Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan. Pengaturan jumlah kursi dan daerah Penyusunan Daftar Pemilih . Terkait penyediaan data kependudukan, dalam

sebelumnya. Persyaratan tersebut antara lain: berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang tentang Partai Politik; memiliki kepengurusan di seluruh provinsi; memiliki kepengurusan di 75 jumlah kabupatenkota di provinsi yang bersangkutan; memiliki kepengurusan di 50 lima puluh persen jumlah kecamatan di kabupatenkota yang bersangkutan; menyertakan sekurang- kurangnya 30 tiga puluh persen keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat; mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupatenkota sampai tahapan terakhir Pemilu; dan menyerahkan nomor rekening dana Kampanye Pemilu atas nama partai politik kepada KPU Pasal 8 ayat 2. Namun pada bulan Agustus tahun 2012 Mahkamah Konstistusi mengubah pasal ini menjadi bahwa setiap partai politik dapat mengikuti Pemilu setelah melalui tahapan Verifikasi administrasi dan faktual tidak terkecuali bagi partai- partai yang selanjutnya dalam UU No. 8 Tahun 2012 ini diatur bahwa pendaftaran dan verifikasi partai politik dilakukan 20 bulan sebelum hari pemungutan suara dan selesai dalam kurun waktu 5 bulan. Sehingga untuk pemilu 2014 pada awal tahun 2013 sudah diketahui partai politik peserta pemilu.

4. Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan. Pengaturan jumlah kursi dan daerah

pemilihan untuk DPR RI tidak berubah dibandingankan pemilu 2009 lalu. Jumlah kursi anggota DPR tetap 560 kursi dan Jumlah kursi setiap daerah pemilihan paling sedikit 3 kursi dan paling banyak 10 kursi.Demikian juga dengan jumlah kursi untuk DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota. Jumlah kursi DPRD provinsi paling sedikit 35 dan paling banyak 100 didasarkan pada jumlah Universitas Sumatera Utara Penduduk provinsi yang bersangkutan dengan sejumlah ketentuan yang disyaratkan dalam Undang-Undang. Sedangkan Jumlah kursi DPRD kabupatenkota paling sedikit 20 dan paling banyak 50 didasarkan pada jumlah Penduduk provinsi yang bersangkutan dengan sejumlah ketentuan yang disyaratkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2012. Sedangkan jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota adalah sama, yaitu paling sedikit 3 kursi dan paling banyak 12 kursi.

5. Penyusunan Daftar Pemilih . Terkait penyediaan data kependudukan, dalam

UU No. 8 Tahun 2012 ini disepakati terdapat 3 bentuk yaitu a data agregat kependudukan per kecamatan sebagai bahan bagi KPU dalam menyusun daerah pemilihan DPRD provinsi dan DPRD kabupatenkota; b Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu sebagai bahan bagi KPU dalam menyusun daftar pemilih sementara; dan c data Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri sebagai bahan bagi KPU dalam penyusunan daerah pemilihan dan daftar pemilih sementara. Data kependudukan harus sudah tersedia dan diserahkan kepada KPU paling lambat 16 bulan sebelum hari pemungutan suara. Selanjutnya data tersebut disinkronisasikan oleh Pemerintah bersama KPU dalam jangka waktu paling lama 2 dua bulan sejak diterimanya data kependudukan dari Menteri Dalam Negeri dan Menteri Luar Negeri. Tahapan berikutnya adalah Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu DP4 wajib dimutakhirkan oleh KPU menjadi data Pemilih dengan memperhatikan data Pemilih pada Pemilu danatau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota yang terakhir. Proses pemutakhiran data pemilih harus diselesaikan Universitas Sumatera Utara paling lama 4 bulan setelah diterimanya DP4. Selain itu, dalam UU Pemilu baru ini terdapat pengaturan baru, dimana apabila terdapat warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih namun tidak memiliki identitas kependudukan danatau tidak terdaftar dalam daftar pemilih sementara, daftar pemilih sementara hasil perbaikan, daftar pemilih tetap, atau daftar pemilih tambahan; KPU Provinsi tetap melakukan pendaftaran dan memasukkannya ke dalam daftar pemilih khusus Pasal 40 ayat 5.

6. Pencalonan. Pasal pencalonan tidak banyak berubah, hanya saja terdapat

Dokumen yang terkait

Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU” (Studi Deskriptif Kuantitatif Untuk Mengetahui Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU).

1 41 110

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Perilaku Pemilih Pemula Pada Pemilu Presiden 2004 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fisip Usu Angkatan 2003)

0 32 9

Dinamika Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa FISIP USU dalam Menjaga Harmonisasi

5 46 104

PENGARUH AGEN SOSIALISASI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 (Studi pada Kampung Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah)

3 17 95

PENGARUH PERILAKU ELITE POLITIK TERHADAP PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA MENJELANG PEMILU LEGISLATIF 2014 DI SMK INDONESIA YOGYAKARTA

0 3 109

Budaya Politik Pemilih Pemula (Studi Analisis Budaya Politik Pemilih Pemula Mahasiswa Universitas Sumatera Utara) BUDAYA POLITIK

0 0 60

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Preferensi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Ilmu Politik FISIP USU)

0 0 46

Preferensi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Ilmu Politik FISIP USU)

0 0 13

PEMETAAN PEMILIH PEMULA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK PADA PEMILU 2014

0 0 141