1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pendidikan karakter dalam pembelajaran tari Sari
Tunggal. b. Pengajar dapat lebih memperhatikan dan lebih menjelaskan materi tari Sari
Tunggal dengan seksama, agar nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam pembelajaran tari tersebut dapat dipahami oleh siswa yang belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang proses pembelajaran dan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam tari Sari Tunggal khususnya
di Bangsal Kasatriyan, Keraton Yogyakarta. b. Bagi guru dapat merefleksikan pembelajaran tari Sari Tunggal yang
dilaksanakan di bangsal Kasatriyan, Keraton Yogyakarta.
6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik 1. Hakikat Pembelajaran
a. Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan pasangan yang pas dalam pendidikan. Belajar merupakan kegiatan dari individu yang memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Sedangkan pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram untuk mengajarkan suatu materi kepada siswanya
Dimyati, dkk: 2013. Pembelajaran tidak hanya bisa dihayati oleh pesertanya, namun juga bisa diamati oleh orang lain karena kegiatan tersebut melibatkan dua
pihak, yaitu guru dan siswa. Proses belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan
mengembangkan pemikiran dengan membuat pengertian baru karena proses pembelajaran terlaksana secara terus menerus sehingga pemikiran seseorang dapat
berkembang. Proses belajar dan pembelajaran juga memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain baik teman sejawat, maupun orang yang lebih
berpengalaman.
b. Pembelajaran Keterampilan atau Praktik
Pembelajaran praktik merupakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Materi yang disampaikan menurut keterampilan
dan kompetensi masing-masing. Tujuan dari pembelajaran ini yaitu :
1 Agar siswa dapat mengaplikasikan dan mencoba langsung dari materi yang disampaikan.
2 Agar siswa dapat mengetahui teknik dari materi yang disampaikan. 3 Siswa dapat mengetahui dengan detail dari materi yang disampaikan.
http:copyduty.blogspot.com201105metode-metode-pembelajaran.html?m=1, diunduh pada tanggal 11 Februari 2015.
Pembelajaran praktik dapat digunakan untuk pembelajaran seni tari yang lebih menekankan adanya perilaku behaviour yang diamati. Pengamatan tersebut
dapat dilaksanakan menggunakan teori belajar behaviorisme. Ciri dari teori tersebut yaitu: 1 mengutamakan unsur-unsur atau bagian kecil, 2 bersifat mekanistis, 3
menekankan peranan lingkungan, 4 mementingkan pembentukan respon, dan 5 menekankan pentingnya latihan Suyono, dkk: 2014. Proses pembelajaran ini
dilakukan dengan melatih refleks sehingga individu menjadi lebih terbiasa dengan teknik dari gerak tari yang dipelajari.
Metode dalam pembelajaran tari yang sering digunakan yaitu belajar dengan mengamati dan meniru atau Observational Learning and Imitation. Menurut
Bandura dan Walters melalui Slameto, 2013: 21 tingkah laku bisa dipelajari oleh seseorang dengan mengamati dan meniru suatu modelcontohteladan. Model yang
ditiru dalam pembelajaran tari bisa dari guru yang mengajarkan, teman sebaya saat berlatih bersama, ataupun lingkungan sekitarnya. Siswa juga bisa mencontoh model
dari televisi atau video tentang tari yang sudah didokumentasi sebelumnya. Suatu proses pembelajaran bisa dikatakan berhasil jika seluruh komponen
bisa dilakukan dengan baik. Komponen pembelajaran tersebut yaitu:
1 Siswa Siswa atau peserta didik menurut Rohman 2013: 85 adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Siswa merupakan sosok anak yang membutuhkan orang lain untuk berkembang
dengan cara mempelajari hal-hal di sekelilingnya. 2 Guru
Guru atau pendidik merupakan orang yang dengan sengaja membantu orang lain untuk mencapai kedewasaan. Guru adalah pendidik yang berada di sekolah.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa guru adalah pendidik utama profesional yang memiliki tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik Rohman: 2013
Menurut Kumaravadivelu melalui Madya, 2013: 111 di antara orang-orang yang terlibat dalam keseluruhan proses pendidikan, yaitu pengelola, pembuat
kebijakan, perencana kurikulum, pendidik guru, penulis buku, dan guru. Peran terpenting yaitu guru karena keberhasilan dan kegagalan kegiatan pendidikan
tergantung pada guru. Seorang guru hendaknya menjadi teladan untuk siswa. Seperti prinsip
kepemimpinan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang artinya di depan,
menjadi teladan, di tengah membangun motivasi, dan di belakang memberikan kekuatan memberdayakan Madya: 2013.