BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Produk kartu seluler banyak sekali beredar dipasaran dengan berbagai macam merek. Secara jelas masyarakat bersikap rasional dan selektif terhadap
pembelian barang yang diinginkannya baik kualitas produk maupun harganya. Titik awal setiap pembelian adalah bahwa adanya kebutuhan atau keinginan.
Konsumen akan memutuskan membeli produk karena alasan-alasan tertentu, atau paling tidak ada keyakinan bahwa kemampuan produk dalam memenuhi
kebutuhan mempunyai nilai yang besar dibandingkan biaya yang akan dikeluarkan.
Perilaku konsumen bersifat dinamis, selalu bergerak seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, setiap strategi yang ditetapkan oleh
perusahaan akan berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Memahami perilaku konsumen tidaklah mudah, terkadang mereka dengan terus terang
menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula mereka bertindak sebaliknya. Dalam memahami konsumen dan mengembangkan
strategi pemasaran yang tepat harus memahami yang konsumen pikirkan dan rasakan. Hal ini yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi di Indonesia.
Perkembangan kebutuhan dan tingginya aktifitas masyarakat dalam menggunakan alat telekomunikasi telah membuat usaha di bidang
telekomunikasi terus berkembang.
Perusahaan telekomunikasi adalah salah satu perusahaan yang paling kompetitif. Kondisi demografis Indonesia yaitu negara dengan penduduk yang
banyak, mendukung perusahaan seluler berkembang pesat dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi
mampu menggeser media komunikasi dari kebutuhan sekunder atau tersier menjadi kebutuhan primer. Jika dahulu telepon seluler ponsel menjadi
barang mewah konsumsi kelas menengah keatas, sekarang hampir seluruh elemen kelas masyarakat telah memiliki ponsel sebagai bagian dari kebutuhan
dan gaya hidup. Seorang pejabat negara, pengusaha, mahasiswa, pelajar hingga tukang sayur keliling hampir dapat dipastikan merupakan pengguna
ponsel.
Jumlah pelanggan seluler di Indonesia telah mencapai angka 180 juta pelanggan yang dilayani oleh 10 operator telekomunikasi yaitu Telkom,
Telkomsel, Indosat, Excelcomindo, Hutchison, Sinar Mas Telecom, Sampoerna Telecommunication, Bakrie Telecom, Mobile-8, dan Natrindo
Telepon. Dengan adanya berbagai operator selular, maka berdampak pada ketatnya persaingan untuk mendapatkan konsumen dimana perusahaan
berlomba-lomba untuk menawarkan harga yang termurah yang sering kita dengar dengan sebutan persaingan harga
www.perangtarifseluler.com ,
diakses 28 September 2010.
Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara selaras dan serasi dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Persaingan
harga atau tarif yang terjadi diantara perusahaan telekomunikasi saat ini sangat
ketat. Tetapi perusahaan harus tetap bijak dalam menentukan tarif yang ditawarkan, dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal.
Menurut Istijanto 2009:14, Persaingan antara perusahaan dan pesaing adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari. Jika peluang pasarnya
besar, akan berdampak pada semakin banyak pesaing. Aktifitas kompetitif yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi biasanya dilakukan dengan
menetapkan harga secara agresif untuk mengadapi persaingan dengan menurunkan tarif yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik produk.
Dalam persaingan bisnis GSM Global System for Mobile Telecomunications, saat ini para operator seluler begitu gencar melakukan promosi untuk
mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru. Para operator yang ada berlomba-lomba menurunkan tarif, tidak hanya itu harga
kartu perdana starter pack semakin murah, dimana harga jualnya di bawah nilai pulsa yang ada di dalamnya untuk mempertahankan pelanggan lama serta
menarik pelanggan baru karena yang terjadi saat ini banyak para pelanggan baru tersebut membuang kartu-kartu perdana ketika masa aktifnya habis,
karena mengisi ulang pulsa dirasakan akan lebih mengeluarkan banyak uang dibanding dengan membeli kartu perdana baru. Kondisi ini jelas menimbulkan
perang tarif yang sebenarnya merugikan perusahaan dalam jangka panjang.
