2.5.4. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap ROA
Sebelum menganalisa tentang profitabilitas sebuah bank, kiranya perlu diperhatikan bahwa tujuan analisis profitabilitas adalah mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitasnya yang dicapai oleh bank yang bersangkutan dengan rasio-rasio keuangan akan dapat dilihat posisi dan kondisi keuangan suatu bank
diperoleh dengan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan. Rasio yang digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja
profitabilitas bank adalah ROE dan ROA. Karena penelitian ini membahas mengenai tingkat pengambilan asset maka alat ukur yang dipakai adalah ROA
saja. ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola asset yang tersedia untuk mendapatkan Net Income. Semakin tinggi return berarti
semakin baik karena deviden yang diberikan dan yang dibagikan besar. Sesuai yang telah dijelaskan bahwa antara risiko dan keuntungan memiliki hubungan.
Maka risiko pun dapat mempengaruhi tingkat pengembalian asset Kuncoro, 2002.
Menurut Kuncoro 2002, adapun pengaruh risiko usaha terhadap ROA sebagai berikut:
a. Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Return On Asset
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa rasio yang digunakan untuk mengukur risiko likuiditas adalah loan to deposit ratio. Hubungan antara risiko
likuiditas dengan LDR adalah berlawanan arah karena semakin rendah LDR berarti tingkat kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban segera rendah dan
menunjukkan resiko likuiditasnya semakin tinggi. Hubungan antara LDR dan dengan ROA adalah searah karena semakin tinggi LDR dan berarti jumlah
Universitas Sumatera Utara
kredit yang diberikan meningkat sehingga menyebabkan pendapatan yang diterima meningkat tingkat keuntungan yang diperoleh naik dan ROA ikut naik.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa hubungan antara risiko likuiditas dengan ROA adalah tidak searah negatif.
b. Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Return On Asset
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa rasio yang digunakan untuk mengukur risiko kredit adalah Non Performing Loan NPL yang
membandingkan antar kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit yang diberikan. Hubungan risiko kredit dengan NPL adalah searah karena
semakin tinggi NPL menunjukkan semakin besar jumlah kredit bermasalah maka akan menimbulkan risiko kegagalan akan pengambilan jumlah pinjaman
semakin tinggi. Dilain pihak hubungan NPL dengan ROA adalah berbalik arah karena semakin besar jumlah kredit yang diperoleh semakin menurun sehingga
keuntungan pun menurun dan ROA pun ikut turun. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa hubungan antara risiko kredit dengan ROA adalah berbalik arah
negatif.
c. Pengaruh Risiko tingkat suku bunga terhadap Return On Asset
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk mengukur risiko tingkat bunga menggunakan Interest rate risk yang membandingkan antara Interest Sensitivity
Asset dengan Interest Sensitivity Liability. Hubungan Interest rate risk dengan risiko tingkat suku bunga adalah searah Positif karena semakin tinggi Interest
rate risk berarti semakin besar dana yang dialokasikan bank pada aktiva yang sensitive terhadap bunga berarti risiko tingkat bunga yang dihadapi bank juga
meningkat. Pada sisi lain hubungan antara IRR dengan ROA juga searah karena
Universitas Sumatera Utara
semakin tinggi IRR berarti semakin tinggi dana yang dialokasikan bank pada aktiva yang sensitif. Dengan asumsi aktiva tersebut tidak bermasalah maka
pendapatan akan meningkat, laba juga akan meningkat maka semakin tinggi pula ROAnya. Artinya apabila resiko tingkat bunga meningkat maka ROA
diharapkan akan meningkat pula dan sebaliknya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Risiko tingkat suku bunga dapat dilihat melalui perbandingan antara asset yang sensitif terhadap bunga dengan sumber dana yang juga sensitif
terhadap bunga. 2. Besar kecilnya risiko tingkat bunga tergantung fluktuasi situasi tingkat suku
bunga dari sumber dana yang digunakan dengan tingkat suku bunga atas penempatan dana tersebut.
3. Dalam prakteknya Asset Sensitivity Bunga ASB dengan Pasiva Sensitivity Bunga PSB dapat terjadi kemungkinan risiko seperti dibawah ini:
a. Perbandingan positif = ASBPSB pada saat ini dikatakan risiko tinggi karena bisa terjadi kerugian apabila terjadi penurunan bunga maka
pendapatan bunga akan lebih kecil daripada biaya bunga, sehingga laba cenderung turun.
b. Perbandingan negatif =ASBPSB pada kondisi seperti ini dapat dikatakan risiko kerugian sangat tinggi akan tetapi disaat bunga cenderung
menurun bisa saja biaya bunga akan lebih kecil dari pada pendapatan bunga. Sehingga laba cenderung mengalami peningkatan.
Universitas Sumatera Utara
Jadi semakin besar pendapatan bunga sisi aktiva dibandingkan pendapatan bunga sisi pasiva, maka keuntungan akan meningkat. Namun bila pendapatan
bunga sisi aktiva kecil dibandingkan dengan biaya sisi bunga pasiva, maka keuntungan yang diperoleh akan menurun.
d. Pengaruh Risiko Modal Terhadap Return On Asset