d. Informasi-informasi penting justru sering kali tidak tercantum dalam laporan keuangan. Kebijakan pemerintah dan aktivitas serikat pekerja,
perubahan manajemen, perubahan industri, perkembangan teknologi dan aktifitas para pesaing juga perlu dipertimbangkan dalam penilaian
kinerja perusahaan, termasuk sumber daya manusianya. e. Sulitnya mencapai komprabilitas yang tinggi diantara perusahaan-
perusahaan dalam industri tertentu yang sedang diperbandingkan.
2.3.3. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Hanafi 2004 ada 5 lima jenis rasio keuangan yakni: a. Rasio likuiditas, yakni rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi hutang jangka pendek. b. Rasio aktivitas, yakni rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menggunakan asetnya dengan efisien. c. Rasio leverage, yakni rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi total kewajibannya. d. Rasio profitabilitas, yakni rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
didalam menghasilkan laba. e. Rasio pasar, yakni rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilai
buku, pendapatan, atau dividen.
2.3.4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yang dipakai didalam penelitian ini adalah: Return on Asset ROA Return on asset menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah aset yang digunakan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan mengetahui rasio ini, kita dapat menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
Sedangkan menurut Bringham, ROA diartikan sebagai perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan aset total dalam menjalankan usaha
selama kurun waktu yang telah ditentukan. Ada tiga unsur pokok yaitu keuntungan, kekayaan dan waktu. Biasanya unsur waktu ini bias dihilangkan
dengan anggapan bahwa kurn waktu yang dipakai satu tahun. Dari pengertian ini maka dapat dikatakan bahwa ROA adalah salah satu alat yang penting dalam
menilai kinerja keuangan dari suatu lembaga keuangan. Rumusnya untuk menghitung Return on Asset ROA adalah sebagai
berikut Darsono dan Ashari, 2005: ROA =
Aktiva Total
Bersih Laba
x 100 ROA memberikan gambaran tentang kemampuan bank mengoperasikan harta
bank yang dipercaya kepada mereka untuk mencari keuntungan selain itu juga dapat dijadikan indikator untuk mengukur efektivitas manajemen dalam
mengelola asset dalam menghasilkan laba bagi bank. ROA dapat juga berguna bagi manajemen bank dalam menentukan langkah apa yang seharusnya diambil
karena ROA menunjukkan bagaimana penggunaan asset bank untuk mendapat laba. Besar kecilnya rasio ini dipengaruhi oleh perubahan variabelnya, setiap
perubahan asset maupun laba bersih dapat mengakibatkan perubahan terhadap modal. Dendawijaya, 2001
Dilihat dari rumus diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA yang diperoleh suatu perusahaan maka dapat diartikan lembaga keuangan
tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik. Adapun kriteria yang dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
Bank Indonesia untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar anchor bank adalah : 1 Rasio kecukupan modal CAR minimum 12 dengan rasio modal
inti minimum 6, 2 Rasio Return On Asset ROA minimal 1,5, 3 Pertumbuhan kredit riil sedikitnya 22 dengan Loan to Deposit Ratio LDR
sedikitnya 50 dan rasio kredit bermasalah NPL dibawah 5, 4 Merupakan perusahaan publik atau berencana dalam waktu dekat menjadi perusahaan publik
dan 5 Memiliki kemampuan menjadi konsolidator.
2.3.5. Analisis Rasio