Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikembangkan di BAB II, maka dapat digambarkan keterkaitan antar variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Keterangan: X1
: tingkat pengetahuan variabel bebas
X2 : pola makan variabel bebas
Y : Kegemukan variabel terikat
Gambar 4. Keterkaitan antar Variabel Penelitian
Tingkat pengetahuan tentang gizi dan pola makan merupakan faktor-faktor yang bisa menyebabkan kegemukan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
mempengaruhi pengkonsumsian makanan yang seimbang baik kualitas dan kuantitas sehingga akan tercipta gizi yang baik. Namun jika hal sebaliknya yang
terjadi maka akan menyebabkan ketidakseimbangan gizi. Kegemukan merupakan akibat dari ketidakseimbangan gizi, yaitu kelebihan gizi.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap penelitian ini, maka dikemukakan beberapa definisi yang berhubungan dengan judul penelitian, antara
lain:
1. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi adalah banyaknya informasi yang didapat dan dimiliki seseorang tentang zat-zat pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan
badan, yang meliputi pengertian gizi, unsur gizi, fungsi gizi, sumber gizi, menú
Y X1
X2
seimbang, pengolahan makanan, kegemukan, faktor-faktor penyebab kegemukan, penyakit yang timbul karena kegemukan, serta perilakupola makan. Pengetahuan
gizi yang dimiliki ibu-ibu biasanya diperoleh dari dari media-media seperti koran, majalah, televisi, kegiatan posyandu, PKK, ataupun melalui penyuluhan-
penyuluhan tentang gizi dan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
2. Pola makan
Pola makan merupakan cara atau tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam mengkonsumsi makanan setiap hari atau yang dilakukan secara
berulang-ulang, yang meliputi frekuensi makan dan kebiasaan makan. Pola makan terjadi akibat kebiasaan makan yang dilakukan berulang-ulang. Metode yang
digunakan untuk mengetahui pola makan ibu-ibu, antara lain metode food frequency dan kuesionerangket tertutup. Metode food frequency adalah
pengambilan data dengan angket terbuka yang bertujuan untuk mengungkap frekuensi makan ibu-ibu. Kuesionerangket tertutup berisi sejumlah pernyataan
yang mengungkap kebiasaan makan ibu-ibu.
3. Kegemukan
Kegemukan adalah kelebihan berat badan di atas normal yang secara fisik ditandai dengan meluasnya permukaan badan. Kegemukan dan obesitas terjadi
apabila total asupan kalori yang terkandung dalam makanan melebihi jumlah total kalori yang dibakar dalam proses metabolisme. Kegemukan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu overweight gemuk tingkat ringan dan obesity gemuk tingkat berat. Untuk mendapatkan populasi sesuai dengan kebutuhan, yaitu ibu-ibu kegemukan,
yaitu dengan cara mengukur langsung tinggi badan dan berat badan ibu-ibu,
kemudian dihitung IMTnya dengan metode antropometri. Rumus untuk mencari IMT adalah sebagai berikut:
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Dusun Poh Rubuh, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta pada bulan Juni 2011.
D. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian Suharsimi, 1993: 102. Menurut Sugiyono 2006: 117 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi pada penelitian ini adalah ibu–ibu yang tinggal di Dusun Poh Rubuh, Condong Catur, Depok, Sleman yang memiliki berat badan di atas normal
kegemukan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ditentukan dengan kriteria ibu–ibu kegemukan
dengan IMT minimal 25,00 dan umur minimal 30 tahun, maksimal 60 tahun. Populasi dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 64 ibu-ibu yang sesuai dengan
kriteria. Distribusi jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.