Hingga saat ini telah tercatat tiga operator SIM Card terbesar, yaitu Telkomsel, Indosat, Exelcomindo Pratama. Dari ketiga operator tersebut,
Telkomsel menduduki posisi yang pertama. Dapat dilihat melalui Tabel 1.1:
Tabel 1.1 Pangsa Pasar Telkomsel, Indosat, Exelcomindo
No Operator Seluler
Pangsa Pasar 1
Telkomsel 55,6
2 Indosat
24,8 3
Excelcomindo 14,8
Sumber: www.antara.co.id
, diakses 28 September 2010
Berikut ini akan diperlihatkan tabel perbandingan tarif yang ditawarkan oleh ketiga operator yang menduduki tiga tingkatan pangsa pasar terbesar di
Indonesia :
Tabel 1.2 Tarif Telkomsel, Indosat, Exelcomindo
Sumber : www.centralpulsa.net
, diakses 28 September 2010
Telkomsel sebagai operator yang memiliki pangsa pasar paling besar berusaha mempertahankan posisinya diperingkat atas. Dalam usaha
mempertahankan posisinya, Telkomsel meluncurkan paket perdana baru Kartu
As Fress yang memberikan benefit gratis berbagai update info setiap harinya seperti: Fashion, Olahraga, Otomotif, Gaya Hidup, Elektronik
Telekomunikasi, dan sebagainya serta gratis 100 SMS perbulan dan skema merupakan kartu prabayar pertama di Indonesia yang memperkenalkan tarif
per detik. Pengguna kartu As Fress tetap berkesempatan menikmati komunikasi murah lewat berbagai tarif promo dan program Kartu As lainnya
seperti paket nelepon jagoan serbu yang menawarkan berbagai tawaran tarif No
Operator Seluler
10 menit
20 menit
30 menit
40 menit
50 menit
60 menit
1 As Fress
1000 1000
1000 1000
1000 1000
2 Im3
1.355 1.360
1.365 1.370
1.375 1.380
3 XL bebas
1.548 1.608
1.668 2.208
3.465 4.722
murahnya yang dapat memenuhi kebutuhan saat berkomunikasi hanya dengan menghubungi 100
www.telkomsel.com , diakses 28 September 2010.
Perusahaan harus memperhatikan faktor produk, disamping tarif untuk menjalankan strategi pemasarannya. Produk merupakan lini utama dalam
bauran pemasaran, dengan adanya produk yang unggul maka perusahaan dapat berkembang mengikuti pangsa pasar. Produk pada operator SIM Card
adalah kualitas penerimaan sinyal, jaringan luas, dan fitur-fitur yang lengkap. Kualitas produk pada perusahaan merupakan tanggung jawab seorang manajer
terhadap bagian-bagian di dalam perusahaan, penentuan dari kualitas produk diatur pada bagiannya masing-masing, di samping itu keputusan konsumenlah
yang dapat menilai apakah produk mempunyai kualitas yang tinggi. Apabila konsumen merasa produk tersebut berkualitas maka keputusannya adalah
membeli. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh harga dan produk
terhadap keputusan pemakaian kartu As Fress khususnya pada mahasiswa FISIP USU. Hal ini dikarenakan banyaknya kartu selular yang beredar di
lingkungan mahasiswa FISIP USU, permasalahan yang akan dihadapi adalah bagaimana memilih kartu seluler yang sesuai dengan harapan, mengingat
mahasiswa termasuk sebagai konsumen yang kritis dan sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu mahasiswa
termasuk dalam segmen smart costumer yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan peralihan terhadap suatu produk yang
digunakan.
Uraian di atas merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian
dengan judul “Pengaruh Harga dan Produk Terhadap Keputusan Pemakaian Kartu As Fress Pada Mahasiswa Reguler S-1 FlSIP USU”.
B. Perumusan Masalah