Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
134 membuat storyboard, dimana dengan cara menentukan tema, alur, setting, dan
karakter tokoh Gumelar, 2011: 40 – 75. Cerita yang dibuat disesuaikan dengan
hal-hal yang ada di sekitar siswa agar siswa lebih mudah memahaminya. Menurut Piaget Sugihartono, 2007: 109 siswa SD berada dalam tahap operasioal konkret,
sehingga mereka akan lebih mudah memahami hal-hal real. Terdapat beberapa tokoh dalam LKS Komik yang akan berperan yaitu Pak Guru, Edo, Dita, Rani,
Gilar, Kak Siti. Unsur pengembangan media visual dari LKS Komik juga diperhatikan
seperti huruf dan warna. Huruf dibuat dengan menggunakan variasi jenis huruf, variasi ukuran, dan variasi ketebalan huruf agar lebih menarik. Sedangkan warna
yang digunakan dalam komik berupa warna-warna cerah. Menurut Sulasmi Darma Prawira 1989: 74 warna yang sesuai untuk digunakan pada siswa adalah
warna merah, biru, kuning warna-warna cerah dan terang. Tahapan selanjutnya adalah memvalidasi media pada ahli materi dan ahli
media yang sudah berkompeten di bidangnya. Penilaian dari segi materi terdiri dari tujuh aspek yaitu: kesesuaian dengan kurikulum, kebenaran isi, teknik
penyajian LKS, syarat didaktif, syarat kontrusi, kemudahan, dan kemanfaatan. Aspek-aspek tersebut mengacu pada pendapat Ahmad Rohani, Hendro Darmojo
Jenny R.E. Kaligis, Mulyanta Marlon Leong, serta Ouda Teda Ena. Menurut Ahmad Rohani 1997: 32 salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan media adalah pertimbangan isi. Selanjutnya menurut Hendro Darmojo Jenny R.E. Kaligis 1992: 41- 43 ada dua syarat yang harus diperhatikan dalam
135 pembuatan LKS yaitu syarat didaktif dan kontruksi. Selanjutnya, Mulyanta
Marlon Leong 2009: 3 – 4 menyatakan bahwa ada dua aspek yang perlu
diperhatikan agar suatu media pembelajaran tergolong baik yaitu aspek kemudahan dan kemanfaatan. Kemudian menurut Ouda Teda Ena ada salah satu
aspek yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media adalah media dapat mengaktifkan siswa.
Penilaian dari ahli media mencakup aspek tulisan, gambar, penampilan, ketersediaan, harga, kondisi fisik, emotional impact, unsur-unsur komik, prinsip
visual, relevansi, kemudahan, dan kemanfaatan. Prinsip-prinsip tersebut mengacu pada pendapat Ahmad Rohani, Asri Budiningsih, Hendro Darmojo, Mulyanta dan
Marlon Leong, Ouda Teda Ena, serta Toni Masdiono. Berdasarkan pendapat Ahmad Rohani 1997: 30 salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan media pembelajaran adalah pertimbangan produksi. Selanjutnya menurut Asri Budiningsih 2003: 112
– 115 terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam pengembangan media visual yaitu warna, keseimbangan,
bentuk dan garis, serta huruf. Kemudian menurut Hendro Darmojo Jenny R.E. Kaligis 1992: 45 salah syarat agar LKS dapat terkategori baik adalah syarat
teknis. Menurut Mulyanta Marlon Leong 2009: 3 – 4 ada beberapa kriteria
media pembelajaran dapat dikatakan ideal yaitu relevansi atau kesesuaian, kemudahan. Selanjutnya menurut Ouda Teda Ena 2002: 2 salah satu kriteria
untuk menilai keefektifan media adalah dapat memotivasi siswa. Menurut Toni Masdiono 2007: 12
– 13 suatu komik dapat dikatakan baik jika memuat bagian- bagian dari komik yaitu halaman pembuka serta halaman isi.
