Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Pendapatan Perkapita Kota Bogor

4.3. Tinjauan Perekonomian

PDRB merupakan alat yang digunakan dalam mengkaji dan mengevaluasi perekonomian serta dapat memberikan gambaran keadaan ekonomi di suatu daerah tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB berdasarkan harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga tiap tahun dan menunjukkan pendapatan yang mungkin dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah. PDRB atas dasar harga konstan adalah nilai tambah barang dan jasa dengan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu tahun dasar dan dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral dari tahun ke tahun.

4.3.1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor

PDRB menunjukkan kemampuan produksi atau kinerja ekonomi suatu daerah. Perkembangan PDRB Kota Bogor selama tahun 2001-2005 berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Perolehan PDRB berdasarkan harga berlaku meningkat dari Rp. 2,95 trilyun pada tahun 2001 menjadi Rp. 4,95 trilyun pada tahun 2005. Selama tahun 2001-2005 pertumbuhan PDRB berdasarkan harga berlaku mengalami kenaikan cukup signifikan yang terjadi pada tahun 2005 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 22,24 persen. Lebih jelas mengenai pertumbuhan PDRB di Kota Bogor pada tahun 2001-2005 dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tingkat PDRB jutaan rupiah Pert PDRB jutaan rupiah Pert Inflasi 2001 2.954.164,95 - 2.823.430,21 - 11,5 2002 3.282.218,41 11,10 2.986.837,37 5,79 11,8 2003 3.645.650,79 11,07 3.168.185,54 6,07 6,8 2004 4.051.722,59 11,14 3.361.438,93 6,10 6,1 2005 4.952.695,62 22,24 3.566.993,05 6,12 7,0 Tahun 2001 - 2005 Tabel 4.2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor Sumber : BPS Kota Bogor 2002-2006, diolah Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Peningkatan PDRB yang terjadi berdasarkan tahun berlaku belumlah menggambarkan peningkatan kinerja perekonomian Kota Bogor secara riil, karena dalam kasus ini masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat secara umum sehingga belum mencerminkan laju pertumbuhan ekonomi. Untuk melihat kinerja perekonomian secara aktual dapat diamati dari perkembangan PDRB atas dasar harga konstan yang dapat dilihat juga pada tabel 4.2. Selama tahun 2001-2005 perolehan PDRB berdasarkan harga konstan juga mengalami peningkatan yaitu dari Rp. 2,82 trilyun pada tahun 2001 menjadi Rp. 3,57 trilyun pada tahun 2005 dan pertumbuhan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2005 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,12 persen.

4.3.2. Pendapatan Perkapita Kota Bogor

Indikasi kesejahteraan masyarakat secara makro dapat dilihat dari pendapatan perkapita yaitu nilai PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Hal tersebut menunjukan distribusi pendapatan rata-rata yang diterima oleh setiap satu orang penduduk di suatu daerah tertentu. Semakin tinggi pendapatan perkapita berarti tingkat kesejahteraan penduduk semakin baik, demikian juga sebaliknya. Perkembangan pendapatan perkapita Kota Bogor pada tahun 2001- 2005 disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Pendapatan Perkapita Kota Bogor Tahun 2001-2005 Pendapatan Perkapita Tahun Harga Berlaku juta rupiah Harga Konstan juta rupiah 2001 3,92 3,70 2002 4,23 3,85 2003 4,58 4,00 2004 4,46 4,16 2005 5,51 4,33 Sumber : BPS Kota Bogor 2002-2006, diolah Secara umum pendapatan perkapita baik berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan selama tahun 2001-2005 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, kecuali pendapatan perkapita berdasarkan harga berlaku mengalami penurunan yang terjadi pada tahun 2004 sebesar Rp. 0,12 juta dari Rp. 4,58 juta pada tahun 2003 menjadi Rp. 4,46 juta pada tahun 2004. Namun keadaan tersebut belum mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Bogor secara umum karena sama halnya seperti pada PDRB harga berlaku bahwa dalam pendapatan perkapita berdasarkan harga berlaku masih terkandung faktor inflasi. Untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Bogor secara riil dapat dilihat dari perolehan pendapatan perkapita berdasarkan harga konstan, dimana pertumbuhannya relatif terus meningkat dari tahun ke tahunnya yaitu dari Rp. 3,70 juta pada tahun 2001 menjadi Rp. 4,33 juta pada tahun 2005.

4.3.3. Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor