PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE, begitu juga pendapatan pajak dari sektor pertanian.
Penelitian Yanti 2004 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PAD Kota Bogor, menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
penerimaan PAD Kota Bogor adalah pendapatan per kapita, dummy pemberlakuan otonomi daerah, jumlah perusahaan, jumlah kamar hotel, jumlah kendaraan
bermotor, jumlah izin mendirikan bangunan, dan laba perusahaan daerah.
2.5. Kerangka Pemikiran
Pemberlakuan otonomi daerah yang dilandasi oleh UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga daerahnya termasuk pemberian kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan daerahnya sendiri. Oleh karena itu, pemerintah daerah dituntut untuk
meningkatkan penerimaan daerah dalam rangka untuk membiayai jalannya roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di daerahnya. Salah
satu sumber penerimaan daerah yang merefleksikan kualitas ekonomi daerah adalah PAD.
PAD merupakan penerimaan daerah dari berbagai komponen seperti pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah, dan lain-lain PAD yang sah.
Potensi PAD dan komponen PAD dapat diketahui dengan menganalisis kontribusi
penerimaan PAD terhadap total penerimaan daerah dan kontribusi komponen PAD terhadap penerimaan PAD yang dilakukan dengan analisis secara deskriptif.
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Berdasarkan Gambar 1.1. penelitian ini juga akan mencoba meneliti
hubungan dari peubah-peubah yang berpengaruh terhadap penerimaan pajak dan retribusi daerah di Kota Bogor dengan menggunakan analisis peubah ganda
multivariate analysis yang kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis komponen utama principle component analysis. Dari analisis tersebut
akan diperoleh gambaran tentang kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak dan retribusi daerah serta pengaruh kebijakan otonomi daerah di
Kota Bogor.
2.6. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak
dan retribusi daerah penulis mengajukan hipotesis bahwa faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan pajak daerah adalah
variabel jumlah hotel, jumlah restoran, jumlah perusahaan, jumlah kendaraan bermotor, jumlah rumah tangga, jumlah penduduk Kota Bogor, dan pendapatan
perkapita. Sedangkan faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh negatif terhadap penerimaan pajak daerah adalah variabel tingkat inflasi dan dummy
otonomi daerah. Faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan retribusi daerah adalah variabel panjang jalan, jumlah rumah tangga,
jumlah penerbitan akta sipil, jumlah rumah sakit dan puskesmas, jumlah kematian, uji kendaraan bermotor, jumlah kendaraan bermotor, jumlah kendaraan
umum, jumlah pengunjung objek wisata, jumlah perusahaan, jumlah penduduk Kota Bogor, dan pendapatan perkapita. Sedangkan faktor-faktor yang diduga
memiliki pengaruh negatif terhadap penerimaan retribusi daerah adalah variabel izin mendirikan bangunan, tingkat inflasi dan dummy otonomi daerah.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor, dengan pertimbangan bahwa Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibukota Jakarta dengan tingkat
penerimaan PAD yang memiliki potensi cukup tinggi. Waktu pengumpulan dan pengolahan data dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Juli 2007.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan jenis data time series. Data yang dikumpulkan berupa data perkembangan pendapatan daerah,
Pendapatan Perkapita PPK, realisasi nilai penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD, Pajak Daerah PJK, Retribusi Daerah RTR, Laba Perusahaan Daerah
LPD, dan Lain-Lain PAD yang sah, Jumlah Hotel JHT, Jumlah Restoran JRT, Jumlah Kendaraan Bermotor JKB, Jumlah Kendaraan Umum JKU, Uji
Kendaraan Bermotor UKB, Panjang Jalan PJL, Jumlah Penerbitan Akta Sipil JAS, Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas JRP, Jumlah Kematian JMT, Izin
Mendirikan Bangunan IMB, Jumlah Pengunjung Objek Wisata POW, Jumlah Perusahaan JPR, Jumlah Rumah Tangga JRT, Jumlah Penduduk Kota Bogor
JPB, dan Tingkat Inflasi INF. Data-data di atas diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kota Bogor,
Dinas Pendapatan Daerah Dispenda Kota Bogor, dan instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Referensi studi kepustakaan melalui