64
4.3.1. Permodelan Lereng
Data geometri lereng yang diperoleh dari pengamatan visual di lapangan digunakan untuk permodelan lereng menggunakan program Plaxis 2D Ver 8.
Adapun bentuk permodelan lereng S1 dan S2 terlihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
Permodelan Lereng Menggunakan Plaxis 2D Ver 8
4.3.2. Identifikasi Parameter
Parameter yang digunakan diperoleh dari hasil uji sifat keteknikan tanah. Adapun nilai
– nilai yang akan digunakan sebagai parameter dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5.
Parameter Perhitungan Faktor Keamanan Model Soft Soil
Parameter Nama
Satuan Sampel 1
Sampel 2
Jenis Tanah Lempung
Lempung Sifat Tanah
Drained Drained
Berat Isi Basah
sat
KNm
3
15,49 17,00
Berat Isi Kering
unsat
KNm
3
11,43 11,57
Permeability – x
K
x
0,000001 0,000001
Permeability – y
K
y
0,000001 0,000001
Koefisien Pemampatan
C
c
0,239 0,176
Koefisien Pengembangan
C
c
0,027 0,037
Angka Pori e
inter
2,348 2,319
Universitas Sumatera Utara
65
Lamda Bintang λ
0,031 0,023
Kappa Bintang k
0,00831 0,009956
Kohesi C
KNm
2
35,8 38,5
Sudut Geser Dalam Ф
o
27,89 29,12
Sudut Dilatansi
o
Pada model soft soil batas kekuatan dimodelkan dengan parameter kohesi c, sudut geser dalam tanah Ф dan sudut dilatansi . Sedangkan untuk
kekakuan tanah dimodelkan dengan parameter koefisien pemampatan C
c
dan koefisien pengembangan C
s
. Dengan memasukkan niai C
c
dan C
s
maka secara otomatis nilai
λ dan k
akan terhitung dengan sendirinya. Nilai λ
k untuk S1
adalah 3,73 dan untuk S2 adalah 2,31. Nilai permeabilitas arah sumbu-x maupun arah sumbu-y diambil dari
Tabel 2.5 yang menunjukkan nilai permeabilitis tanah lempung pada umumnya. Sementara untuk nilai angka pori pada model soft soil ini diperoleh dari nilai
angka pori lapangan dari sampel tanah undisturbed. Sudut dilatansi bernilai nol, sebab pada umumnya dalam tanah lunak yang
memiliki sudut geser dalam tan ah Ф dibawah 30
o
tidak dijumpai sudut dilatansi. Oleh karena itu sudut dilatansi dapat diabaikan dan diambil sama dengan nol.
4.3.3. Hasil Perhitungan Faktor Keamanan Menggunakan Plaxis