Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegemukan Dampak Kegemukan

melebihi 25 dari berat idealnya. Atau dengan cara lain mengunakan Index Massa Tubuh IMT jika 25 normal dan 25 kegemukan. Kegemukan lebih sering terjadi pada wanita dikarenakan tubuh wanita memang mengandung lebih banyak jaringan lemak dibandingkan dengan tubuh pria yang lebih banyak mengandung otot–otot. Kegemukan bisa jadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup stress, metabolisme tubuh, dan keturunan. Faktor eksternal mencakup pengetahuan, pola makan, ketidakseimbangan antara aktifitas tubuh dan konsumsi makanan http:ide.wikipedia.orgwikidiet, diakses 18 Maret 2011. Pengetahuan gizi seseorang kemungkinan akan mempengaruhi tinggi rendahnya perilaku gizi orang tersebut. Untuk mencapai status gizi baik, harus ditunjang oleh tingkat pengetahuan gizi yang baik, sehingga dapat menciptakan pola makan yang seimbang. Penelitian ini ingin mengetahui apakah pengetahuan gizi dan pola makan mempengaruhi kejadian kegemukan pada ibu– ibu kelompok umur 30–60 tahun di Dusun Poh Rubuh, Condongcatur, Depok Sleman, Yogyakarta. Adapun kerangka berpikir secara lengkap dapat dilihat pada gambar 3. Masalah Gizi Gizi Kurang Gizi Lebih KEGEMUKAN OverweightObesity Faktor Eksternal: 1. Pekerjaan 2. Tingkat Ekonomi 3. M 4. 5. Aktifitas Fisik Faktor Internal: 1. Genetik 2. Metabolisme 3. Stres

3. Pengetahuan 4. Pola Makan

Gambar 3. Kerangka Berpikir Penelitian Keterangan: : Bagian yang diteliti : Bagian yang tidak diteliti

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu–ibu kegemukan pada kelompok umur 30- 60 tahun di Dusun Poh Rubuh, Condongcatur, Depok, Sleman? 2. Bagaimana pola makan ibu–ibu kegemukan pada kelompok umur 30-60 tahun di Dusun Poh Rubuh, Condongcatur, Depok, Sleman? 3. Adakah hubungan antara pengetahuan dan pola makan terhadap kegemukan yang dialami ibu–ibu kelompok umur 30-60 di Dusun Poh Rubuh, Condongcatur, Depok, Sleman?

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, yang menurut Suharsimi Arikunto 2002: 10, penelitian kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Jadi untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis dan prosentase. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono 2007: 7, bahwa data penelitian kuantitatif berupa angka-angka dan menggunakan statistik. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Sugiyono, 2005: 21. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi. Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 31, dalam penelitian korelasi, peneliti memilih individu-individu yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki. Semua anggota kelompok yang dipilih sebagai subjek penelitian memiliki dua jenis variabel yang diselidiki dan diukur, kemudian dihitung untuk mengetahui koefisien korelasinya. Maksud dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis dan menjawab permasalahan yang diajukan dengan mencari ada tidaknya hubungan antara pengetahuan gizi dan pola makan ibu-ibu Dusun Poh Rubuh terhadap kegemukan yang dialami. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikembangkan di BAB II, maka dapat digambarkan keterkaitan antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Keterangan: X1 : tingkat pengetahuan variabel bebas X2 : pola makan variabel bebas Y : Kegemukan variabel terikat Gambar 4. Keterkaitan antar Variabel Penelitian Tingkat pengetahuan tentang gizi dan pola makan merupakan faktor-faktor yang bisa menyebabkan kegemukan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang mempengaruhi pengkonsumsian makanan yang seimbang baik kualitas dan kuantitas sehingga akan tercipta gizi yang baik. Namun jika hal sebaliknya yang terjadi maka akan menyebabkan ketidakseimbangan gizi. Kegemukan merupakan akibat dari ketidakseimbangan gizi, yaitu kelebihan gizi.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap penelitian ini, maka dikemukakan beberapa definisi yang berhubungan dengan judul penelitian, antara lain:

1. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi adalah banyaknya informasi yang didapat dan dimiliki seseorang tentang zat-zat pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan, yang meliputi pengertian gizi, unsur gizi, fungsi gizi, sumber gizi, menú Y X1 X2