pemukiman dan industri. Secara alami senyawa amonia di perairan berasal dari hasil metabolisme hewan dan hasil proses dekomposisi bahan organik oleh
bakteri. Jika kadar amonia di perairan terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi 1,1 mgl pada suhu 25
o
C dan pH 7,5 dapat diduga adanya pencemaran Alaerst dan Sartika 1987.
H. Fosfat PO
4
-P
Fosfat PO
4
-P dalam air berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan dalam bentuk ATP, ADP
dan nukleotid koenzim. Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus-menerus walaupun dalam keadaan gelap. Ortofosfat H
3
PO
4
adalah bentuk fosfat anorganik yang paling banyak terdapat dalam siklus fosfat. Menurut Peavy dan
Howard 1986 bahwa fosfat berasal dari deterjen dalam limbah cair dan pestisida serta insektisida dari lahan pertanian. Fosfat terdapat dalam air alam atau air
limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel
organisme dalam air. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk kedalam sungai melalui drainase dan aliran air hujan.
Polifosfat dapat memasuki sungai melaui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri
pencucian, industri logam dan sebagainya. Fosfat organik terdapat dalam air buangan penduduk tinja dan sisa makanan.Hasil pengukuran PO
4
-P di perairan estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 12 Kadar PO
4
-P mgl di perairan estuaria Sungai Tallo Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar PO
4
-P di perairan estuaria Sungai Tallo pada musim hujan jauh meningkat bila dibandingkan pengukuran
pada musim kemarau. Hal tersebut terjadi karena limpasan air hujan yang melintasi pemukiman dan daratan masuk ke dalam perairan. Senyawa fosfat
dalam perairan berasal dari sumber alami seperti; erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut. Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan
BM:0,015 mgl
seterusnya masuk ke dalam rantai makanan. Peningkatan kadar fosfat dalam air, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi blooming fitoplankton yang
akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan phytoplankton adalah 0,27-5,51 mgl. Berdasarkan hasil
pengukuran kadar PO
4
-P yang berkisar 0,140-0,680 mgl, maka perairan estuaria Sungai Tallo tergolong perairan eutrofik. Hal tersebut didasarkan pada
penggolongan kesuburan perairan berdasarkan parameter PO
4
-P. Menurut Wetzel 1975 dalam Effendi 2003, bahwa perairan oligrotofik mempunyai kadar fosfat
0,003-0,01 mgl, perairan mesotrofik mempunyai kadar fosfat 0,011-0,031 mgl dan perairan eutrofik mempunyai kadar fosfat 0,031-0,10 mgl. Lebih jauh Boyd
1991, menyebutkan bahwa kadar fosfat PO
4
kadar fosfat dalam perairan alami umumnya berkisar antara 0,005-0,02 mgl. Kadar fosfat yang melebihi 0,1 mgl,
tergolong perairan yang eutrof. Perairan utrofik merupakan perairan yang memiliki kadar hara tinggi, merupakan perairan dangkal, tumbuhan litoral
melimpah, kepadatan plankton lebih tinggi, sering terjadi blooming alga dengan tingkat penetrasi cahaya matahari umumnya rendah Goldman dan Horne 1983
dalam Marganof 2007. Menurut Mason 1993 bahwa eutrofik merupakan perairan kaya unsur hara dan produktivitas tinggi.
I. Nitrat NO
3
-N
Nitrat NO
3
adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat bersumber dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan dan sangat mudah larut serta bersifat stabil. Hutagalung 1984 menyebutkan bahwa sumber utama nitrat di
perairan berasal dari limbah yang mengandung senyawa nitrat berupa bahan organik dan senyawa anorganik. Kadar nitrat tertinggi biasanya ditemukan di
perairan muara. Hasil pengukuran NO
3
-N di perairan estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 13 Konsentrasi NO
3
-N mgl di perairan estuaria Sungai Tallo
BM:0,08 mgl