha 35,56. Sedangkan yang lebih dari Rp.100.000,00 ada 6 pengusaha 13,33. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa besaran modal operasional pengusaha paling besar adalah Rp.255.000,00 dan paling kecil adalah Rp.20.00,00 dengan rata-rata modal sebesar Rp.55.000,00. b. Bahan baku Bahan baku merupakan unsur yang penting dalam perindustrian, tanpa bahan baku suatu industri tidak akan menghasilkan produk. Oleh karena itu, agar proses produksi industri lancar maka ketersediaan dan kemudahan perolehan bahan baku harus diperhatikan. Setiap industri memiliki cara yang berbeda-beda dalam perolehan bahan baku dan jenis bahan baku yang digunakan. Bahan baku dapat berasal dari hasil pertanian, kehutanan dan pertambangan serta dapat juga berasal dari industri-industri lain. Bahan baku yang digunakan dalam industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 26 sebagai berikut. Tabel 26. Jenis Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Jenis Bahan Baku Pangan yang digunakan Pengusaha IRTP 1 Kacang kedelai 5 11,11 2 Kacang kedelai, tempe 3 6,67 3 Tempe 14 31,11 4 Tempe, kacang tanah 2 4,44 5 Tempe, kacang hijau 2 4,44 6 Tempe, bayam 2 4,44 7 Tempe, kacang tanah, kacang hijau 2 4,44 8 Tempe, kacang tanah, bayam 1 2,22 9 Tempe, kacang hijau, bayam 1 2,22 10 Tempe, kacang tanah, kacang hijau, bayam 6 13,33 11 Kacang tanah, kacang hijau, bayam 2 4,44 12 Kacang tanah, kacang hijau 2 4,44 13 Bayam 1 2,22 14 Tepung terigu 2 4,44 Jumlah 45 100,00 Sumber: Hasil Penelitian, 2013. Tabel 26 menunjukkan bahwa pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat menggunakan jenis bahan baku pangan kacang kedelai, tempe, kacang tanah, kacang hijau, bayam dan tepung terigu untuk bahan dasar pembuatan produk industri. Kacang kedelai digunakan pengusaha untuk membuat produksi tempe dan tahu. Kemudian tempe, kacang tanah, kacang hijau dan bayam digunakan untuk membuat keripik. Sedangkan tepung terigu digunakan untuk membuat roti. Perolehan dan daerah asal penghasil bahan baku yang dijadikan pemasok kebutuhan industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 27 sebagai berikut. Tabel 27. Perolehan dan Asal Daerah Penghasil Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Jenis Bahan Baku Perolehan Bahan Baku Asal Daerah Penghasil Bahan Baku 1 Kacang kedelai Pasar Bandarjo Import Amerika dan Argentina 2 Kacang tanah Pasar Bandarjo Kota Salatiga 3 Kacang hijau Pasar Bandarjo Kabupaten Demak 4 Tepung terigu Pasar Bandarjo Kota Semarang 5 Bayam Pasar Bandarjo Kecamatan Bandungan Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Berdasarkan hasil dari penelitian, bahwa perolehan bahan baku pangan industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat diperoleh dari Pasar Bandarjo. Sedangkan daerah asal penghasil bahan baku yang dijadikan pemasok kebutuhan industri rumah tangga pangan diantaranya adalah Semarang, Bandungan, Salatiga, Demak, Amerika dan Argentina. Secara lebih rinci disajikan dalam gambar 5 dan gambar 6 pada halaman 89 dan halaman 90. Gambar 5. Peta Daerah Asal Penghasil Bahan Baku Pangan Industri Rumah Tangga Kecamatan Ungaran Barat Gambar 6. Peta Daerah Asal Penghasil Bahan Baku Pangan Industri Rumah Tangga Kecamatan Ungaran Barat c. Proses produksi Kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dimulai dari alat yang digunakan untuk proses produksi sampai dengan proses pengemasan hasil produk. Alat produksi yang digunakan oleh pengusaha pangan industri menggunakan alat tradisional dan modern. Alat produksi yang digunakan oleh pengusaha pangan di Ungaran Barat terdapat dalam tabel 28 sebagai berikut. Tabel 28. Alat Produksi Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Alat Produksi Pengusaha 1 Tradisional 15 