Beberapa karakteristik komunikator yang efektif menurut Suranto AW 2006:56 meliputi kredibilitas, daya tari, kekuasaan,
kemampuan intelektual, integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas sekolah sehari-hari, kepercayaan, kepekaan sosial, dan
kematangan tingkat emosional. Khususnya komunikasi interpersonal De Vito 1976:44-46
mengemukakan adanya lima ciri karakteristik untuk komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu 1 Keterbukaan openness; 2 Empati
emphaty; 3 Dukungan Supportiveness; 4 Rasa Positif
positiveness; 5 Kesamaan equality Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam
kegiatan apapun, tanpa adanya komunikasi tidaklah mungkin untuk menyakinkan individu, kelompok atau publik untuk mengenal,
memahami dan membutuhkan satu sama lain. Komunikasi efektif merupakan faktor utama dalam menciptakan kegiatan bisnis yang
kondusif, dari aspek di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi komunikasi merupakan sebuah tranmisi saling pengertian atanra
komunikator dengan komunikan melalui kata-kata dan simbol-simbol yang memiliki arti.
f. Keefektifan Komunikasi Interpersonal
Efektif ialah mengenai sasaran atau mencapai tujuan sesuai yang dimaksud pengirim pesan. Komunikasi yang efektif adalah
apabila tujuan pesan mampu mengubah pendapat, sikap, dan tingkah laku komunikan dapat tercapai.
J.S. Bois 1981: 27-28 mengemukakan butir-butir persyaratan suatu komunikasi yang lebih efektif, ialah 1 terimalah orang lain
sebagaimana adanya; 2 harapkan dan undang orang lain; 3 mengekspresikan; 4 menjaga hubungan perasaan; 5 menilai secara
kritis; 6 memandang keseluruhan proses lawan; 7 mengukur keberhasilan.
Ketujuh persyaratan komunikasi yang efektif dari J.S Bois tersebut tidak semua butir dapat dilaksanakan dengan mudah ketika
harus menerima seseorang seperti adanya, tidak semua orang dapat menerima keadaan ini kecuali bila antara kedua orang yang
berkomunikasi tersebut terdapat dasar simpati yang dalam atau telah saling mengenal dengan baik sebelumnya.
Sulit untuk tidak mengkritik segi pandangan orang lain yang bertentangan dengan segi pandangan sendiri. Hal ini untuk menjaga
perasaan serta hubungan yang sedang berlangsung. Bisa jadi mengkritik di dalam hati saja. Situasi yang demikian akan sulit
dipertahankan dalam jangka waktu yang relatif lama, karena merupakan beban mental.
Keefektifan komunikasi juga bergantung pada “siapa” serta “cara” penyampaian pesan kepada komunikan.
Apabila berbicara kepada teman sejawat, orangtua, guru, atau pimpinan tentu harus
menentukan sikap terlebih dahulu, posisi apa yang sedang diperankan, selanjutnya dapat menyampaikan pesan dengan “cara” dan sikap yang
tepat agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Konteks komunikasi
fisik, sosial,
psikologi, dan
waktu harus
dipertimbangkan. Butir-butir persyaratan komunikasi yang efektif dari J.S. Bois di atas dapat menjadi pertimbangan untuk mencapai suatu
komunikasi yang efektif.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ovi Yazinta Sari 2010 dengan judul Hubungan Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dan Guru dengan
Kinerja Guru di SMK Hamong Putera 1 Pakem. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara komunikasi interpersonal kepala
sekolah dan guru dengan kinerja guru di SMK Hamong Putera 1 Pakem yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi r
xy
sebesar 0,572 sedangkan nilai R_Square koefisien determinasi adalah sebesar 0,328 yang
menunjukkan bahwa 32,8 dari variansi kinerja guru dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel
atau faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini, seperti gaji, umur, lingkungan, pengawasan, fasilitas, dan sebagainya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yuyun Wahyuni 1997 dengan judul Hubungan
Komunikasi Interpersonal
dalam Media
Komunikasi Kelompencapir dengan Sikap Orang tua dalam Menyekolahkan Anak di
Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan