3.2 Definisi Konsep
Ada beberapa konsep yang didefinisikan dalam penelitian ini antara lain:
1. PEMILU merupakan suatu pemilihan umum yang semua warga negara
berhak memilih, menyatakan kehendak politisnya dengan mendukung atau mengganti personalia dalam lembaga-lembaga legislatif yang
menurut mayoritas akan menentukan pemegang-pemegang kekuasaan pemerintah untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang berlaku. Dengan demikian rakyat yang berdaulat, secara periodik dapat mengoreksi dan mengontrol mereka yang
memegang kekuasaan atas namanya. Sifat-sifat pokok pemilihan umum demokratis adalah Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia
LUBER Marbun: 2007. 2.
Preferensi Politik atau seleraadalah sebuah konsep, yang umumnya digunakan pada ilmu sosial, khususnya juga pada bidang ekonomi. Ini
mengasumsikan pilihan ralitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan
kesenangan, kepuasan, gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada. 3.
Pemilih pemula merupakan pemilih yang baru pertama kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih yaitu 17 hingga 21
tahun. Pengetahuan mereka terhadap pemilu tidak berbeda jauh dengan kelompok lainnya, yang membedakan adalah soal antusiasme dan
preferensi.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Definisi Operasional Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial mempunyai pengaruh-pengaruh yang cukup signifikan
dalam menentukan perilaku pemilih seseorang. Karakteristik sosial seperti pekerjaan, pendidikan sampai karakteristik sosiologis seperti agama, wilayah,
jenis kelamin, umur dan sebagainya merupakan bagian-bagian dan faktor-faktor penting dalam menentukan pilihan politik. Singkat kata pengelompokan sosial
seperti umur, jenis kelamin, agama dan semacamnya dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk pengelompokan seseorang.
Hal ini merupakan sesuatu yang sangat vital dalam memahami perilaku politik seseorang.
Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini menggunakan konsep psikologi terutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku pemilih. Variabel-variabel itu tidak dapat
dihubungan dengan perilaku pemilih kalau ada proses sosialisasinya. Oleh karena itu menurut pendekatan ini sosialisasilah sebenarnya yang menetukan perilaku
politik seseorang. Oleh karena itu pilihan seseorang anak yang telah melalui tahap sosialisasi politik tidak jarang sama dengan pilihan politik orang tuanya.
Pendekatan psikologis menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama yaitu ikatan emosional pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu-isu
dan orientasi kepada kandidat.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan Rasional
Dalam konteks pendekatan rasional, pemilih akan memilih jika ia merasa ada timbal balik yang akan diterimanya. Ketika pemilih merasa tidak
mendapatkan faedah dengan memilih calon legislatif yang sedang bertanding, ia tidak akan mengikuti dan melakukan pilihan pada proses Pemilu. Hal ini juga
sejalan dengan prinsip ekonomi dan hitung ekonomi. Pendekatan ini juga mengandaikan bahwa calon legislatif akan melakukan berbagai promosi dan
kampanye yang bertujuan untuk menarik simpati dan keinginian masyarakat
untuk memilih dirinya pada pemilu.
3.4 Lokasi Penelitian