BOD Model Pengelolaan Lingkungan Estuaria Sungai Tallo Kawasan Perkotaan Makassar

seterusnya masuk ke dalam rantai makanan. Peningkatan kadar fosfat dalam air, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi blooming fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan phytoplankton adalah 0,27-5,51 mgl. Berdasarkan hasil pengukuran kadar PO 4 -P yang berkisar 0,140-0,680 mgl, maka perairan estuaria Sungai Tallo tergolong perairan eutrofik. Hal tersebut didasarkan pada penggolongan kesuburan perairan berdasarkan parameter PO 4 -P. Menurut Wetzel 1975 dalam Effendi 2003, bahwa perairan oligrotofik mempunyai kadar fosfat 0,003-0,01 mgl, perairan mesotrofik mempunyai kadar fosfat 0,011-0,031 mgl dan perairan eutrofik mempunyai kadar fosfat 0,031-0,10 mgl. Lebih jauh Boyd 1991, menyebutkan bahwa kadar fosfat PO 4 kadar fosfat dalam perairan alami umumnya berkisar antara 0,005-0,02 mgl. Kadar fosfat yang melebihi 0,1 mgl, tergolong perairan yang eutrof. Perairan utrofik merupakan perairan yang memiliki kadar hara tinggi, merupakan perairan dangkal, tumbuhan litoral melimpah, kepadatan plankton lebih tinggi, sering terjadi blooming alga dengan tingkat penetrasi cahaya matahari umumnya rendah Goldman dan Horne 1983 dalam Marganof 2007. Menurut Mason 1993 bahwa eutrofik merupakan perairan kaya unsur hara dan produktivitas tinggi.

I. Nitrat NO

3 -N Nitrat NO 3 adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat bersumber dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan dan sangat mudah larut serta bersifat stabil. Hutagalung 1984 menyebutkan bahwa sumber utama nitrat di perairan berasal dari limbah yang mengandung senyawa nitrat berupa bahan organik dan senyawa anorganik. Kadar nitrat tertinggi biasanya ditemukan di perairan muara. Hasil pengukuran NO 3 -N di perairan estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut: Gambar 13 Konsentrasi NO 3 -N mgl di perairan estuaria Sungai Tallo BM:0,08 mgl Hasil pengukuran nitrat di perairan estuaria Sungai Tallo pada musim hujan menunjukkan kadar NO 3 -N yang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar NO 3 -N pada musim kemarau. Hal tersebut dikarenakan tingginya kadar amonia di perairan, baik yang bersumber dari aktivitas manusia antropogenik, maupun amonia yang dihasilkan dari aktivitas metabolisme dan respirasi tumbuhan dan biota perairan. Menurut Effendi 2003 amonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi. Kadar nitrat yang tinggi dapat menyebabkan kualitas air menurun, penurunan oksigen terlarut, penurunan populasi ikan, serta menimbulkan bau busuk, dan rasa tidak enak Bao et al. 2008. Disisi lain kandungan nitrat dalam kadar yang berbeda dibutuhkan oleh setiap jenis alga untuk pertumbuhannya. Agar fitoplankton dapat tumbuh optimal diperlukan kandungan nitrat antara 0,9-3,5 mgl, tetapi apabila kadar nitrat 0,1 atau 45 mgl, maka nitrat dapat merupakan faktor pembatas Suminto 1984.

J. Surfaktan Deterjen

Surfaktan surface active agent adalah suatu senyawa kimia yang dapat mengaktifkan permukaan suatu zat lain yang awalnya tidak dapat berinteraksi. Surfaktan atau dikenal pula sebagai deterjen merupakan suatu bahan yang berbentuk cair liquid ataupun serbuk powder yang tersusun atas berbagai macam bahan. Klien 1962 mendefinisikan deterjen sebagai suatu bahan pembersih yang berasal dari bahan kimia sintesis. Surfaktan merupakan suatu bahan yang dapat menyebabkan turunnya tegangan permukaan cairan Connel dan Miller 1995. Sumber utama surfaktan di perairan adalah limbah domestik berupa buangan deterjen sabun. Hasil pengukuran surfaktan di perairan estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut: Gambar 14 Konsentrasi Surfaktan di perairan estuaria Sungai Tallo BM:1 mgl MBAS