d. Sistem upah menurut kebutuhan
Sistem ini memberikan upah yang lebih besar kepada mereka yang sudah berkeluarga.Kelemahan
sistem ini
adalah tidak
mendorong inisiatif
kerja.Memberikan perasaan aman karena nasib seseorang menjadi tanggung jawab perusahaan atau masyarakat. Koeshartono, 2005, hal. 95-96
2.4.1. Kebijakan Pengupahan
Upah memegang peranan yang penting dan merupakan ciri khas suatu hubungan kerja, bahkan upah merupakan tujuan utama dari seorang pekerja
melakukan pekerjaan pada orang atau badan hukum lain. Karena itulah pemerintah turut serta dalam menangani masalah pengupahan melalui berbagai
kebijakan yang
dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewujudkan penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan maka pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang dapat melindunngi pekerjaburuh,
kebijakan tersebut meliputi: 1.
Upah minimum 2.
Upah kerja lembur 3.
Upah tidak masuk kerja karena berhalangan 4.
Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain diluar pekerjaannya
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerja Bentuk dan
pembayaran upah 6.
Denda dan 7.
potongan upah Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
1. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional
2. Upah untuk pembayaran pesangon
3. Upah untuk perhitugan pajak penghasilan
Pemerintah dalam menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup yang layak dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi. Upah minimum terdiri atas: a. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupatenkota.
b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupatenkota. Upah minimum tersebut diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup
yang layak dan ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi danatau BupatiWalikota.
Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum. Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara
pengusaha dan pekerjaburuh atau serikat pekerjaserikat buruh tidak boleh lebih rendahdari ketentuam pengupahan yang ditetapkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal tersebut lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan,
kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerjaburuh menurut perUndangan-Undangan yang
berlaku. Husni,2007, hal. 148-150
2.4.2. Komponen Upah