Hakikat IPA Tinjauan Pembelajaran IPA

16 oleh hasil-hasil IPA, sehingga IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan. Sebagai salah satu pembelajaran yang wajib ada di sekolah dasar, IPA haruslah dipelajari sesuai dengan kaidahnya. Bahwa IPA harus didapatkan sesuai dengan cara yang benar dalam mempelajarinya. Cara mendapatkan pengetahuan IPA ini melalui suatu tahapan-tahapan tertentu yang disebut sebagai metode ilmiah. Menurut Srini M. Iskandar 1997: 7 metode ilmiah secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu observasi pengamatan dan eksperimen percobaan. Senada dengan pendapat Srini M. Iskandar, Abu Ahmadi 1998: 1 menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berdasarkan observasi dan eksperimen. Asih Widi Wisudawati 2013: 155 juga mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam didapatakan melalui suatu metode ilmiah yaitu metode eksperimen. Melalui observasi dan eksperimen yang dilaksankan, maka selain siswa akan mendapatkan pengetahuan, siswa juga diajarkan metode-metode memecahkan masalah yang baik, menganjurkan sikap yang baik, melatih kemampuan, mengambil kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, melatih bersikap obyektif, dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, melatih bekerjasama dalam kelompok, melatih menghargai pendapat orang lain, dan lain sebagainya. Selain cara mempelajari IPA, subyek dari pembelajaran juga harus diperhatikan. Usman Samatowa 2006: 12 mengemukakan bahwa struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuan, maka diperlukan cara tersendiri untuk membelajarkan IPA sesuai dengan tingkat perkembangannya. 17 Bagi siswa SD yang masih berada dalam tahap operasional konkret. Siswa belum dapat berpikir secara abstrak. Siswa lebih memahami pembelajaran apabila diberi contoh langsung atau melihat dengan langsung mengenai hal yang sedang dipelajari. Pembelajaran disesuaikan dengan situasi kehidupan nyata dari siswa, agar pembelajaran yang dialami siswa menjadi lebih bermakna. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA yang didapat melalui metode ilmiah berupa observasi dan eksperimen akan sangat sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD karena observasi dan eksperimen pada dasarnya merupakan pembelajaran yang berdasarkan benda-benda nyata. Observasi dan eksperimen merupakan dua bagian utama dari metode ilmiah Srini M. Iskandar, 1997: 8. Dapat dinyatakan bahwa metode ilmiah merupakan metode yang sesuai diterapkan dalam pembelajaran IPA bagi siswa SD. Selain kesesuaian kaidah dalam mempelajari IPA metode ilmiah juga sesuai dengan karakteristik anak SD yang berada dalam tahap operasional konkret. Sementara itu dalam membelajarkan konsep dasar IPA kepada siswa diperlukan suatu pendekatan yang sesuai dalam membelajarkan IPA. Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang yang dapat digunakan sebagai titik tolak dalam menentukan cara atau proses pembelajaran Andayani, 2005: 72. Menurut Usman Samatowa 2011: 93 pendekatan pembelajaran yang paling sesuai diterapkan bagi siswa SD dalam mempelajari IPA adalah pendekatan keterampilan proses. Hal serupa juga dinyatakan oleh Srini M. Iskandar 1997: 48 yang menyatakan bahwa pendekatan keterampilan proses IPA adalah 18 pembelajaran yang dianjurkan di dalam mengajarkan IPA. Berikut akan disampikan uraian dari keterampilan proses.

a. Keterampilan proses

Keterampilan proses adalah kemampuan-kemampuan atau keterampilan-keterampilan yang digunakan para ilmuwan berproses dalam kerja ilmiah untuk menghasilkan penemuan-penemuan Conny Semiawan, dkk., 1992: 17. Menurut Usman Samatowa 2011: 93 keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan para ahli dalam meneliti fenomena alam. Dapat dinyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan yang digunakan para ilmuan untuk melakukan penemuan-penemuan. Untuk tingkatan usia sekolah dasar, keterampilan proses yang digunakan masih sebatas pada keterampilan proses IPA tingkat dasar. Adapun keterampilan proses tingkat dasar meliputi keterampilan mengobservasi, keterampilan mengklasifikasi, keterampilan menginterpretasi, keterampilan memprediksi, keterampilan membuat hipotesis, keterampilan mengendalikan variabel, keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian, keterampilan menyimpulkan, keterampilan menerapkan, dan keterampilan mengkomunikasikan Hendro Darmojo Jenny Kaligis, 1992: 51. Trianto 2010: 144 menyebutkan keterampilan proses dasar IPA meliputi keterampilan mengamati, mengklasifikasi, menginferensi, memprediksi, mengkomunikasi, mengukur, menafsirkan, dan mengontrol variabel. Conny Semiawan, dkk. 2008: 139 mengemukakan keterampilan proses meliputi pengamatan,