dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur- unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur hara yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik.
D. Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan Boyd 1991. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi Effendi 2003. Salinitas dinyatakan dalam
gkg atau promil
o oo
. Umumnya lingkungan estuaria memiliki fluktuasi salinitas yang tinggi. Suatu gradien salinitas akan tampak pada suatu saat tertentu, tetapi
pola gradiennya bervariasi, sangat bergantung pada musim, topografi, pasang surut dan jumlah air tawar. Hasil pengukuran salinitas di perairan estuaria Sungai
Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 8 Kadar salinitas ppm di perairan estuaria Sungai Tallo
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa gradien salinitas pada musim hujan lebih variatif dibandingkan dengan gradien salinitas pada musim kemarau. Pada
beberapa lokasi pengukuran, diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar salinitas pada musim hujan dan musim kemarau. Hal tersebut
dikarenakan jumlah air tawar yang masuk ke perairan estuaria cukup tinggi pada musim hujan dan sebaliknya relatif rendah pada musim kemarau. Limpahan air
hujan yang tinggi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kadar salinitas di perairan dan menghasilkan gradien salinitas. Menurut Nybakken 1982, fluktuasi
salinitas dapat disebabkan oleh adanya gradien salinitas pada saat tertentu yang polanya bervariasi bergantung pada topografi estuaria, musim, pasang surut dan
jumlah air tawar. Lebih lanjut disebutkan bahwa perubahan salinitas musiman di estuaria biasanya merupakan akibat perubahan penguapan musiman dan atau
perubahan aliran air tawar musiman.
BM:34 ppm
E. Dissolved Oxygen
Oksigen terlarut atau lazim dikenal dengan istilah DO dissolved oxygen merupakan kadar ukuran relatif suatu oksigen yang terlarut dalam air suatu media
tertentu yang dibutuhkan suatu makhluk hidup untuk pernapasan, pertumbuhan, dan metabolisme. Kadar oksigen terlarut di perairan bervariasi, bergantung pada
suhu, salinitas, turbulensi dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian altitude serta semakin kecil tekanan atmosfer, maka kadar oksigen
terlarut semakin kecil Jeffries dan Mills 1996. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian diurnal dan musiman, tergantung pada percampuran
mixing dan pergerakan turbulence massa air, aktifitas fotosintesis, respirasi dan limbah effluent yang masuk ke perairan. Hasil pengukuran DO di perairan
estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 9 Kadar DO mgl di perairan estuaria Sungai Tallo
Hasil pengukuran DO di perairan estuaria Sungai Tallo, menunjukkan bahwa kadar DO pada musim hujan lebih tinggi bila dibandingkan kadar DO pada
musim kemarau. Kondisi tersebut terjadi karena adanya pengaruh limpahan air hujan yang masuk ke perairan. Disisi lain pada musim kemarau, suhu air menjadi
tinggi akibat penetrasi cahaya yang tinggi dan evaporasi yang tinggi, sehingga menyebabkan penurunan kadar DO di perairan. Menurut Odum 1971
menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Lebih jauh
disebutukan bahwa oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik dan anorganik. Pada tekanan tertentu, kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu. Faktor lain yang mempengaruhi kelarutan oksigen adalah
pergolakan dan luas permukaan air terbuka bagi atmosfer Mahida 1986.
BM:5 mgl
F. BOD
BOD biochemical oxygen demand atau lazim dikenal BOD
5
merupakan gambaran kadar bahan organik yakni jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbon dioksida dan air Davis dan Cornwell 1991. Sedangkan menurut Boyd 1990 BOD
5
menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob yang terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20
o
C selama 5 hari dalam keadaan tanpa cahaya. Lebih jauh ditegaskan oleh Boyd
1990, bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi readily decomposable organic matter. Mays
1996 mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap
masuknya bahan organik yang dapat diurai. Bahan organik tersebut dapat berupa lemak, protein, stacrh, glukosa, aldehida, ester dan sebagainya. Hasil pengukuran
BOD
5
di perairan estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 10 Kadar BOD
5
mgl di perairan estuaria Sungai Tallo Hasil pengukuran BOD
5
menunjukkan bahwa kadar BOD
5
pada musim kemarau ralatif lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar BOD
5
pada musim hujan. Hal tersebut dikarenakan, jumlah bahan organik yang terdapat di perairan
relatif sedikit pada musim kemarau dibandingkan dengan kandungan bahan organik pada musim hujan. Limpasan air hujan yang melintasi permukiman dan
daratan akan mengangkut bahan-bahan organik masuk kedalam perairan. Tingginya kandungan bahan organik yang ada tersebut menyebabkan tingginya
nilai BOD
5
di perairan. Kandungan BOD yang tinggi dapat menjadi indikator pencemaran suatu perairan. Menurut Lee 1987 dalam Sastrawijaya 1991
bahwa nilai BOD
5
berkisar 5,1-14,9 mgl menunjukkan perairan tergolong tercemar sedang dan nilai 15,0 mgl dikategorikan tercemar berat. Dengan
demikian berdasarkan hasil pengukuran BOD
5
perairan estuaria Sungai Tallo tergolong tercemar sedang. Tingginya nilai BOD
5
tersebut akan menyebabkan
BM:20 mgl