Pola Makan a. Pengertian Pola Makan
seseorang dalam memilih makanan yaitu: 1 lingkungan keluarga tempat seseorang
hidup dan
dibesarkan, 2
lingkungan sosial
keluarga yang
mempengaruhi secara langsung terhadap diri dan keluarga, 3 dorongan dari diri yang disebut faktor internal Marwanti, 2001: 1.
Kebiasaan makan adalah cara-cara individu dan kelompok individu memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan-makanan yang tersedia,
yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya di mana iamereka hidup. Kebiasaan makan individu, keluarga dan masyarakat dipengaruhi oleh:
1 Faktor perilaku termasuk di sini adalah cara berpikir, berperasaan,
berpandangan tentang makanan. Kemudian dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Kejadian ini berulang kali dilakukan
sehingga menjadi kebiasaan makan. 2
Faktor lingkungan sosial, segi kependudukan dengan susunan, tingkat, dan sifat-sifatnya.
3 Faktor lingkungan ekonomi, daya beli, ketersediaan uang kontan, dan
sebagainya. 4
Lingkungan ekologi, kondisi tanah, iklim, lingkungan biologi, sistem usaha tani, sistem pasar, dan sebagainya.
5 Faktor ketersediaan bahan makanan, dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang
bersifat hasil karya manusia seperti sistem pertanian perladangan, prasarana dan sarana kehidupan jalan raya dan lain-lain, perundang-undangan, dan
pelayanan pemerintah.
6 Faktor perkembangan teknologi, seperti bioteknologi yang menghasilkan
jenis-jenis bahan makanan yang lebih praktis dan lebih bergizi, menarik, awet dan lainnya.
Beberapa kebiasaanperilakugaya
hidup yang
kurang tepat
dapat menimbulkan kegemukan, seperti makan berlebihan, makan terburu-buru, tidak
sarapan, waktu makan tidak teratur, kebiasaan jajan, kebiasaan ngemil snacking, kebiasaan makan fast food Purwati, dkk, 2007.
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga dihadapkan pada penentuan jenis hidangan menu untuk keluarganya. Disini perlu dikaitkan antara kecukupan gizi
yang perlu dicapai, susunan bahan makanan, dan komposisi atau kandungan zat gizi setiap bahan makanan tersebut. Hidangan atau susunan menu selain
ditentukan kuantitasnya perlu juga diperhatikan kualitasnya. Kualitas ini menyangkut apakah hidangan menu tersebut sudah mengandung unsur zat gizi
yang disebutkan dalam daftar kecukupan. Perlu diketahui bahwa semua unsur zat gizi yang disebut dalam daftar kecukupan harus ada dalam hidangan yang
dimakan setiap hari. Zat gizi yang ada dalam makanan dapat dibagi menjadi lima bagian besar yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
a. Karbohidrat
Karbohidrat juga dikenal sebagai hidrat arang, merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Kegunaaan karbohidrat dalam tubuh adalah untuk
mendapatkan energi, membuat cadangan tenaga dalam tubuh dan memberikan rasa kenyang. Kekurangan karbohidrat dalam jangka waktu yang lama,
mengakibatkan penyakit gangguan gizi, seperti kurang kalori protein KKP,
busung lapar, badan kurus lemah tidak bertenaga. Kelebihan karbohidrat mengakibatkan obesitas atau kegemukan yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit diantaranya diabetes. b.
Protein Protein zat pembangunan, merupakan bahan utama untuk membentuk sel-
sel jaringan tubuh yang rusak, membuat air susu ibuASI, enzim, hormon, protein darah, dan sabagai pemberi kalori bila dibutuhkan atau dalam keadaan terpaksa
Moehji 1995:27 dalam kutipan tesis. Protein terdapat dalam makanan yang berasal dari tumbuhan, dikenal dengan nama protein nabati dan dari hewan
dikenal dengan nama protein hewani, seperti telur, daging, ayam, ikan, udang dan sebagainya, sedangkan protein nabati didapat dari kacang-kacangan dan padi-
padian. Gangguan yang di sebabkan karena kekurangan protein adalah penyakit gangguan gizi seperti kwashiorkor, maramus.
c. Lemak Lemak atau lipid, merupakan zat makan yang berguna sebagai pemberi
kalori tubuh, melarutkan vitamin yang tidak larut dalam air, sumber asam lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh dan sebagai landasan organ-organ
tubuh tertentu seperti kornea mata, ginjal. Lemak terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan, seperti mentega, susu penuh atau
full cream, lemak hewan, wijen, kacang, minyak dari kelapa. Kekurangan lemak berakibat tubuh lemah tak bertenaga, mudah lelah, penyerapan vitamin ADEK
terganggu. Kelebihan lemak berakibat penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, jantung, kolestrol, dan sebagainya.
d. Vitamin Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah
sedikit tetapi mutlak, sebagai zat pelindung dan pengatur Suhardjo, 1989. Digunakan untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh zat lain. Vitamin berasal dari tumbuh-tumbuhan sayur-sayuran, buah-buahan dan dari hewan telur, hati, susu, daging, ikan, dan sebagainya.
Menurut sifat kelarutannya vitamin di bagi menjadi dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam lemak ADEK dan vitamin yang larut dalam air BC.
Kekurangan vitamin menyebabkan terganggunya perkembangan dan kesehatan tubuh, seperti penyakit rachitis, gangguan penglihatan, sariawan, bibir pecah-
pecah, mudah lelah, dan sebagainya. e. Mineral
Mineral merupakan zat-zat anorganik yang masuk ke dalam tubuh berbentuk garam-garam mineral dan bersatu dengan zat organic dalam makanan
Amien 1995:28 dalam kutipan tesis. Unsur mineral ini sedikit sekali diperlukan tubuh, tetapi mutlak dibutuhkan. Kegunaan mineral adalah membangun jaringan
tulang, mengatur tekanan osmose dalam tubuh, memproduksi berbagai enzim dan mengatur fungsi-fungsi tubuh secara normal. Sumber unsur mineral terdapat
dalam garam dapur, makanan yang berasal dari hewan, dari laut, buah-buahan, sayur-mayur, biji-bijian dan sebagainya. Kekurangan unsure mineral dapat
mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan diantaranya otot lemah, tulang rapuh, keropos gigi, rambut rontok, pertumbuhan tulang dan gigi terganggu.
Zat gizi adalah satuan-satuan yang menyusun bahan makanan atau makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Kebutuhan manusia akan energi dan zat
gizi lainnya sangat bervariasi sesuai dengan ukuran badan, jenis kelamin, usia dan aktivitas, efesiensi penyerapan dan penggunaannya. Suatu kecukupan gizi yang
dianjurkan dapat menjamin tercapainya status gizi yang baik. Asupan zat gizi adalah banyaknya zat gizi yang masuk ke dalam tubuh sehingga dapat menjaga
atau menentukan
kesehatan tubuh
untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, tubuh memelihara dengan menggantikan jaringan yang rusak.
Winarno, 1996.