individual, transfer dan retensi, prinsip belajar kognitif, prinsip belajar afektif, proses belajar psikomotor, dan prinsip evaluasi. Banyak teori
dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki kesamaan dan perbedaan. Berbagai prinsip
belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai standar dalam upaya pembelajaran, baik
siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya mengajarnya. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono 2004: 214, prinsip belajar dapat menunjang tumbuhnya cara belajar siswa aktif melalui stimulus belajar, perhatian dan motivasi,
respons yang dipelajari, penguatan, serta pemakaian dan pemindahan. Teori dari berbagai ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip belajar yang penting berkenaan dengan perhatian dan motivasi siswa, keaktifan belajar, keterlibatan dalam belajar,
pengulangan belajar, tantangan semangat belajar, pemberian balikan dan penguatan belajar serta adanya perbedaan individual dalam perilaku
belajar.
f. Indikator Keaktifan Siswa
Ardhana 2009:2, dalam menganalisis tentang keaktifan terdapat beberapa indikator yang dapat menjadi pedoman dalam
pengukuran keaktifan. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari kriteria berikut ini:
1 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru; 2 Kerjasamanya dalam kelompok;
3 Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok;
4 Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok;
5 Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat; 6 Memberi gagasan yang cemerlang;
7 Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang; 8 Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain;
9 Memanfaatkan potensi anggota kelompok; serta 10 Saling membantu dan menyelesaikan masalah.
Apabila ditinjau dari indikator belajar aktif, Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2004: 207 menyatakan beberapa tingkah laku
muncul dalam suatu proses belajar mengajar berdasarkan apa yang dirancang oleh guru, antara lain berdasarkan sudut pandang siswa, guru,
dari segi program, situasi belajar, dan saran belajar. Keinginan
dan keberanian
serta kesempatan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar
merupakan sikap dari sudut pandang siswa. Hal lain yaitu dengan menampilkan
berbagai usaha
belajar dalam
menjalani dan
menyelesaikan kegiatan
belajar mengajar
sampai mencapai
keberhasilan. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam proses
pembelajaran dinyatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan yang berlaku. Menurut Muhibbin Syah 2008: 141-142, dalam bukunya
dijelaskan bahwa indikator atau tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program dilakukan
penilaian. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana perubahan yang telah terjadi melalui kegiatan belajar mengajar. Pengajaran harus mengetahui
sejauh mana siswa akan mengerti bahan yang diajarkan. Berdasarkan uraian yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan bahwa indikator
belajar dapat dilakukan dengan cara memberi penilaian atau evaluasi.
g. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa