Argumentasi Hukum atau Non Hukum Para Pihak Pertimbangan dan Putusan Hakim

4 Anak Agung Bagus Prambada Sanjaya alias Anak Agung Ragil Agusta Prambada ; berada dalam asuhan Penggugat dengan ketentuan harus memberikan kesempatan kepada Tergugat untuk melaksanakan kewajibannya sebagai ibu dan semampunya tetap memberikan biaya pemeliharaan yang dibutuhkan demi kepentingan kehidupan anak-anaknya tersebut ; e. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya ; f. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul sejumlah Rp. 691.000,- enam ratus sembilan puluh satu ribu rupiah; Atas putusan tersebut pihak Tergugat merasa tidak terima apabila anak-anak mereka yang masih dibawah umur diasuh oleh Penggugat, dan pihak Tergugat juga merasa bahwa saksi dari pihak Penggugat memberikan keterangan yang tidak benar. Oleh karena itu pada tanggal 7 Maret 2012 pihak Tergugat mengajukan Banding ke Pengadilan Tinggi Denpasar dan telah dicatatkan dengan Register Nomor: 66PDT2012PT.DPS.

2. Argumentasi Hukum atau Non Hukum Para Pihak

Dalam perkara Banding ini, pihak TergugatPembanding menyatakan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar telah membuat suatu pertimbangan yang salah karena telah mempertimbangkan keterangan dari saksi yang hanya mengetahui kejadian tersebut dari cerita orang, bukan mengalami, melihat, ataupun mendengar sendiri sehingga pada akhirnya membuat keputusan yang salah juga. Saksi dari pihak PenggugatTerbanding yang bernama Heri Mustika Perwita mengatakan bahwa TergugatPembanding memiliki pekerjaan dan kesibukan yang padat diluar rumah sehingga tidak mempunyai waktu untuk anak- anaknya, sedangkan menurut pihak TergugatPembanding pada kenyataannya tidak seperti itu. TergugatPembanding juga mengatakan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar telah melanggar Pasal 49 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan karena telah mencabut kekuasaan si ibu terhadap anak-anaknya, sedangkan pada kenyataannya TergugatPenggugat tidak melalaikan kewajibannya karena selalu tidur bersama dengan ana-anak dan tidak berkelakuan buruk sebagai seorang ibu. Sedangkan pihak PenggugatTerbanding menanggapi bahwa pihak TergugatPembanding tidak layak untuk menyatakan keberatan terhadap putusan Pengadilan Negeri Denpasar karena pihak TergugatPembanding sering absen didalam persidangan. Mengenai hak asuh anak, PenggugatTerbanding menyatakan bahwa TergugatPembanding tidak selalu tidur bersama dengan anak- anak seperti yang dinyatakan TergugatPembanding dalam memori banding, dan PenggugatTerbanding juga tidak bisa dikatakan sebagai ayah yang tidak bertanggung jawab hanya karena PenggugatTerbanding tidak ada disaat anak mereka sedang dirawat dirumah sakit.

3. Pertimbangan dan Putusan Hakim

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Denpasar dalam memutus perkara banding ini mempertimbangkan pernyataan TergugatPembanding yang menyatakan bahwa kesaksian dari Heri Mustika Perwita adalah keterangan yang tidak benar karena hanya mendengar cerita tersebut dari orang lain, bukan berdasarkan apa yang dilihat, didengar, ataupun dialami sendiri. Sehingga menurut Majelis Hakim keterangan tersebut belum cukup untuk menyatakan bahwa TergugatPembanding adalah seorang ibu yang tidak bertanggungjawab. Majelis Hakim juga berpendapat bahwa anak yang belum dewasa sangat memerlukan kasih sayang dan perhatian dari ibu kandungnya, seperti yang diatur dalam Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 102KSip1973 tanggal 24 April 1975 yang berbunyi ”Berdasarkan Yurisprudensi mengenai perwalian anak, patokannya ialah bahwa ibu kandung yang diutamakan, khususnya anak-anak yang masih kecil, karena kepentingan anak yang menjadi kriterium, kecuali kalau terbukti bahwa ibu tersebut tidak wajar untuk memelihara anak.” Setelah mempertimbangkan dari berbagai hal, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Denpasar memutuskan : a. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding semula Tergugat yang bernama KETUT AYU BUDISETIAWATI, SH. ; b. Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Denpasar tanggal 13 Februari 2012 Nomor : 396Pdt.G2011PN.Dps. yang dimohonkan banding, yaitu ad.4 amar putusan sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut : 1 Anak Agung Ayu Nandya Kusuma Wardani ; 2 Anak Agung Ayu Kirana Prameswari ; 3 Anak Agung Bagus Pandu Yubiarsana ; 4 Anak Agung Bagus Prambada Alias Anak Agung Ragil Prambada ; berada dalam asuhan TergugatPembanding dengan ketentuan TergugatPembanding sebagai seorang ibu berkewajiban mendidik, merawat anak-anak dengan penuh kasih sayang serta memberikan kesempatan kepada TerbandingPenggugat selaku seorang ayah untuk menjenguk anak-anaknya ; c. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Denpasar tanggal 13 Februari 2012 Nomor : 396Pdt.G2011PN.Dps tersebut untuk selebihnya ; d. Membebankan kepada TerbandingPenggugat untuk membayar biaya perkara ini dalam kedua tingkat peradilan. Analisis Kasus Dalam perkara banding di atas penulis menganalisis beberapa hal, antara lain : 1 Pasal yang dipakai dalam argumentasi para pihak masih kurang tepat karena pihak TergugatPembanding hanya menggunakan Pasal 49 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan untuk membuktikan bahwa ia layak untuk mendapatkan hak asuh anak tersebut. Sebaiknya untuk semakin mendukung argumentasi TergugatPembanding, ia juga menggunakan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 102KSip1973 seperti yang terdapat dalam pertimbangan Majelis Hakim. 2 Pertimbangan yang dibuat oleh Majelis Hakim sudah tepat. Dimana Majelis Hakim berpedoman pada Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 102KSip1973 dan mempertimbangkan hal yang terbaik bagi anak-anak. Dimana anak-anak yang masih dibawah umur sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu yang melahirkannya. 3 Putusan yang diberikan oleh Majelis Hakim juga sudah tepat. Majelis Hakim memutuskan bahwa hak asuh anak dikembalikan kepada ibunya yang bisa bertanggung jawab terhadap kehidupan dan masa depan anak tersebut. 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan