5. Jujur.
Jujur, berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan juga bersikap jujur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar tercipta pemilu yang baik.
6. Adil.
Adil, berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilihan umum mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari
kecurangan dari pihak mana pun.http:sistempemerintahan- indonesia.blogspot.com201306pemilu-di-indonesia-sistem.html,
diakses pada 28 Mei 2014, pukul 22.00 WIB.
Beberapa pokok-pokok pikiran yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 08 Tahun 2012 terdapat beberapa perubahan, penyesuaian, dan
penambahan substansi yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu, antara lain meliputi:
1. Tahapan Pemilu. Penyelenggaraan tahapan pemilu ditambah satu tahapan baru
yang tidak termasuk tahapan pemilu dalam UU Pemilu sebelumnya, yaitu tahapan perencanaan program dan anggaran, serta penyusunan peraturan pelaksanaan
penyelenggaraan Pemilu. Pansus Pemilu beralasan perlunya dimasukannya tahapan tersebut dinilai sangat penting menjadi suatu tahapan tersendiri guna
menciptakan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemilu. Selain itu terkait jangka waktu dimulainya tahapan pemilu diatur bahwa tahapan pemilu
dimulai sekurang-kurangnya 22 bulan sebelum hari pemungutan suara. Waktu ini
Universitas Sumatera Utara
lebih panjang dan dianggap akan lebih memadai bagi KPU dalam mempersiapkan seluruh teknis penyelenggaraan pemilu 2014
2. Peserta dan Persyaratan Mengikuti Pemilu. Pada awalnya sebelum di ubah
oleh Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2012, terkait dengan persyaratan mengikuti pemilu, bagi partai Politik Peserta Pemilu pada pemilu terakhir yang
memenuhi ambang batas perolehan suara dari jumlah suara sah secara nasional ditetapkan sebagai Partai Politik Peserta Pemilu pada Pemilu berikutnya.
Ketentuan ini menegaskan bahwa partai yang mencapai angka parliamentary threshold ambang batas 2,5 pada pemilu 2009 langsung ditetapkan sebagai
peserta pemilu 2014 dengan alasan partai politik tersebut sudah membuktikan memperoleh dukungan rakyat. Pansus Pemilu menganggap ambang batas
merupakan legal policy pembuat undang-undang dalam rangka mencapai tujuan negara. Namun pada bulan Agustus tahun 2012 Mahkamah Konstistusi mengubah
pasal ini menjadi bahwa setiap partai politik dapat mengikuti Pemilu setelah melalkui tahapan Verifikasi.
3. Sistem Pemilu. Tidak ada perubahan sistem pemilu dalam UU Pemilu baru ini.
Sistem Pemilu yang dipilih tetap sistem proporsional terbuka untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupatenkota dengan suara
terbanyak dan sistem distrik berwakil banyak Single Non-Transferable Vote
System untuk memilih anggota DPD.
Sedangkan partai politik yang tidak memenuhi ambang batas perolehan suara pada pemilu sebelumnya atau partai politik baru dapat menjadi Peserta
Pemilu setelah memenuhi persyaratan yang lebih berat dari UU Pemilu
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya. Persyaratan tersebut antara lain: berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang tentang Partai Politik; memiliki kepengurusan di seluruh
provinsi; memiliki kepengurusan di 75 jumlah kabupatenkota di provinsi yang bersangkutan; memiliki kepengurusan di 50 lima puluh persen jumlah
kecamatan di kabupatenkota yang bersangkutan; menyertakan sekurang- kurangnya 30 tiga puluh persen keterwakilan perempuan pada kepengurusan
partai politik tingkat pusat; mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupatenkota sampai tahapan terakhir Pemilu; dan
menyerahkan nomor rekening dana Kampanye Pemilu atas nama partai politik kepada KPU Pasal 8 ayat 2.
Namun pada bulan Agustus tahun 2012 Mahkamah Konstistusi mengubah pasal ini menjadi bahwa setiap partai politik dapat mengikuti Pemilu setelah
melalui tahapan Verifikasi administrasi dan faktual tidak terkecuali bagi partai- partai yang selanjutnya dalam UU No. 8 Tahun 2012 ini diatur bahwa pendaftaran
dan verifikasi partai politik dilakukan 20 bulan sebelum hari pemungutan suara dan selesai dalam kurun waktu 5 bulan. Sehingga untuk pemilu 2014 pada awal
tahun 2013 sudah diketahui partai politik peserta pemilu.
4. Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan. Pengaturan jumlah kursi dan daerah