Fakta dan Dasar-Dasar Hukum yang dipakai oleh Kedua Belah Pihak Pertimbangan Hukum dari Majelis Hakim

1. Mempunyai Foto Copy Kartu Keluarga Nomor : 1174030903080010 yang dikeluarkan oleh Kadis Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Langsa pada tanggal 16 April 2010, dan memiliki materai yang cukup tanpa dilegalisir yang selanjutnya diberi tanda P.1 2. Surat Keterangan Geuchik Gampong Alue Beurawe tertanggal 15 Oktober 2010 tentang pernyataan belum pernah mengeluarkan NA. Atau surat lainnya yang berkaitan dengan syarat nikah atas nama warga Yessy Sicnorina, selanjutnya diberi tanda P.2 3. Foto copy Kutipan Akte Nikah Nomor : 134714X2010 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Labuhan Deli- SUMUT tertanggal 30 September 2010 yang diberi tanda P.3 4. Foto Copy surat keterangan oleh Yessy Sicnorina tanggal 13 Oktober 2010 tentang penolakan terhadap pernikahan antara Tergugat III dengan Tergugat II, selanjutnya diberi tanda P.4 Majelis hakim telah berusaha dengan maksimal mendamaikan para pihak yang berpekara tetapi tidak berhasil. Penggugat telah mengajukan gugatannya sesuai dengan prosedur hukum. Yaitu dengan mengajukan gugatan ke Mahkamah Syari’yah Langsa sesuai dengan dosmisili pihak Penggugat dan Tergugat II. Materi gugatan tersebut yaitu agar Mahkamah syari’yah Langsa menyatakan bahwa kutipan akta nikah no : 134714X2010 atas nama Tergugat II Yessy Sicnorina dan Tergugat III Riza Rahmad yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang adalah cacat formil dan materil dengan alasan bahwa pernikahan tersebut tanpa prosedur hukum yang benar. Hakim menimbang, terhadap bukti yang diajukan oleh penggugat yaitu bukti P.1 dan P.3 akta otentik yang merupakan syarat mutlak untuk mengajukan perkara pembatalan nikah dan berdasarkan muatan Pasal 23 huruf a UUP Jo Pasal 73 huruf b KHI yaitu yang mengajukan pembatalan nikah adalah para keluarga dalam garis keturunan keatas, maka Penggugat adalah pihak yang berhak dan berkepentingan mengajukan perkara ini. Adapun yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama yaitu : 1. Kompetensi Relatif wewenang relatif Kompetensi relatif adalah kekuasaan mengadili berdasarkan wilayah atau daerah hukum, sebagai kekuasaan yang satu jenis dan satu tingkatan, dalam perbedaannya dengan kekuasaan Pengadilan yang sama jenis dan sama tingkatan lainnya. 2. Kompetensi Absolut wewenang mutlak Kompetensi absolut adalah kekuasaan Pengadilan yang berhubungan dengan jenis perkara atau jenis Pengadilan atau tingkatan Pengadilan, dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis Pengadilan atau tingkatan Pengadilan, dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis Pengadilan atau tingkatan Pengadilan lainnya. Misalnya Pengadilan Agama berkuasa atas perkara perkawinan bagi penduduk atau warga negara yang beragama islam. Sedangkan bagi yang selain Islam menjadi kekuasaan Peradilan Umum. Kekuasaan absolut Peradilan Agama disebutkan dalam Pasal 49 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, bahwa “Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang : Perkawinan, Kewarisan, Wasiat dan Hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam, Wakaf dan Shadaqah. Dalam hukum acara pembuktian murni ditetapkan adanya bukti tertulis tentang pernikahan Kutipan Akta Nikah dan Kartu Tanda Penduduk, termasuk untuk menghadirkan saksi diusahakan dari pihak keluarga terdekat dan baik Penggugat atau Tergugat mutlak harus mendengarkan saksi-saksi dari pihak keduanya. 49 Dalam kasus ini bahwa pembatalan perkawinan antara orang-orang yang beragama Islam dan dilangsungkan secara agama Islam, maka Mahkamah Syar’iyah Langsa mempunyai “LEGAL STANDING” memeriksa, mengadili serta memutuskan perkara ini sesuai dengan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana terakhir telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009. Majelis Hakim telah berusaha secara optimal mendamaikan para pihak yang berpekara juga melalui mediasi tetapi tidak berhasil, hal ini telah sesuai dengan maksud PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang mediasi. Berdasarkan dalil-dalil gugatan Penggugat dan keterangan para saksi tersebut, maka Majelis Hakim menemukan fakta-fakta hukum angtara Tergugat II Yessy Sicnorina Binti Syarifuddin Daud dengan Tergugat III Riza Rahmad Bin Fahriza tealah melangsungkan pernikahan pada hari Kamis tanggal 30 Septembaer 2010, yang telah tercatata pada Kantor Agama Kec Labuhan Deli Kab Deli Serdang Nomor : 134714X2010, tanggal 04 Oktober 2010. Dalam 49 Wawancara dengan Ribat SH, Wakil Ketua Mahkamah Syar’iyah Langsa, pada tanggal 4 April 2013 pernikahan tersebut tanpa persetujuan tertulis maupun lisan dari Penggugat sebagai wali nasab ayah kandung Tergugat II karena Penggugat memang tidak setuju dengan pernikahan tersebut dan yang menjadi wali dalam pernikahan tersebut adalah Tergugat I sebagai Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Pernikahan tersebut dilakukan oleh wali hakim tanpa ada penetapan wali adhal dari Pengadilan yang berwenang maka dapat dipahami bahwa pernikahan yang dilangsungkan atas nama Tergugat II dan Tergugat III dilaksanakan oleh wali yang tidak berhak untuk menikahkan mereka. Pernikahan Tergugat II dan Tergugat III yang dilaksanakan pada tanggal 30 September 2010 tersebut Cacat Hukum baik dari sudut pandang Hukum Islam maupun sudut pandang Hukum Positif. Penggugat dan Tergugat II sangat keberatan terhadap pernikahan tersebut dan memohon agar Mahkamah Syar’iyah Langsa membatalkan pernikahan Tergugat II dengan Tergugat III. Namun Tergugat III sangat keberatan terhadap gugatan Penggugat.