33,33 2 Modern 2 4,44 3 Tradisional dan Modern 28 62,22 Jumlah 45 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2013. Tabel 28 menunjukkan bahwa alat produksi yang digunakan oleh pengusaha industri di Ungaran Barat paling banyak adalah menggunakan alat tradisional dan modern yaitu ada 28 pengusaha 62,22. Kemudian yang menggunakan alat yang masih tradisional ada 15 pengusaha 33,33. Sedangkan yang menggunakan modern hanya ada 2 pengusaha 4,44. Kegiatan proses produksi industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat berbeda-beda karena jenis usaha pangannya berbeda. Waktu yang dibutuhkan untuk membuatan produk industri juga berbeda. Untuk industri tempe waktu yang dibutuhkan cukup lama yaitu selama 3 hari 2 malam. Untuk industri tahu waktu yang dibutuhkan adalah 1 hari sedangkan untuk industri keripik dan roti rata-rata 12 jam perhari. Proses kegiatan produksi yang dilakukan oleh masing-masing industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat adalah sebagai berikut. a Industri Tempe Kacang kedelai merupakan bahan baku yang digunakan untuk mengolah tempe, dalam proses produksi industri tempe ada beberapa tahapan sebagai berikut. 1 Proses pembersihan Proses pembersihan dimulai dengan memilih kedelai yang tidak busuk dan tidak kotor. Kemudian kedelai dibersihkan dengan air bersih. Kemudian kedelai yang sudah dibersihkan direndam didalam embertong selama satu malam supaya kulitnya mudah lepas. 2 Proses pengupasan Kedelai yang sudah direndam selama satu malam dikupas kulit arinya. 3 Proses pengukusan Setelah dikupas dan dicuci bersih, kedelai dikukus selama 1 jam. Kemudian diangkat dan didinginkan dalam tampah besar. 4 Proses peragian Proses ini dilakukan setelah kedelai dingin. Ragi tempe dimasukkan kedalam rendaman kedelai kemudian diaduk hingga merata. Campuran tersebut dimasukkan kedalam cetakan yang dialasi plastik. Plastik dilubangi agar jamur tempe mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik. 5 Proses penyimpanan Cetakan ditutup dengan karung goni supaya menjadi hangat. Setelah satu malam jamur mulai tumbuh. Setelah satu malam cetakan- cetakan tersebut diambil dan diletakkan diatas rak, berjajar satu lapis dan dibiarkan selama satu malam. Kemudian tempe dikeluarkan dari cetakannya. b Industri Tahu Kacang kedelai juga merupakan bahan baku dari pembuatan tahu. Proses produksi pembutan tahu meliputi tahap-tahap sebagai berikut. 1 Proses perendaman Kedelai dibersihkan dengan air bersih. Kemudian kedelai yang sudah dibersihkan direndam didalam embertong selama 3-4 jam, setelah itu ditiriskan. 2 Proses pengupasan dan penggilingan Kedelai yang sudah direndam selama 3-4 jam dikupas kulit arinya. Setelah dikupas dan dicuci bersih, kedelai digiling dengan mesin penggiling. 3 Proses perebusan dan penyaringan Hasil gilingan kedelai tersebut direbus sampai mendidih. Selanjutnya kedelai dimasukkan kedalam saringan untuk disaring guna memisahkan ampas tahu dan sarinya. Sari tahunya dicampur dengan air asam sampai mengendap dan air endapan tahu dibuang. 4 Proses pencetakan dan pemotongan Endapan tahu dicetak selanjutnya dipres sekitar 10-15 menit. Setelah itu cetakan tahu tadi diangkat dan dipindahkan ke papan utntuk didinginkan sampai pagi. Dan pada pagi hari baru dilakukan proses pemotongan. c Industri roti Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan roti. Dalam kegiatan proses produksi pembuatan aneka jenis roti meliputi tahapan sebagai berikut. 1 Proses pencampuran atau pengadukan Dalam proses pembuatan roti semua bahan roti diaduk rata menjadi adonan dengan menggunakan mixer. Dalam hal ini roti yang dibuat oleh pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat adalah roti manis, roti sobek, roti tawar, brownies, cupcake dan bolu kukus. 