136 Validasi ahli materi dilakukan tiga kali sedangkan validasi ahli media
dilakukan 1 kali. Setelah mendapat rekomendasi layak tanpa revisi dari dosen ahli, maka media LKS Komik siap untuk diujicobakan di sekolah. Uji coba dilakukan
sebanyak tiga kali yaitu uji coba awal, uji coba lapangan, dan uji lapangan Borg Gall, 2007: 591. Pada uji coba awal aspek tampilan dan isi media mendapatkan
nilai rata-rata yang sebesar 74 dengan persentase sebesar 87. Pada uji coba lapangan nilai rata-rata yang diperoleh 75 dengan persentase sebesar 88. Pada
uji lapangan nilai rata-rata yang diperoleh 68 dengan persentase sebesar 80. Hasil observasi pada uji coba awal yang digunakan untuk menilai aspek
fungsi dan manfaat media memperoleh skor rata-rata sebesar 11,5 dengan persentase sebesar 96. Pada uji coba lapangan skor rata-rata yang diperoleh
sebesar 11,7 dengan persentase 97, sedangkan pada uji lapangan skor rata-rata yang diperoleh sebesar 10,4 dengan persentase sebesar 93. Data tersebut
menunjukkan bahwa LKS Komik efektif digunakan karena dapat memotivasi dan mengaktifikan siswa saat percobaan dengan sangat baik. Menurut Sardiman
2014: 83 ciri-ciri orang yang memiliki motivasi adalah tekun menghadapi tugas, dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti
sebelum selesai, ulet menghadapi kesulitan, tidak mudah putus asa, dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya, lebih senang bekerja mandiri,
dan dapat memperahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu. Sedangkan menurut Nana Sudjana 2009: 61 motivasi belajar siswa dapat dilihat
dari minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, reaksi positif terhadap stimulus yang diberikan
137 guru, tanggung jawab siswa dalam melakukan tugas-tugas belajarnya, dan
menunjukkan rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Saat uji coba siswa menunjukkan sifat yang positif terlihat dari ketertarikannya
terhadap LKS Komik. Siswa mau melakukan semua percobaan sampai selesai dan menjawab semua pertanyaan serta lebih mandiri dalam melakukan percobaan.
Sedangkan dalam hal keaktifan, siswa mau terlibat dalam percobaan serta menjawab semua pertanyaan melalui diskusi dalam kelompoknya. Siswa juga
mau membaca lembar demi lembar LKS. Aspek keterampilan proses siswa pada uji coba awal memperoleh skor
rata-rata sebesar 70 dengan persentase sebesar 91, pada uji coba lapangan memperoleh skor rata-rata sebesar 71 dengan persentase sebesar 92, dan pada
uji lapangan memperoleh skor rata-rata sebesar 68 dengan persentase 88. Hal ini menunjukkan bahwa LKS Komik dapat mengembangkan keterampilan proses
siswa dengan baik. Menurut Srini M. Iskandar 1997: 48 pendekatan keterampilan proses IPA adalah pembelajaran yang dianjurkan di dalam
mengajarkan IPA. Revisi dalam penelitian ini dilakukan setelah uji coba awal dan uji coba
lapangan. Pada uji coba awal revisi dilakukan berdasarkan data yang didapat saat uji coba penggunaan media sedangkan revisi saat uji coba lapangan, data
didapatkan dari penyempurnaan ahli. Revisi dilakukan jika terdapat kekurangan serta kendala-kendala yang tidak terpikirkan pada saat perencanaan produk
Endang Mulyatiningsih, 2012: 164.
138
C. Keterbatasan Penelitian 1. Untuk uji coba awal subyek coba yang digunakan tidak diuji coba satu per satu
one to one, namun diuji secara berkelompok yaitu dua orang secara bersama- sama, karena di dalam media LKS Komik terdapat percobaan yang tidak bisa
dilakukan sendiri. Percobaan minimal dilakukan oleh dua orang.
139