Lokasi dan Ruang Lingkup Usaha

68 kebun, yaitu : PNP XI berkedudukan di Jakarta 24 perkebunan, meliputi perkebunan-perkebunan eks PPN Aneka Tanaman X, dan PPN Aneka Tanaman XI; PNP XII berkedudukan di Bandung 24 perkebunan, meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XI, PPN Aneka Tanaman XII, sebagian eks PPN Aneka Tanaman VII, dan PPN Aneka Tanaman VIII; PNP XIII berkedudukan di Bandung 20 perkebunan, meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XII, eks PPN Aneka Tanaman IX, dan PPN Aneka Tanaman X. Sejak tahun 1971, PNP XI, PNP XII dan PNP XIII berubah status menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan Persero. Dalam rangka restrukturisasi BUMN Perkebunan mulai 1 April 1994 sampai dengan tanggal 10 Maret 1996, pengelolaan PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII digabungkan di bawah manajemen PTP Group Jabar. Selanjutnya sejak tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII Persero. PT Perkebunan Nusantara VIII Persero didirikan berdasarkan Akta Notaris Harun Kamil, SH No. 41 Tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK Nomor C2-8336.HT.01.01.TH.96. tanggal 8 Agustus 1996 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan XII dan Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan XIII menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII.

B. Lokasi dan Ruang Lingkup Usaha

PT. Perkebunan Nusantara VIII Persero memiliki visi menjadi perusahaan agribisnis global yang dipercaya, mengutamakan kepuasan pelanggan dan kepedulian lingkungan dengan berlandaskan kepada mutu dan produktivitas tinggi, serta didukung oleh SDM yang profesional. Misi yang dibawa adalah mengelola perusahaan sesuai prinsip GCG Good Corporate Governance, untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan ramah lingkungan yang senantiasa berkembang dan lestari sebagai karya sumber daya manusia yang handal dalam upaya memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan. Kantor pusat PT. Perkebunan Nusantara VIII Persero terletak di Jl. Sindang Sirna no. 4 Bandung. Unit kerja atau kebun yang berada di bawah koordinasi PTPN VIII Persero tersebar di propinsi Jawa Barat dan Banten dengan jumlah 43 unit. Daftar unit kerja PTPN VIII dapat dilihat pada Lampiran 2. PT. Perkebunan Nusantara VIII Persero merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri perkebunan. Usaha yang dilakukan meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahanproduksi, dan penjualan komoditi perkebunan teh, karet, kelapa sawit, kina, kakao, dan gutta percha. 1. Budidaya kakao Areal tanaman kakao 3.554 ha, keseluruhannya telah menghasilkan TM. PTPN VIII memiliki 4 buah pabrik pengolahan kakao, dengan kapasitas terpasang sebesar 4.752 tontahun. Volume produksi s.d Triwulan I2003 sebanyak 123 ton, sedang volume penjualan mencapai 123 ton, dengan nilai penjualan Rp2,1 miliar. 