b. Kuantitas kerja Y2
Indikator kuantitas kerja memiliki bobot faktor sebesar 0.578. Hasil analisis estimasi LISREL 8.30 memberikan nilai R
2
0.334 yang berarti bahwa kuantitas kerja memberikan pengaruh sebesar 33.4 dalam membentuk
prestasi kerja. Kuantitas kerja menggambarkan bagaimana karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan target jumlah produksi atau hasil
yang sudah ditetapkan. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
c. Ketepatan waktu Y3
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan hal yang penting untuk setiap karyawan. Indikator ini akan mempengaruhi
prestasi kerja karyawan. Hasil analisis estimasi LISREL 8.30 menunjukkan bahwa ketepatan waktu memiliki bobot faktor sebesar 0.354 dan nilai R
2
0.125. Nilai tersebut berarti bahwa ketepatan waktu memberikan pengaruh sebesar 12.5 dalam membentuk prestasi kerja.
Ketepatan waktu menunjukkan bahwa seorang karyawan dapat menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang diperkenankan oleh perusahaan.
Ketepatan waktu tidak memberikan kontribusi yang cukup besar dalam membentuk prestasi kerja.
d. Tanggung jawab Y4
Indikator tanggung jawab memberikan kontribusi terbesar dalam membentuk prestasi kerja. Tanggung jawab memiliki bobot faktor sebesar
0.877 dan nilai R
2
0.769. Nilai tersebut berarti bahwa tanggung jawab berpengaruh sebesar 76.9 dalam membentuk pelatihan.
Pelatihan UpgradingQualifying Calon SinderSinder TUK adalah pelatihan yang ditujukan bagi calon sinder TUK dan sinder TUK. Posisi
seperti ini membutuhkan tanggung jawab yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya. Oleh karena itu, responden beranggapan bahwa tanggung jawab
merupakan indikator yang memberikan kontribusi terbesar dalam membentuk prestasi kerja.
e. Kerja sama Y5
Indikator kerja sama memiliki bobot faktor sebesar 0.815. Hasil perhitungan memberikan nilai R
2
0.665 yang berarti bahwa kerja sama berpengaruh sebesar 66.5 dalam membentuk prestasi kerja. Kerja sama
memiliki kontribusi yang cukup besar setelah tanggung jawab. Berdasarkan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa kerja sama memiliki peranan yang
penting dalam perusahaan. Karyawan yang dapat bekerja sama dengan baik akan memberikan kontribusi yang baik terhadap perusahaan.
f. Sikap Y6
Indikator sikap memiliki bobot faktor sebesar 0.405. Hasil perhitungan memberikan nilai R
2
0.164 yang berarti bahwa sikap berpengaruh sebesar 16.4 dalam membentuk prestasi kerja. Hal ini menunjukkan bahwa
responden beranggapan sikap bukan menjadi faktor yang utama dalam peningkatan prestasi kerja karyawan. Namun, sikap memiliki pengaruh secara
tidak langsung dalam membentuk prestasi kerja. Pelatihan akan berjalan efektif jika didukung oleh sumber daya pelatih
yang dapat menyampaikan materi pelatihan kepada peserta dengan baik. Hasil yang diharapkan dari pelatihan adalah adanya peningkatan prestasi kerja
karyawan. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan adalah tanggung jawab. Jabatan Sinder TUK menuntut setiap karyawan
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
Hasil pengamatan dan analisis estimasi SEM terhadap model ini menunjukkan bahwa pelatihan mempengaruhi prestasi kerja sebesar 37.8. Ada
dua variabel laten yang terdapat dalam model ini, yaitu variabel laten eksogen pelatihan dan variabel laten endogen prestasi kerja.
Variabel laten eksogen pelatihan terdiri dari enam indikator yang diukur antara lain: pelatih X1, peserta X2, materi pelatihan X3, metode pelatihan
X4, lingkungan X5, dan fasilitas pelatihan X6. Keenam indikator tersebut berpengaruh dalam membentuk pelatihan karena memiliki nilai t-value lebih besar
dari 1.96 pada tingkat signifikansi 5. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatih X1 mempunyai kontribusi yang paling besar dalam membentuk pelatihan
yaitu sebesar 51.5 dengan λ=0.718. Kemudian materi pelatihan X3, peserta
X2, metode pelatihan X4, fasilitas pelatihan X6 dan lingkungan X5 mempunyai kontribusi terkecil dalam membentuk pelatihan yaitu sebesar 27.4
dengan λ=0.523.
Variabel laten endogen prestasi kerja dapat diukur dengan pelatihan dan juga tujuh indikator yakni kualitas kerja Y1, kuantitas kerja Y2, ketepatan
waktu Y3, tanggung jawab Y4, kerja sama Y5 dan sikap Y6. Keenam indikator tersebut berpengaruh dalam membentuk pelatihan karena memiliki nilai
t-value lebih besar dari 1.96 pada tingkat signifikansi 5. Di antara enam
indikator tersebut, tanggung jawab Y4 mempunyai kontribusi paling besar dalam membentuk prestasi kerja yaitu sebesar 76.9 dengan
λ=0.877, berikutnya kerja sama Y5, kualitas kerja Y1, kuantitas kerja Y2, sikap Y6 dan
ketepatan waktu Y3 yang memiliki pengaruh paling kecil dalam membentuk prestasi kerja yakni sebesar 12.5 dengan
λ=0.354. Pelatihan akan berjalan efektif jika didukung oleh sumber daya pelatih
yang dapat menyampaikan materi pelatihan kepada peserta dengan baik. Hasil yang diharapkan dari pelatihan adalah adanya peningkatan prestasi kerja
karyawan. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja