9
BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Geografi Politik Geografi Politik adalah ajaran mengenai bentang alam sebagai ruang
hidup politik dimana kehidupan negara berlangsung Hermawan, Iwan: 2009. Menurut Robinson dalam Abdurachmat, dkk: 1998 menyatakan
geografi politik adalah “…that the major objective of polltical geography is the analysis of inter-state relationships and of internal adaptations to
environmental conditions”. Objek geografi politik adalah analisis dan hubungan antarnegara dan adaptasi terhadap kondisi lingkungan di dalam
negara tersebut. Ruang lingkup kajian geografi politik mencakup tiga hal, yakni: Environmental Relationships, National Power, dan Political Region.
Berdasarkan pemahaman tentang hakikat geografi politik di atas, maka penelitian ini mengacu pada cakupan Political Region, yakni
menitikberatkan pada hal-hal teoritis seperti dasar, tujuan dan ruang lingkup geografi politik serta pengorganisasian keruangannya. Cakupan tersebut
merupakan poin esensial dalam penataan TPS pada pemilu sehingga harus dipetakan agar ditemui titik-titik lokasi TPS yang tidak kondusif. Lokasi
TPS yang tidak kondusif adalah lokasi TPS yang tidak sesuai dari segi jarak, lokasi, dan berbagai situasi serta kondisi yang menyulitkan para pemilih
untuk melakukan pencoblosan
Bentang wilayah yang menjadi titik-titik persebaran TPS tentu mempengaruhi para pemilih untuk berpartisipasi dalam pemilu atau tidak.
2. Pengertian Demokrasi Menurut Joseph A. Schmeter dalam Kamil 2002: 82, demokrasi
merupakan suatu perencanaan institusional dalam mencapai keputusan politik di mana individu-individu dapat memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat. Artinya, rakyat memiliki kekuasaan penuh dalam suatu negara yang menganut paham
demokrasi. Berdasarkan pemahaman demokrasi yang dijelaskan oleh Kamal di
atas, maka dapatlah dipahami bahwa rakyat memiliki kekuatan penuh dalam suatu negara yang menganut paham demokrasi. Dikatakan demikian karena
demokrasi adalah people rule, dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan, dan suara yang sama dalam mengatur
pemerintahan di dunia publik. Sejak negara modern tidak dapat melakukan pengambilan keputusan
secara langsung, mereka butuh perwakilan, yang diperlukan untuk mengagregasikan kepentingan melalui partai politik dan kelompok
kepentingan. Hal ini disebabkan pemilihan umum menentukan proses keterwakilan dalam pemerintah. Pemilihan umum menjadi kebutuhan
utama dalam demokrasi Tim Penulis Kompas, 2001: 113. Berdasarkan beberapa pemikiran di atas maka dapat ditarik benang
merah bahwa; 1 demokrasi adalah ideologi yang mengacu pada kekuatan