B. Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler 2001: 7 adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan,dan bertukar sesuatu yang bernilai dengan pihak lain.
Pemasaran menurut Sunarto 2006: 4 adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Pemasaran menurut Miller dan Layton dalam Tjiptono 2005: 2 adalah sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan
organisasional.
C. Pemasaran Jasa
1. Pengertian Jasa Menurut Kotler dalam Khotijah 2004: 76, jasa adalah setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya intangible tidak berwujud fisik dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang
didalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun bagi pihak-pihak terlibat tidak sadar melakukannya.
Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai macam jasa lainnya.
2. Karakteristik Jasa Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak
dapat ditimbun seperti barang-barang lain sambil menunggu untuk dijual, hal ini disebabkan jasa memiliki karakteristik-karakteristik yang unik.
Menurut Tjiptono 2005: 18, jasa memiliki karakteristik sebagai berikut: 2.1 Intangibility Tidak Berwujud
Ketidakpastian bagi para pelanggan dalam pembelian jasa relatif tinggi karena keterbatasan search qualities yang tinggi. Experience quality
adalah karakteristik-karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan setelah pembelian, misalnya kualitas, efisiensi, dan kesopanan. Sedangkan
credence quality merupakan aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah pembelian dilakukan, misalnya sebagian besar orang sulit untuk
peningkatan kemampuan berbahasa Inggris selama periode tertentu. Intangibility juga menimbulkan masalah bagi penyedia jasa. Kurangnya
karakteristik fisik menyebabkan penyedia jasa sulit memajang dan mendiferensiasikan penawarannya.
2.2 Inseparability Tidak Dapat Dihasilkan Secara Terpisah Pada umumnya, barang diproduksi terlebih dahulu kemudian dijual
dan dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Contohnya
pemeriksaan medis. Dokter tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien.
2.3 Variability Hasilnya Bervariasi Tergantung Siapa yang Memberikan Jasa Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut diproduksi. Ini disebabkan
jasa melibatkan unsur manusia biasanya tidak dapat diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
2.4 Perishability Tidak Tahan Lama Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat
yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak
dapat disimpan. 2.5 Lack of Ownership
Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan
manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Dilain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin
hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.
3. Aspek Sosial dan Aspek Fisik Pemasaran Jasa Pemasaran jasa dipengaruhi aspek sosial dan aspek fisik karena
kedua aspek tersebut merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam setiap service marketing tersebut. Interaksi sosial yang terjadi dalam kegiatannya
secara tidak langsung akan mempengaruhi setiap fasilitas yang ada serta
lingkungan di mana setiap konsumen dan penjual yang saling berinteraksi akan berupaya meningkatkan service yang dilakukan. Aspek sosial
merupakan aspek yang berhubungan secara langsung antara penjual dan pembeli yang dilihat dari segi penawarannya, atau dengan kata lain
bagaimana si penjual berusaha untuk menarik perhatian konsumen. Aspek fisik merupakan aspek yang mendukung service menjadi menarik
konsumen, misalnya gedung atau tempat jasa tersebut ditawarkan Lupiyoadi. 2001:11.
D. Bauran Pemasaran