4 Bahwa dari perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dikaruniai 1 satu
orang anak laki-laki yang bernama Wingston Anggata yang berumur 9 tahun.
c. Pertimbangan dan Putusan Hakim
Setelah Majelis Hakim mendengar keterangan saksi-saksi dan membaca dalil - dalil gugatan Penggugat, maka pertimbangan yang diambil oleh Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Medan adalah bahwa Tergugat sering pulang kerumah orang tuanya selama berbulan - bulan tanpa seizin Penggugat sehingga Tergugat
melalaikan kewajibannya sebagai istri dan sebagai ibu dari anaknya. Sebagai contoh adalah anak Penggugat dan Tergugat diserempet mobil karena kurangnya
pengawasan dari Tergugat selaku ibunya. Hal itu mengakibatkan pertengkaran yang berlangsung terus-menerus dan sejak bulan Februari 2012 Tergugat pergi
meninggalkan rumah kediaman bersama dan Penggugat sudah berusaha mencari keberadaan Tergugat, tetapi tidak diketahui keberadaannya. Majelis Hakim juga
menimbang bahwa alasan perceraian tersebut tergolong pada alasan perceraian sebagaimana diatur dalam Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975, yaitu antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Bahwa menurut
Pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, gugatan perceraian yang didasarkan atas alasan yang disebut dalam Pasal 19 huruf f dapat diterima
apabila alasan-alasan tersebut telah cukup jelas bagi Pengadilan. Menurut pasal 41 huruf a Undang - Undang RI Nomor 1 Tahun 1974,
baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak - anaknya, semata - mata berdasarkan kepentingan anak sebagai akibat putusnya perkawinan
karena perceraian. Sedangkan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap
dipersidangan tidak memungkinkan apabila hak asuh atas anak Penggugat dan Tergugat diberikan kepada ibunya. Hal ini dikarenakan Tergugat sudah lalai
dalam menjaga anak dan hingga saat ini Tergugat tidak diketahui dimana keberadaannya. Oleh karena Penggugat mempunyai penghasilan untuk membiayai
kehidupan si anak, maka semata - mata demi kepentingan si-anak, menurut Majelis Hakim cukup beralasan untuk menetapkan Penggugat sebagai pemegang
hak asuh pemeliharaan terhadap anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Wingston Anggata sampai anak Penggugat dan Tergugat tersebut dewasa.
Setelah menimbang dari berbagai hal akhirnya Majelis Hakim memutuskan sebagai berikut :
1 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2 Menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang telah
dilangsungkan secara agama Budha pada tanggal 16 Oktober 2001 di Kelenteng Chie Kong Jalan Garuda Nomor 58 B Medan dan tercatat pada
Kantor Dinas Kependudukan Kota Medan tanggal 24 September 2002 putus karena perceraian beserta segala akibat hukumnya ;
3 Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Medan untuk mengirimkan
sehelai salinan putusan ini yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Kantor Dinas Kependudukan Kota Medan supaya didaftarkan dalam
sebuah buku yang diperuntukkan untuk itu ; 4
Menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak asuh atas 1 satu orang anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Wingston Anggata, laki - laki, lahir di
Medan pada tanggal 03 Desember 2002 ; 5
Menghukum Tergugat untuk membayar ongkos perkara.
2. Kasus II : Ibu yang Tidak Bertanggung Jawab