melakukan penelitian lebih lanjut terkait masalah tersebut dengan judul “Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada Rumah Sakit Umum
Grand Medistra Lubuk Pakam”.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya perumusan masalah agar memiliki arah yang jelas darimana memulai, kemana harus pergi dan dengan apa melakukan
penelitian Arikunto, 2002. Mengingat program Jamkesmas yang begitu luas maka peneliti membuat rumusan masalah ”Bagaimana implementasi program Jamkesmas
di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam sebagai pemberi pelayanan kesehatan PPK pada peserta Jamkesmas?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui implementasi program Jamkesmas di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam sebagai pemberi pelayanan kesehatan PPK pada
peserta Jamkesmas. 2.
Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam implementasi program Jamkesmas khususnya dalam bidang pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik untuk diri sendiri, maupun pihak lain yang berkepentingan dengan penelitian
ini. Adapun manfaat yang diharapkan : 1.
Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis, dan metodologis penulis dalam menyusun suatu
wacana baru, dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. 2.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi stakeholder yaitu pihak rumah sakit dan masyarakat pengguna jasa layanan
rumah sakit khususnya di tempat penelitian dilaksanakan agar dapat terus meningkatkan kinerjanya dalam bidang pelayanan.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik
secara langsung maupun tidak langsung bagi perpustakaan, Departemen Ilmu Administrasi Negara.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Kerangka Teori
Menurut Kerlinger Singarimbun, 1995:37 teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir untuk menunjukkan perspektif
yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian Arikunto, 2002:92.
Sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan
referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang di teliti. Adapun
kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Implementasi 1.5.1.1 Pengertian Implementasi
Menurut Jeffri L.Pressman dan Aaron B.Wildavski dalam buku Charles O.Jones 1996:295, mengartikan implementasi sebagai suatu proses interaksi antara
suatu perangkat tujuan dan tindakan yang mampu untuk meraihnya. Implementasi adalah kemampuan untuk membentuk hubungan-hubungan lebih lanjut dalam
rangkaian sebab-akibat yang menghubungkan tindakan dengan tujuan. Perangkat- perangkat yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut: adanya orang atau
Universitas Sumatera Utara
pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau yang sering disebut dengan resources. Dengan demikian berdasar pada pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
untuk mencapai tujuan dari implementasi tersebut dibutuhkan: manusia, anggaran dan juga kemampuan organisasi ataupun instansi seperti teknologi informasi.
Sementara itu, Van Meter dan Van Horn dalam A.G Subarsono 2005:99. membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu-individu pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan- tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Sedangkan
menurut George C. Edward dalam AG Subarsono implementasi kebijakan adalah salah satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-
konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan,
maka dapat mengalami kegagalan sekalipun diimplementasikan dengan baik. Sebaliknya kebijakan yang telah direncanakan dengan baik namun tidak
diimplementasikan dengan baik oleh pelaksana dapat mengalami kegagalan juga.
1.5.1.2 Model-Model Implementasi Kebijakan
Kebijakan yang telah dibuat dan disahkan bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut akan berhasil dalam implementasinya. Keberhasilan implementasi kebijakan
ditentukan oleh banyak variabel atau faktor yang masing- masing saling
berhubungan.
Universitas Sumatera Utara
Wibawa Tangkilisan 2003:20 berpendapat implementasi kebijakan adalah untuk menentukan arah agar tujuan kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai
hasil dari kegiatan pemerintah. Sedangkan menurut Jones dikutip oleh Hesel Nogi S, Tangkilisan 2003:18 implementasi merupakan suatu proses dinamis yang
melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan. Namun Jones mendasarkan pada konsepsi-konsepsi kegiatan fungsional
mengenai program- program yang telah disahkan, menentukan implementasi dan membahas aktor-aktor yang terlibat dengan memfokuskan pada birokrasi yang
merupakan lembaga eksekutor. Jadi implementasi adalah serangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan
dirumuskan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masih menurut Jones dalam implementasi ada tiga kegiatan utama yang paling penting
yaitu: 1.
Penafsiran atau interpretasi yaitu kegiatan untuk menafsirkan makna suatu program kedalam suatu pengaturan yang dapat dipahami dan dijalankan
nantinya. Artinya harus ada penafsiran makna yang sama antara pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan untuk memastikan program telah berjalan
dengan baik. 2.
Organisasi yaitu wadah sebagai tempat untuk menjalankan program sebagai kebijakan. Dalam pelaksanaan program harus ada wadah yang menaunginya
agar memiliki kepastian hukum yang akan mempermudah dan menguatkan posisi program dalam pelaksanaan dilapangan nantinya.
Universitas Sumatera Utara
3. Penerapan yaitu pelaksanaan kebijakan yang telah ditafsirkan dalam suatu
organisasi berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah dan lainnya. Setelah program dibuat dan dibentuk organisasi yang menaungi maka
saatnya untuk pelaksanaan lapangan dan hal ini adalah kunci dari implementasi itu sendiri.
Kemudian menurut Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn Model
Proses Implementasi Kebijakan dikutip dari A.G Subarsono 2005:99 adapun
variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi adalah standard dan sasaran kebijakan, sumberdaya, komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas,
karakteristik agen pelaksana dan kondisi social, ekonomi dan politik serta disposisi
implementor.
1. Standar dan Sasaran Kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur agar dapat direalisir dan tidak menimbulkan multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik
diantara agen implementasi. 2.
Sumberdaya Sumberdaya yang berkualitas juga diperlukan agar implementasi berhasil baik
sumberdaya manusia maupun sumberdaya non manusia. Seringkali suatu program tidak berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
3. Hubungan antar organisasi
Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain sehingga koordinasi dan kerjasama antar instansi sangat berpengaruh bagi
keberhasilan suatu program. 4.