2. Budidaya teh Areal tanaman teh s.d Triwulan I2003 seluas 26.383 ha, terdiri dari areal TM 24.573 ha dan TBM 1.810 ha. Produksi selama 6 tahun dari 1996 sampai dengan Triwulan I2003 berfluktuasi sejalan dengan perubahan iklim, seperti terjadinya kemarau panjang pada tahun 1997. PTPN VIII telah merintis memproduksi teh hijau Jepang dari klon Yabukita, dan sekarang telah berkembang hingga mencapai areal seluas 50 ha Tanaman Menghasilkan TM dengan produksi yang dihasilkan + 8.000 kg kering per tahun, dan 10 ha Tanaman Belum Menghasilkan TBM. Selain itu PTPN VIII dapat memproduksi pula teh hijau konvensional dengan kapasitas pengolahan 450 tontahun. Pabrik teh hitam yang sekarang beroperasi sebanyak 33 buah, terdiri dari pabrik orthodoks dengan kapasitas 53.380 tontahun, pabrik CTC 21.370 tontahun. Volume ekspor teh Indonesia pada tahun 1999 sebanyak 99.847 ton atau 8 dari total ekspor dunia sebanyak 1.244.426 ton dan menempati urutan ke 5 terbesar negara eksportir teh. Di antara negara yang cukup besar mengimpor teh dari Indonesia adalah Inggris, Pakistan, Irak, Amerika, Belanda dan India. Penjualan teh PTPN VIII dilakukan melalui pelelangan di Jakarta Tea Auction . Harga jual yang terjadi sangat dipengaruhi oleh pasokan dan serapan di pasar dunia. PTPN VIII Persero saat ini sedang mengembangkan Industri Hilir Teh IHT. Unit Usaha Pengepakan Teh UUPT PTPN VIII didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.SKD.11046IX1998. Unit Usaha pengepakan teh merupakan Industri hilir yang dikembangkan PT Perkebunan Nusantara VIII, beralamat di Jalan Raya Panyileukan No.2 Cipadung Cibiru Bandung 40614 Telepon 0227830826, Fax 0227830827. Kegiatan produksi terbagi dua: 1. Own Branding: bentuk produk dengan brand PTPN VIII, Teh Celup Malabar, Teh Bungkus Malabar, Teh Celup Walini dan Teh Bungkus Walini. 2. Co. Branding: melayani jasa pengepakan Tea Bag, Pot Bag, Sachet, dan Package Tea. Dalam Co. Branding nama PTPN VIII dicantumkan pada kemasan. 3. Makloon: melayani jasa pengepakan Tea Bag, Pot Bag, Sachet, dan Package Tea. Dalam Makloon nama PTPN VIII tidak dicantumkan pada kemasan. 3. Budidaya karet Areal tanaman karet s.d Triwulan I2003 seluas 26.001 ha, terdiri dari areal TM 19.452 ha 75 dan areal TBM 6.550 ha 25. Produksi karet berfluktuasi, karena dipengaruhi oleh perubahan iklim seperti terjadinya kemarau panjang pada tahun 1997. Produksi s.d Triwulan I2003 mencapai 7.174 ton. Pabrik pengolahan karet PTPN VIII terdiri 17 pabrik RSS, 2 TPC, 4 latek pekat, dan 4 karet remah. Volume penjualan karet s.d Triwulan I2003 mencapai 6.143 ton, yang sebagian besar ditujukan untuk memenuhi permintaan dalam negeri lokal 82 dengan dasar harga ekspor, selebihnya di ekspor ke negara Eropa, Asia dan Amerika. Keseluruhan nilai penjualan s.d Triwulan I2003 sebesar Rp 49 miliar, merupakan 29 dari total pendapatan PTPN VIII. 4. Budidaya kina Areal tanaman kina s.d Triwulan I2003 seluas 3.859 ha, terdiri dari areal TM 1.411 ha 27 dan TBM 2.448 ha 63. Produksi kina seluruhnya dijual kepada pabrik pengolah industri hilir anak perusahaan PTPN VIII, untuk selanjutnya diekspor. Produksi kina s.d Triwulan I 2003 sebanyak 163 ton, sedangkan volume penjualan mencapai 119 ton dengan nilai Rp1,8 miliar. 5. Budidaya kelapa sawit Areal tanaman kelapa sawit s.d Triwulan I2003 seluas 10.005 ha, terdiri dari areal TM 5.057 ha 51 dan TBMTTI 4.949 ha 49. Produksi TBS s.d Triwulan I2003 termasuk dari Plasma sebanyak 19.882 ton atau 90 dari RKAP. Kelapa sawit berada di daerah Banten Selatan. Penjualan CPO s.d Triwulan I2003 mencapai 3.150 ton, dengan nilai Rp 11 miliar dan Kernel mencapai 550 ton dengan nilai 0,9 miliar.

D. Struktur Organisasi