Media LKS Komik menggunakan jenis huruf Comic Sans MS.
15 institusional pembelajaran IPA menurut Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah untuk meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Terdapat keselarasan antara tujuan institusional Sekolah Dasar dan
juga tujuan kulikuler bagi pembelajaran IPA yaitu mencipakan kecerdasan intelektual, sikap, serta keterampilan.
Menurut Srini M. Iskandar 1997: 16 – 18 pentingnya pembelajaran IPA
adalah: a. Pembelajaran IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materiil suatu
bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa tersebut dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi. Penguasaan akan teknologi
akan menentukan pembangunan suatu bangsa. Pengetahuan merupakan tulang punggung dalam pembangunan.
b. Bila diajarkan dengan cara yang tepat, IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berpikir kritis.
c. Banyak contoh memecahkan masalah lain yang memerlukan daya berpikir yang kritis, meskipun sederhana. Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan
percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak akan membuat pembelajaran yang dilakukan tidak bersifat hafalan semata.
d. IPA mungkin sekarang ini belum menjadi kebudayaan bangsa kita, tapi kita tentu menyadari bahwa kehidupan kita makin lama makin banyak dipengaruhi
16 oleh hasil-hasil IPA, sehingga IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu
dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan. Sebagai salah satu pembelajaran yang wajib ada di sekolah dasar, IPA
haruslah dipelajari sesuai dengan kaidahnya. Bahwa IPA harus didapatkan sesuai dengan cara yang benar dalam mempelajarinya. Cara mendapatkan pengetahuan
IPA ini melalui suatu tahapan-tahapan tertentu yang disebut sebagai metode ilmiah. Menurut Srini M. Iskandar 1997: 7 metode ilmiah secara garis besar
dapat digolongkan menjadi dua yaitu observasi pengamatan dan eksperimen percobaan. Senada dengan pendapat Srini M. Iskandar, Abu Ahmadi 1998: 1
menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berdasarkan observasi dan eksperimen. Asih Widi Wisudawati 2013: 155 juga mengemukakan bahwa
Ilmu Pengetahuan Alam didapatakan melalui suatu metode ilmiah yaitu metode eksperimen. Melalui observasi dan eksperimen yang dilaksankan, maka selain
siswa akan mendapatkan pengetahuan, siswa juga diajarkan metode-metode memecahkan masalah yang baik, menganjurkan sikap yang baik, melatih
kemampuan, mengambil kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, melatih bersikap obyektif, dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, melatih
bekerjasama dalam kelompok, melatih menghargai pendapat orang lain, dan lain sebagainya.
Selain cara mempelajari IPA, subyek dari pembelajaran juga harus diperhatikan. Usman Samatowa 2006: 12 mengemukakan bahwa struktur
kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuan, maka diperlukan cara tersendiri untuk membelajarkan IPA sesuai dengan tingkat perkembangannya.