2 Proses pembentukan Proses pembentukan dalam pembuatan roti ini adalah hanya untuk pembutan roti tawar. Adonan yang sudah jadi dikempiskan dengan cara ditinju lalu dibulatkan, digilas dan digulung padat memanjang. Kemudian didiamkan selama 60 menit hingga mengembang. 3 Proses pengukusan atau pemanggangan Proses pemanggangan dilakukan untuk membuat roti tawar, roti manis dan roti sobek. Kemudian untuk membuat bolu kukus tidak dipanggang tapi dikukus. Sedangkan untuk membuat brownies dan cupcake bisa dipanggang maupun dikukus. d Industri Keripik Proses produksi industri keripik dalam industri pangan di Ungaran Barat menggunakan bahan baku tempe, kacang hijau, kacang tanah dan bayam untuk pembuatan keripik. Proses produksi ini meliputi. 1 Proses pengirisan Proses pengirisan ini untuk membuat keripik tempe. Tempe diris tipis-tipis. 2 Proses pembuatan adonan Adonan dibuat dengan menghaluskan semua bumbu-bumbu dan adonan yang terdiri dari campuran bumbu, tepung terigu, dan tepung tapioka dan santan diaduk menggunakan blender. 3 Proses penggorengan Proses penggorengan dengan memasukkan bayam, kacang kedelai, kacang tanah dan irisan tempe ke dalam adonan, ditiriskan sebentar kemudian masukkan ke dalam penggorengan. Proses pembuatan produksi setelah selesai proses selanjutnya adalah pengemasan atau pengepakan produk. Produk tempe, tahu, roti dan keripik dibungkus menggunakan plastik dan dikemas dengan kemasan yang menarik. Selanjutnya produk yang sudah dikemas siap untuk dipasarkan sesuai dengan harga yang ditentukan masing-masing pengusaha. Harga untuk setiap produk industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 29 berikut. Tabel 29. Harga Produk IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Hasil Produk IRTP Harga Produk untuk Pedagang Harga Eceran 1 Tempe Rp 1.500,00 Rp 2.000,00 2 Tahu Rp 1.500,00 Rp 1.500,00 3 Keripik Tempe Rp 1.500,00 Rp 2.000,00 4 Keripik Peyek Kacang tanah Rp 2.000,00 Rp 2.500,00 5 Keripik Tumpi Kacang hijau Rp 1.500,00 Rp 2.000,00 6 Keripik Bayam Rp 1.500,00 Rp 2.000,00 7 Roti Tawar,Roti Sobek, Roti Manis Rp 6.000,00 Rp 7.000,00 8 Cupcake, Brownies, Bolu Kukus Rp 2.000,00 Rp 2.500,00 Sumber: Hasil Penelitian, 2013. Daftar harga dalam tabel 29 menunjukkan bahwa harga semua produk hasil industri untuk pedagang lebih murah dibandingkan dengan harga eceran. Hal ini dikarenakan pedagang membeli dalam jumlah banyak yang kemudian untuk dijual kembali. d. Tenaga kerja Tenaga kerja merupakan bagian yang penting dari proses industri untuk mengoperasikan mesin dan melakukan kegiatan-kegiatan pengolahan lainnya. Penyediaan tenaga kerja dalam industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat ini berasal dari anggota keluarga sendiri dan masyarakat daerah setempat atau tetangga yang menganggur. Jumlah tenaga kerja atau banyaknya pekerja industri pangan di Kecamatan Ungaran Barat yang dimiliki oleh masing-masing pengusaha tergantung dari besar kecilnya produksi industri yang dimiliki oleh masing- masing pengusaha. Untuk lebih jelasnya terdapat dalam tabel 30 sebagai berikut. Tabel 30. Jumlah Pekerja Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Tenaga kerja Pengusaha 1 4 orang 1 2,22 2 3 orang 9 20 3 2 orang 10 22,22 4 1 orang 13 28,89 5 Tidak ada 12 26,67 Jumlah 45 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2013. Tabel 30 tersebut menunjukkan bahwa jumlah tenga kerja yang terlibat dalam industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat yang mempunyai 1 pekerja ada 13 pengusaha 28,89 dan yang tidak mempunyai tenaga kerja ada 12 pengusaha 26,67. Kemudian yang mempunyai 2 orang pekerja ada 10 pengusaha 22,22, yang mempunyai 3 orang pekerja ada 9 pengusaha 20 dan yang mempunyai 4 orang pekerja hanya ada 1 pengusaha 2,22. Sistem kerja tenaga kerja yang digunakan pengusaha industri ini secara harian, borongan dan bulanan. Secara lebih rinci terdapat dalam tabel 31 sebagai berikut. Tabel 31. Sistem Kerja Tenaga Kerja Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Sistem Kerja Pengusaha 1 Harian 9 8,82 2 Borongan 23 67,64 3 Bulanan 1 2,94 Jumlah 34 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2013. Berdasarkan tabel 31 dapat diketahui bahwa pengusaha yang menggunakan sistem kerja harian ada 9 pengusaha 20 dari 34 pengusaha yang mempunyai tenaga kerja. kemudian pengusaha yang menggunakan sistem borongan ada 23 pengusaha 51,11. Sedangkan pengusaha yang menggunakan sistem bulanan hanya ada 1 pengusaha 2,94. Berdasarkan hasil penelitian, upah yang diberikan oleh pengusaha kepada tenaga kerja berbeda-beda. Pengusaha yang menggunakan sistem harian, upah yang diberikan sebesar Rp 25.000,00. Sedangkan pengusaha yang menggunakan sistem kerja borongan, besaran upah yang diberikan adalah Rp 30.000,00 untuk setiap 300 produk yang dihasilkan. Rata-rata upah yang diberikan oleh pengusha kepada tenaga kerja yang menggunakan sistem kerja borongan tiap harinya adalah Rp 87.750,00 dan menghasilkan rata-rata produk untuk setiap harinya 941 produk. Jadi, yang membedakan antara harian dan borongan adalah cara pemberiannya dan target pekerjaan. Jika harian tidak ada target dan upah diberikan setiap hari sedangkan borongan diberikan langsung setelah target pekerjaan selesai. Kemudian untuk pengusaha yang menggunakan sistem bulanan upah yang didapatkan sebesar Rp 1.050.000,- yang diberikan pada tiap akhir bulan. e. Pemasaran Bahan baku pangan yang sudah diolah atau diproduksi menjadi bahan jadi selanjutnya dijual atau dipasarkan kepada konsumen. Pemasaran merupakan kegiatan mendistribusikan hasil produk industri, sejak dari produsen sampai kepada konsumen yang terakhir baik secara langsung maupun melalui perantara. Dalam variabel pemasaran ini diungkapkan tentang cara pemasaran dan jangkauan daerah pemasaran. Cara pemasaran hasil produksi yang dilakukan setiap industri pangan di Kecamatan Ungaran Barat berbeda-beda. Cara pemasaran dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu pengusaha menjual langsung kepada pembeli atau pesanan. Secara tidak langsung yaitu hasil produksi dijual melalui penyalur yaitu pedagang pengumpul atau tengkulak, sales, pengecer, agen dan distributor. Secara lebih rinci cara pemasaran industri pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 32 sebagai berikut. Tabel 32. Cara Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Cara Pemasaran Pema- saran Peng- usaha 1 Dijual sendiri diwarungtokopasaronline Langsung 5 11,11 2 Dijual sendiri diwarungtokopasaronline dan Diambil oleh pedagangkonsumen Langsung dan Tidak Langsung 7 15,56 3 Dijual sendiri diwarungtokopasaronline dan Didistribusikan kepada konsumen, tengkulak, distributor, agen dan pengecer Langsung dan Tidak Langsung 1 2,22 4 Diambil oleh pedagangkonsumen Langsung 22 48,89 5 Diambil oleh pedagangkonsumen dan Dititipkan di warungtokosupermarket Langsung dan Tidak Langsung 1 2,22 6 Diambil oleh pedagangkonsumen dan Didistribusikan kepada konsumen, tengkulak, distributor, agen dan pengecer Tidak Langsung 2 4,44 7 Dititipkan di warungtokosupermarket Langsung 6 13,33 8 Didistribusikan kepada konsumen, tengkulak, distributor, agen dan pengecer Tidak Langsung 1 2,22 Jumlah 45 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2012. Tabel 32 menunjukkan bahwa cara pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Berdadasarkan hasil penelitian pengusaha yang menggunakan secara langsung ada 33 pengusaha 73,33 dan yang secara