Tentang Ketenagakerjaan Di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
”.
1.2. Idenfikasi dan Pembatasan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Kesehatan merupakan hak dasar semua warga negara, hal ini secara jelas dinyatakan dalam Pasal 28H ayat 1 UUD Tahun 1945. Terkait dengan hak
reproduksi wanita yang merupakan hak khusus dikarenakan fungsi reproduksinya, -yang tidak dimiliki laki-
laki, Pasal 28H ayat 2 menyebutkan bahwa ”Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan
dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya, dijamin dan dilindungi oleh hukum. Dengan kata lain, hak
reproduksi harus dijamin dan dilindungi, sehingga serta merta melahirkan kewajiban-kewajiban bagi suami, masyarakat, negara, dan pihak terkait lainnya
untuk memenuhi hak-hak perlindungan bagi wanita terkait hak reproduksinya tersebut. Di dalam hak perlindungan itulah, hak reproduksi mendapatkan
tempatnya. Perlindungan merupakan segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman dan jaminan terhadap hak perempuan dalam segala aspek
kehidupan.
Pada tataran perundang-undangan, beberapa Undang-undang telah menjadikan isu perlindungan hak reproduksi dan pemberian upah secara penuh
saat cuti atau istirahat saat fungsi reproduksinya berdasarkan pasal 80, 81, 82, 83, 84 dalam ketentuan dan pengaturan yang mengikat. Namun demikian masih
terdapat catatan- catatan terhadap adanya ”jarak” antara kondisi ideal sebagaimana
diarahkan dalam UU No.13 Tahun 2003 dengan kebijakan-kebijakan tersebut. Pada tataran peraturan pelaksana, terdapat beberapa kebijakan secara normatif
sudah mengarah dan mendukung pemenuhan perlindungan hak khusus tersebut namun belum tersosialisai dan diimplementasikan dengan baik.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah yang menjadi bahan penelitian yaituHak-hak apa sajakah yang diberikan upah penuh
kepada pekerja wanita saat cuti fungsi reproduksi dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 dan KUHPerdata; Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak-hak
pekerja wanita saat cuti fungsi reproduksi untuk memperoleh upah penuh dan apa sanksi yang diberikan bagi perusahaan yang melangar dalam Undang-undang
No.13 Tahun 2003 dan KUHPerdata; Hambatan apa yang terjadi dan Upaya apa yang dilakukan untuk meminimalisir terjadinya pelangaran pemberian upah penuh
saat cuti fungsi reproduksi pada pekerja wanita;. Dengan adanya pembatasan masalah ini diharapkan peneliti akan lebih fokus dalam mengkaji dan menelaah
permasalahan yang ada dalam Perlindungan Hukum Terhadap Pembayaran Upah Penuh Saat Cuti Fungsi Reproduksi Bagi Pekerja Wanita yang manjadi objek
penelitian.
1.3. Rumusan Masalah