Retribusi Daerah Kota Bogor

dapat mengindikasikan bahwa komponen ini sangat berpotensi sebagai sumber penerimaan yang harus terus digali secara optimal oleh pemerintah daerah Kota Bogor. Mengenai pajak hiburan dapat kita lihat bahwa kontribusinya relatif stabil karena tidak menunjukkan perkembangan mencolok yang persentase kontribusinya naik turun sekitar 5 hingga 8 persen setiap tahunnya, sedangkan untuk pajak parkir kita belum dapat mendeskripsikan bagaimana kontribusinya bagi total penerimaan pajak daerah di Kota Bogor karena baru mulai diberlakukan pada tahun 2005.

5.2.2. Retribusi Daerah Kota Bogor

Penerimaan retribusi daerah Kota Bogor berasal dari berbagai jenis retribusi yang dikelola oleh berbagai dinas-dinas yang ada di Kota Bogor. Karena terlalu banyaknya jenis komponen retribusi yang ada, maka dalam penelitian ini diambil lima jenis komponen retribusi yang dinilai dapat memberikan pengaruh yang signifikan bagi total penerimaan retribusi di Kota Bogor dan sisa komponen yang tidak terlalu berpengaruh signifikan digabungkan dalam komponen retribusi lain-lain. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 5.4. Berdasarkan Tabel 5.4 komponen retribusi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap realisasi total penerimaan retribusi daerah di Kota Bogor tahun 2001-2005 adalah retribusi perparkiran, uji kendaraan, terminal, izin trayek, izin jalan masuk dan angkutan yang dikelola oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan DLLAJ Kota Bogor dengan nominal kontribusinya yang selalu meningkat mulai dari Rp. 3,48 miliar pada tahun 2001 hingga Rp. 5,77 miliar pada tahun 2005. Untuk persentase kontribusinya terlihat stabil yaitu rata-rata selalu diatas 22 persen tiap tahunnya dengan pencapaian persentase tertingginya pada tahun 2001 sebesar 31,02 persen. 2001 2002 2003 2004 2005 Retribusi Persampahan dan Kebersihan 1,78 15,86 1,83 14,27 1,91 10,19 2,00 8,87 2,24 9,35 Retribusi Perparkiran, Uji Kendaraan, Terminal, Izin Trayek, Izin Jalan Masuk dan Angkutan. 3,48 31,02 3,87 30,19 4,92 26,25 5,09 22,56 5,77 24,09 Retribusi Pelayanan Kesehatan 0,98 8,73 1,59 12,40 1,82 9,71 2,04 9,04 2,45 10,23 Retribusi Pasar 1,57 13,99 1,64 12,80 1,85 9,87 1,86 8,24 1,98 8,27 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan 1,31 11,68 1,13 8,81 4,85 25,88 7,49 33,20 7,66 31,98 Retribusi Lain-Lain 2,10 18,72 2,76 21,53 3,39 18,10 4,08 18,09 3,85 16,08 Total 11,22 100 12,82 100 18,74 100 22,56 100 23,95 100 Sumber : Dispenda Kota Bogor 2001-2005, diolah Keterangan : Angka dalam kurung … menunjukan persentase Tabel 5.4. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kota Bogor Tahun 2001-2005 miliar rupiah Komponen penyumbang terbesar kedua adalah retribusi izin mendirikan bangunan yang dikelola oleh Dinas Pemukiman dan retribusi ini mampu melampaui kontribusi retribusi perparkiran, uji kendaraan, terminal, izin trayek, izin jalan masuk dan angkutan pada tahun 2004 dan 2005. Hal tersebut diduga akibat faktor-faktor yang tidak berpengaruh secara jangka panjang karena dipengaruhi oleh keterbatasan wilayah Kota Bogor dibandingkan dengan pengembangan sarana transportasi yang dapat dikembangkan lebih jauh lagi untuk jangka panjang karena adanya sistem dan teknologi yang selalu berkembang. Retribusi izin mendirikan bangunan pada awalnya tidak terlalu memberikan kontribusi yang signifikan pada tahun 2001 yang persentase konribusinya hanya sebesar 11,68 persen dan kemudian menurun pada tahun 2002 hingga 8,81 persen. Kemudian retribusi ini baru mulai berkembang pada tahun 2003 hingga 2005 yang memberikan nominal kontribusinya sebesar Rp. 7,66 miliar dengan tingkat persentase sebesar 31,98 persen. Sisa komponen penerimaan retribusi daerah Kota Bogor yaitu retribusi persampahan dan kebersihan, retribusi pelayanan kesehatan dan retribusi pasar yang memberikan kontribusi yang relatif stabil terhadap total penerimaan retribusi daerah di Kota Bogor yang persentase kontribusinya berkisar antara 8 hingga 16 persen setiap tahunnya.

5.2.3. Bagian Laba Perusahan Daerah Kota Bogor