2.4. Hasil Penelitian Terdahulu
Anggawen 2006 meneliti tentang disparitas kontribusi pajak dan retribusi daerah dalam kaitannya dengan perkembangan wilayah di kabupaten dan kota
Bogor. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa untuk tetap menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di kota Bogor, perlu
ditunjang dengan pembiayaan yang cukup melalui sumber penerimaan daerah yang terdiri dari PAD dan pendapatan dari pemerintah pusat serta lain-lain
pendapatan yang sah. Terjadinya pemusatan setiap jenis pajak pada suatu wilayah kecamatan, analisis korelasi antara hirarki wilayah dengan pajak dan penduduk
menunjukan bahwa di Kota Bogor hanya terjadi korelasi antara hirarki wilayah atau ketersediaan infrastruktur dengan pajak hotel dan retribusi pasar. Penerimaan
pajak dan retribusi yang belum maksimal serta pembangunan yang tidak merata menyebabkan rendahnya keterkaitan antara pajak dan hirarki wilayah.
Hasil penelitian Helmi 2003 tentang hubungan antara belanja pemerintah dan penerimaan daerah di Propinsi Riau, menunjukan bahwa pengelolaan
keuangan daerah telah mengalami perubahan dari orde baru ke orde reformasi tetapi baru dalam tahap aturan, sedangkan pada pengelolaan tatanan
operasionalnya masih belum banyak mengalami perubahan. Tolok ukur kinerja perlu ditingkatkan dengan terlebih dahulu memperbaiki indikator kinerja
keuangan berupa rasio-rasio keuangan daerah. Analisisnya menggunakan model ekonometrika didapat bahwa belanja pemerintah bidang pertanian, PAD, dan
pajak berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Pendapatan pajak dan PAD berpengaruh sangat signifikan terhadap pertumbuhan
PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE, begitu juga pendapatan pajak dari sektor pertanian.
Penelitian Yanti 2004 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PAD Kota Bogor, menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
penerimaan PAD Kota Bogor adalah pendapatan per kapita, dummy pemberlakuan otonomi daerah, jumlah perusahaan, jumlah kamar hotel, jumlah kendaraan
bermotor, jumlah izin mendirikan bangunan, dan laba perusahaan daerah.
2.5. Kerangka Pemikiran