baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan yakni 0,008 mgl. Menurut Saeni 1989 bahwa logam berat berkontribusi terhadap degradasi ekosistem perairan
dimana menyebabkan terjadinya penurunan keragaman dan kelimpahan organisme yang disebabkan oleh akumulasi logam berat dalam rantai makanan
dan kehidupan organisme. Menurut Palar 2004 bahwa aktifitas manusia seperti kegiatan industri pelapisan, industri galangan kapal beserta kegiatan dipelabuhan
merupakan salah satu jalur yang mempercepat terjadinya peningkatan kelarutan Cu dalam perairan. Lebih jauh Palar 2004 menyebutkan bahwa biota perairan
sangat peka terhadap kelebihan Cu dalam perairan sebagai tempat hidupnya. Toksisitas Cu baru akan terjadi bila telah masuk kedalam tubuh organisme dalam
jumlah yang besar atau melebihi nilai toleransi sutau organisme.
O. Timbal Pb
Timbal atau lead Pb atau biasa juga disebut timah hitam di perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Timbal Pb terdapat di perairan
dengan bilangan oksidasi Pb
2+
, dan dihasilkan dari industri dan pertambangan serta hasil pembakaran bahan bakar fosil kendaraan bermotor atau mesin-mesin
pabrik yang menggunakan bahan bakar fosil. Timbal yang berasal dari bahan bakar fosil merupakan sumber utama dari timbal yang ada di atmosfer dan daratan
yang kemudian dapat masuk di perairan melalui bantuan hujan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya dan secara alamiah
terdapat pada batu-batuan serta lapisan kerak bumi. Dalam pertambangan, logam ini berbentuk sulfida logam PbS yang sering disebut galena Darmono 1995.
Timbal banyak digunakan dalam industri misalnya sebagai zat tambahan bahan bakar, pigmen timbal dalam cat yang merupakan penyebab utama peningkatan
kadar Pb
di lingkungan Lu 1995.
Hasil pengukuran Pb di perairan estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 19 Konsentrasi Pb mgl di perairan estuaria Sungai Tallo Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi Pb pada lokasi
sampling3 yang merupakan outlet rumah sakit dan industri serta lokasi
BM:0,008 mgl
sampling9 yang merupakan daerah galangan kapal Pelabuhan Paotere, memiliki konsentrasi Pb yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan
konsentrasi Pb pada lokasi sampling lainnya. Hal tersebut dikarenakan Pb tersebut dapat bersumber dari aktivitas rumah sakit dan industri serta aktivitas galangan
kapal. Pada kedua lokasi sampling tersebut konsentrasi Pb pada pengukuran musim hujan telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan yakni 0,008 mgl.
Namun demikian konsentrasi tersebut masih tergolong aman bagi biota perairan yakni kurang dari 0,1 mgl bagi mikroalgae Chlorella saccharophila dan bagi
jenis avertebrata. Menurut Wu et al. 2005 bahwa logam berat Pb, Cd dan Hg yang ada di perairan akan mengganggu proses embryogenesis, pertumbuhan dan
proses metamorphosis pada larva Meretrix meretrix. Selanjutnya dikemukan pula bahwa pencemaran logam berat akan mengganggu perkembangan embrio bulu
babi. Selain itu, kontaminasi logam berat di perairan juga telah terbukti dapat berpotensi untuk mengganggu proses reproduksi hewan air Isnaeni 2005.
Toksisitas timbal terhadap organisme akuatik berkurang dengan meningkatnya kesadahan dan kadar oksigen terlarut. Toksisitas timbal lebih rendah daripada
kadmium Cd, merkuri Hg, dan tembaga Cu akan tetapi lebih toksik daripada kromium Cr, mangan Mn, barium Ba, zinc Zn, dan Besi Fe Effendi
2003.
P. Seng Zn
Seng Zn merupakan salah satu unsur logam yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam. Sumber utama Zn di perairan selain bersumber secara alami
yakni dari batuan dan tanah, Zn juga bersumber dari kegiatan industri dan pertanian. Zn termasuk unsur hara mikro esensial bagi manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, yakni berfungsi untuk membantu kerja enzim, membantu dalam proses fotosintesis sebagai agen bagi transfer hidrogen dan
berperan dalam pembentukan protein Lehninger 1982. Hasil pengukuran Zn di perairan estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 20 Konsentrasi Zn mgl di perairan estuaria Sungai Tallo
BM:0,05 mgl