C. pH Air
pH atau derajat keasaman air merupakan tingkatan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui aktivitas ion hidrogen. pH merupakan suatu
pernyataan dari konsentrasi ion hidrogen H
+
di dalam air, besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Besaran pH berkisar
antara 0-14, nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa, untuk pH = 7
disebut sebagai netral Hardjojo dan Djokosetiyanto 2005. Nilai pH pada perairan laut cenderung bersifat basa, sedangkan pH air tawar umumnya bersifat asam
karena mengandung asam-asam organik dan asam-asam mineral yang berasal dari tumbuhan ataupun jasad renik yang mengalami penguraian oleh bakteri
dekomposer. Hasil pengukuran pH air di perairan estuaria Sungai Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 7 Konsentrasi pH di perairan estuaria Sungai Tallo
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kisaran pH di perairan estuaria Sungai Tallo cenderung bersifat netral, yakni berkisar pH 6,1-8,1. Hal tersebut
tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Rastina 2012 yakni berkisar pH 5,62- 7,75. Berdasarkan baku mutu air untuk biota, maka nilai pH tersebut tergolong
baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH antara 7-8,5 Effendi
2003. Selanjutnya disebutkan bahwa nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, seperti; proses nitrifikasi yang akan menyebabkan pH air
menjadi rendah. Meskipun terdapat konsentrasi pH yang dibawah baku mutu lingkungan, namun kondisi tersebut tidaklah tergolong ekstrim untuk
pertumbuhan biota aquatik di perairan estuaria. Menurut Boyd 1990 bahwa perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif lebih stabil dan berada dalam
kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara 7,7-8,4. pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga buffer yaitu adanya garam-garam karbonat dan bikarbonat
yang dikandungnya Nybakken 1982. Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas perairan Pescod 1973. Umumnya nilai pH
BM:7,0-8,5
dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur- unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur hara yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik.
D. Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan Boyd 1991. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi Effendi 2003. Salinitas dinyatakan dalam
gkg atau promil
o oo
. Umumnya lingkungan estuaria memiliki fluktuasi salinitas yang tinggi. Suatu gradien salinitas akan tampak pada suatu saat tertentu, tetapi
pola gradiennya bervariasi, sangat bergantung pada musim, topografi, pasang surut dan jumlah air tawar. Hasil pengukuran salinitas di perairan estuaria Sungai
Tallo dalam 2 musim seperti pada grafik berikut:
Gambar 8 Kadar salinitas ppm di perairan estuaria Sungai Tallo
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa gradien salinitas pada musim hujan lebih variatif dibandingkan dengan gradien salinitas pada musim kemarau. Pada
beberapa lokasi pengukuran, diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar salinitas pada musim hujan dan musim kemarau. Hal tersebut
dikarenakan jumlah air tawar yang masuk ke perairan estuaria cukup tinggi pada musim hujan dan sebaliknya relatif rendah pada musim kemarau. Limpahan air
hujan yang tinggi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kadar salinitas di perairan dan menghasilkan gradien salinitas. Menurut Nybakken 1982, fluktuasi
salinitas dapat disebabkan oleh adanya gradien salinitas pada saat tertentu yang polanya bervariasi bergantung pada topografi estuaria, musim, pasang surut dan
jumlah air tawar. Lebih lanjut disebutkan bahwa perubahan salinitas musiman di estuaria biasanya merupakan akibat perubahan penguapan musiman dan atau
perubahan aliran air tawar musiman.
BM:34 ppm