D. Kesimpulan atau Isi Vonis

Pengadilan Mahkamah syar’iyah Langsa berkesimpulan menerima seluruh gugatan Penggugat dengan vonis membatalkan perkawinan antara Riza Rahmad Bin Fahrizal dengan Yessy Sicnorina Binti Syafruddin Daud, yang dilangsungkan pada hari Kamis tanggal 30 September 2010 M. Bertepatan tanggal 21 Syawal 1432 H. di KUA Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya perkara yang hingga saat ini diperhitungkan sebesar Rp. 431.000,- empat ratus tiga puluh satu ribu rupiah. Demikian putusan ini dijatuhkan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim di Langsa pada hari Rabu tanggal 19 Januari 2011, bertepatan dengan tanggal 14 Syafar 1432 H, oleh Drs. Samin sebagai Ketua Majelis, Sakwanah S.Ag.SH.MH dan Drs.A.Aziz.SH.MH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam persidangan terbuka untuk umum dengan dibantu oleh Ilyas.S.Ag.MH sebagai Panitera Pengganti yang dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat II diluar hadirnya Tergugat I dan Tergugat III.

E. Analisis 1. Faktor penyebab terjadinya gugatan permohonan pembatalan

perkawinan oleh orang tua terhadap perkawinan anaknya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Mahkamah Syar’iyah Daerah Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara

4 62 156

Tinjauan Yuridis Pembatalan Perkawinan Oleh Orangtua Terhadap Anaknya Di Mahkamah Syar’iyah Langsa (Studi Kasus Di Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Kota Langsa Nomor Perkara 238/Pdtg/2010/Ms-Lgs)

1 55 74

Analisis Yuridis Penuntutan Pengembalian Mahar Akibat Perceraian (Studi Putusan Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor: 15/Pdt.G/2011/MS-Aceh)

8 60 128

Dualisme Kewenangan Penyelesaian Sengketa Perbankan Syari’ah antara Mahkamah Syar’iyah dan Pengadilan Negeri di Kota Banda Aceh

0 30 161

Pelaksanaan Pengangkatan Anak Melalui Penetapan Hakim Mahkamah Syar’iyah Di Banda Aceh

1 39 138

Pelaksanaan Putusan Maisir Di Mahkamah Syar’iyah Lhokseumawe

4 77 122

Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Ultra Petita Oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

1 54 126

Tinjauan Yuridis Pembatalan Putusan Arbitrase Oleh Pengadilan Negeri (Studi Kasus Perkara No. 167/Pdt.P/2000/PN-Jak.Sel)

2 51 168

BAB II PENGATURAN PERKAWINAN DI INDONESIA A. Hukum Positif tentang Perkawinan - Tinjauan Yuridis Pembatalan Perkawinan Oleh Orangtua Terhadap Anaknya Di Mahkamah Syar’iyah Langsa (Studi Kasus Di Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Kota Langsa Nomor Perkara 238/

0 0 19

Tinjauan Yuridis Pembatalan Perkawinan Oleh Orangtua Terhadap Anaknya Di Mahkamah Syar’iyah Langsa (Studi Kasus Di Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Kota Langsa Nomor Perkara 238/Pdtg/2010/Ms-Lgs)

0 0 8