58
untuk memperoleh nilai dari kohesi dan sudut geser dalam yang nantinya akan menjadi salah satu parameter dalam perhitungan faktor keamanan.
3.5.2.2 Uji Konsolidasi
Parameter lainnya yang dibutuhkan dalam perhitungan tingkat kestabilan lereng menggunakan model soft soil adalah indeks kemampatan compression
index yang dilambangkan dengan C
c
dan juga indeks pengembangan Swelling index
yang dilambangkan dengan C
s
. C
c
dan C
s
ini diperoleh dari hasil uji konsolidasi.
Indeks kemampatan atau C
c
adalah kemiringan virgin compression line VCL
bagian lurus dari kurva hubungan , sehingga diambil dimanapun sepanjang bagian lurus akan menghasilkan C
c
yang sama. Dengan rumus :
Dimana : e
= Angka pori P
= Tekanan pada saat konsolidasi kgcm
2
Gambar 3.3. Grafik Konsolidasi
Sedangkan nilai indeks pengembangan atau Cs adalah :
1 1
log P
P e
e C
c
C S
C sampai
C .
10 1
5 1
Universitas Sumatera Utara
59
3.6. Analisa Data Laboratorium
Setelah seluruh data diperoleh dari pekerjaan laboratorium baik pengujian sifat fisik tanah maupun pengujian sifat mekanis tanah kemudian dilakukan
analisa dan pengumpulan data. Analisa ini dilakukan sedemikian rupa sehingga parameter yang diperoleh mendekati dengan keadaan sebenarnya di lapangan atau
daerah penelitian. Kemudian seluruh paremeter dimasukkan ke dalam perhitungan tingkat kestabilan lereng menggunakan metode elemen hingga dengan model soft
soil.
Universitas Sumatera Utara
60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Daerah penelitian merupakan lereng yang berada pada tebing jalan yang menghubungkan Medan-Berastagi tepatnya di Km 35,7-36. Penelitian di lakukan
pada dua titik pengamatan yaitu S1 dan S2. Kedua titik pengamatan tersebut
merupakan lereng yang belum mengalami kelongsoran.
Pada hasil dan pembahasan ini, akan membahas tentang geometri pada daerah penelitian, hasil uji sifat keteknikan tanah, perhitungan faktor keamanan
dan analisa kestabilan lereng serta simulasi pengaruh muka air tanah pada faktor keamanan lereng.
4.1. Geometri Pada Daerah Penelitian
Untuk mengetahui bentuk geometri dari lereng yang diamati, dilakukan pengamatan langsung di lapangan dengan cara visualisasi pada lereng tersebut.
Geometri lereng mencakup ketinggian lereng dan juga kemiringan slope lereng. Data geometri ini merupakan salah satu parameter yang akan digunakan untuk
mengetahui nilai faktor keamanan. Dimana pada penelitian ini penulis mengamati dua titik yang memiliki geometri lereng seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.1.
Tabel Geometri Lereng daerah penelitian
Kondisi lereng yang diamati memiliki vegetasi yang sangat lebat dengan didominasi oleh pohon-pohon yang berukuran besar seperti yang terlihat pada
Lereng Lokasi
Tinggi Lereng m Kemiringan Lereng
mN mE
S1 368.990,8
453.858,2 14
50 S2
368.914,1 453.845,9
17 47
Universitas Sumatera Utara
61
Gambar 4.1. Kondisi vegetasi yang lebat ini mengidentifikasi bahwa lereng belum pernah mengalami kelongsoran sebelumnya.
Lokasi lereng penelitian diperoleh dari GPS yang dinyatakan dalam koordinat UTM terhadap dua arah, yaitu meter East mE dan meter North mN.
Gambar 4.1.
Visualisasi Geometri Lereng
4.2. Sifat Keteknikan Tanah
Sampel tanah pada kedua titik pengamatan di analisa dengan melakukan uji laboratorium di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Sumatera Utara
untuk mengetahui sifat keteknikan tanah. Sifat keteknikan tanah dibagi atas dua, yaitu sifat fisik tanah dan sifat
mekanika tanah. Sifat fisik tanah meliputi : atterberg limit , berat isi kering γd,
angka pori e, derajat kejenuhan Sr, kadar air w, berat jenis Gs dan ukuran butir tanah. Sedangkan sifat mekanika tanah meliputi : nilai sudut geser dalam
ᶲ, kohesi tanah c, koefisien pemampatan C
c
, koefisien pengembangan C
s
. S1
S2
Universitas Sumatera Utara
62
4.2.1 Sifat Fisik Tanah