Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Lembar Kerja Siswa LKS

23 kontradiksi merupakan langkah terakhir yang penting. Terdapat empat komponen untuk mereviu suatu penyelesaian sebagai berikut. a Kita cek hasilnya. b Kita intepertasikan jawaban yang kita peroleh. c Kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah ada cara lain untuk mendapatkan penyelesaian yang sama. d Kita bertanya kepada diri kita sendiri apakah ada penyelesaian yang lain? Hudojo 2003: 162.

2.5 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM

Kriteria Ketuntasan Minimal KKM merupakan kriteria paling rendah untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap. Mendiknas, 2008: 3. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan oleh sekolah tempat penelitian yaitu SMP N 2 Karangtengah Demak. Siswa SMP N 2 Karangtengah 24 Demak dikatakan tuntas dalam pelajaran matematika apabila siswa tersebut memperoleh nilai sekurang-kurangnya 65. Secara klasikal siswa SMP N 2 Karangtengah Demak dikatakan tuntas dalam pelajaran matematika apabila lebih dari 75 dari siswa yang berada pada kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65.

2.6 Lembar Kerja Siswa LKS

Lembar Kerja Siswa LKS merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga pembelajaran matematika. LKS merupakan lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soalpertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. LKS sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan siswa dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaran matematika, LKS dapat difungsikan dengan tujuan untuk menemukan konsepprinsip, juga dapat ditujukan untuk aplikasi konsepprinsip. Karena LKS merupakan stimulus bimbingan guru dalam pembelajaran yang disajikan secara tertulis, maka dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual, khususnya tentang visualnya untuk menarik perhatian siswa. Sedangkan isi pesan, di samping memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, juga memperhatikan hirarki materi matematika, juga pemilihan pertanyaan- pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif. Pertanyaan yang tersusun baik akan meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran; membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan; 25 mengembangkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya; menuntun proses siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu jawaban yang baik; dan memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas Isti Hidayah dan Sugiarto, 2007: 8. LKS merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran. LKS berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal yang harus dijawab oleh siswa. Dalam proses pembelajaran matematika, LKS dapat difungsikan dengan tujuan untuk menemukan konsep, prinsip, juga untuk aplikasi konsep dan prinsip.

2.7 Tinjauan Materi Persegi Panjang dan Persegi

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empa

0 3 127

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empat

0 7 127

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MELALUI PEMANFAATAN LKS TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT PADA SISWA KELAS VII SMP N 5 UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 1

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model Problem Based Learning Berbantuan CD Interaktif Materi Persegi Panjang dan Persegi Kelas VII SMPN 1 Limpung Batang.

0 1 184

Keefektifan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Berbantuan LKS Penemuan Terbimbing Dengan LKS Penemuan Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Sub Pokok Materi Segiempat Peserta Didik Kelas VII Semester Genap SMP N 13 Kota Semarang.

0 0 1

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS VII SMP NEGERI 14 PEKALONGAN

0 1 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IDEAL PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMPN 2 BALONGBENDO PADA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG - Repository Universitas Islam Majapahit

0 0 17

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERSEGI PANJANG DI KELAS VII SMP NEGERI 16 PALEMBANG -

0 0 144