tidak langsung ada 3 pengusaha 6,67. Sedangkan pengusaha yang menggunakan cara keduanya secara langsung dan tidak langsung ada 9 pengusaha 20. Dengan menempuh proses pemasaran tersebut hasil produksi dapat dipasarkan dengan lancar dan wilayah pemasaran semakin luas. Pemasaran produk industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dijual untuk memenuhi pasar dalam negeri. Selain melayani pemasaran lokal daerah juga melayani pemasaran luar daerah. Sebagai daerah produksi, Kecamatan Ungaran Barat membutuhkan daerah lain sebagai daerah pemasaran setiap industri. Jangkauan pemasaran industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat menjangkau sampai dengan luar KotaKabupaten. Secara lebih rinci terdapat dalam tabel 33 sebagai berikut. Tabel 33. Jangkauan Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Luas Jangkauan Pemasaran Pengusaha 1 Luar Kabupaten 25 55,56 2 Luar Kecamatan dalam satu Kabupaten 8 17,78 3 Luar Desa dalam satu Kecamatan 9 20 4 Desa ini 3 6,67 Jumlah 45 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2013. Data dalam tabel 33 tersebut dapat diketahui bahwa jangkauan pemasaran hasil produksi industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat yang menjangkau sampai ke luar KabupatenKota ada 25 pengusaha 55,56 yang menjangkau ke luar Desa dalam satu Kecamatan ada 9 pengusaha 20 dan yang menjangkau sampai ke luar Kecamatan dalam satu Kabupaten ada 8 pengusaha 17,78. Sedangkan yang jangkauannya ada di dalam di Desa penghasil produk industri sendiri yakni ada 3 pengusaha 6,67. Untuk mengetahui daerah jangkauan pemasaran industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 34 sebagai berikut. Tabel 34. Daerah Jangkauan Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013. No Jenis IRTP Daerah Jangkauan Pemasaran 1 Keripik  Dalam Desa Lerep : Indro Kilo, Lerep, Soka, Tegalrejo,Lorog, Karang Bolo, Kretek, Mapagan.  Luar Ds. Lerep : Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo, Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang, Gogik.  Luar Kec.Ungran Brt : Bawen, Bandungan, Ambarawa, Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu, Ungaran Timur.  Luar KotaKab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal, Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang, Grobogan. 2 Tempe  Dalam Desa Lerep : Lerep, Soka, Karang Bolo  Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran. 3 Tahu  Dalam Desa Genuk : Krajan barat, Rejosari, Genuk Barat, Karang Wetan, Gowongan, Sumbo, Krajan Timur,  Luar Ds. Genuk : Lerep, Bandarjo, Ungaran, Candirejo, Langensari 4 Roti Luar KotaKab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal Salatiga, Jepara. Sumber : Hasil Penelitian, 2013. Tabel 32 menunjukkan bahwa daerah jangkauan pemasaran hasil produksi industri keripik menjangkau sampai ke luar KotaKabupaten yaitu Semarang, Demak, Kendal, Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang dan Grobogan. Kemudian untuk industri tempe pemasaran sampai ke luar Desa Lerep yakni Bandarjo dan Ungaran. Selanjutnya untuk industri tahu pemasaran sampai ke luar Desa Genuk yaitu Lerep, Bandarjo, Ungaran, Candirejo, Langensari. Sedangkan industri roti menjangkau ke luar KabupatenKota Semarang. Kota Semarang, Demak, Kendal Salatiga, Jepara. Lebih jelanya tentang daerah jangkauan pemasaran disajikan pada peta dalam gambar 7, 8, 9 dan 10 pada halaman103-106. Gambar 7. Peta Daerah Jangkauan Pemasaran IRTP Keripik Kecamatan Ungaran Barat Gambar 8. Peta Jangkauan Pemasaran IRTP Tempe Kecamatan Ungaran Barat Gambar 9. Peta Jangkauan Pemasaran IRTP Tahu Kecamatan Ungaran Bara Gambar 10. Peta Daerah Jangkauan Pemasaran IRTP Roti Kecamatan Ungaran Barat

5. Kontribusi IRTP terhadap Pendapatan