Karakteristik Agen Pelaksana Adapun yang dimaksud dengan karakteristik agen pelaksana adalah struktur
birokrasi, norma- norma dan pola- pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang mempengaruhi implementasi suatu program.
terhadap kebijakan; c intensitas disposisi implementor yaitu preferensi nilai yang dimiliki implementor.
5. Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi.
Yang termasuk dalam variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauhmana kelompok-
kelompok kepentingan memberikan dukungan, karakteristik partisipan seperti apa mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini public dan apakah elite
politik mendukung implementasi kebijakan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 Model implementasi kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn
Sumber : AG. Subarsono, 2005 : 99 6.
Disposisi Implementor Disposisi implementor ini meliputi tiga hal penting yaitu a respon
implementor terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi kemauannya dalam pelaksanaan kebijakan; b kognisi yaitu pemahaman implementor.
Sementara itu Menurut George C. Edwards III yang dikutip dari A.G Subarsono 2005: 102 implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable yaitu
komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.
Komunikasi antar organisasi dan kegiatan
pelaksanaan
Kinerja impleme
ntasi Ukuran dan tujuan
kebijakan
Karakteristik badan pelaksana
Disposisisi pelaksana
sumberdaya Lingkungan ekonomi, social
dan politik
Universitas Sumatera Utara
1. Komunikasi
Komunikasi adalah syarat untuk keberhasilan implementasi antara tujuan yang diinginkan pembuat kebijakan dan penafsiran implementor, antara implementor dan
kelompok sasaran yang dituju.. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran haruslah ditransmisikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi
implementasi. 2.
Sumberdaya Sumber daya juga tak kalah pentingnya dalam implementasi, walaupun
kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten tetapi bila implementor tidak memiliki sumberdaya yang memadai dalam pelaksanaan maka semuanya tidak
akan berjalan efektif. 3.
Disposisi Disposisi merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki implementor
seperti komitmen, kejujuran atau sifat demokratis. Semakin baik disposisi yang dimiliki oleh implementor maka pelaksanaan kebijakan dapat berjalan dengan baik
layaknya seperti yang diingini pihak pembuat kebijakan.Sebaliknya jika implementor kurang memiliki disposisi yang baik atau memiliki sikap dan perspektif yang berbeda
dengan pembuat keputusan maka implementasi kebijakan juga tidak efektif. 4.
Struktur Birokrasi Adapun struktur birokrasi berperan dalam mengimplementasikan kebijakan
dan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada implementasi kebijakan salah
Universitas Sumatera Utara
satunya adalah prosedur operasi yang standar standard operating procedures atau SOP.
Gambar 2 Faktor Penentu Implementasi menurut Edward III
Komunikasi
Sumber daya Implementasi
disposisi
Struktur birokrasi
Sumber : AG. Subarsono, 2005 : 102 Kemudian, menurut Randall B. Rippley dan Grace A. Franklin 1986 dalam
Hesel Yogi S, Tangkilisan 2003:21 menyatakan dalam mencapai keberhasilan implementasi kebijakan program dapat dilihat dari tiga faktor yakni:
1. Prespektif kepatuhan compliance yang mengukur implementasi dari
kepatuhan street level burcancrats yaitu birokrasi terbawah yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan program.
2. Kelancaran rutinitas dan tiadanya persoalan
3. Kinerja yang memuaskan semua pihak terutama pada kelompok penerima
manfaat yang dituju.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian menurut Peters, dalam Hesel Yogi S, Tangkilisan 2003: 22 implementasi kebijakan gagal disebabkan oleh:
1. Informasi
Informasi sangat penting dalam menjalankan segala sesuatunya. Kekurangan informasi dapat menghambat aktor-aktor pelaksana dalam melaksanakan
program dan memberikan gambaran yang kurang tepat dari isi kebijakan dan hasil-hasil dari kebijakan tersebut.
2. Isi kebijakan
Isi kebijakan juga penentu keberhasilan program. Masih samarnya isi kebijakan dan tujuan kebijakan atau ketidaktepatan dan ketidaktegasan intern
dan ekstern kebijakan itu sendiri dapat menggagalkan implementasi kebijakan.
3. Dukungan
Jika dalam pelaksaannya implementasi kebijakan tidak mendapat dukungan yang memadai dalam arti teknis ataupun non teknis maka implementasi
kebijakan tersebut telah dekat dengan kegagalan. 4.
Pembagian potensi Hal ini berhubungan dengan para aktor pelaksana dan juga organisasi
pelaksana dalam kaitannya dengan diferensiasi tugas dan wewenang
Universitas Sumatera Utara
1.5.2. Pelayanan 1.5.2.1 Pengertian Pelayanan
Pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu usaha untuk menyiapkan mengurus apa yang diperlukan orang lain sedangkan menurut Kotler
dalam Lijan Poltak 2006:4 pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya
tidak terikat pada satu produk secara fisik. Kemudian Sampara dalam Lijan Poltak 2006:5 menyatakan pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Jadi pelayanan lebih kepada kegiatan pemberian jasa maupun non jasa pada masyarakat umum untuk membantu menyiapkan apa yang dibutuhkan orang lain
yang memberikan kepuasan bagi penerima layanan. Ada tiga unsur pokok dalam pelayanan yaitu biayanya harus relatif lebih
rendah, waktu untuk mengerjakannya relative singkat dan mutu yang diberikan relatif bagus Lijan Poltak 2006:5. Dengan kata lain pelayanan yang baik adalah jasa
pelayanan yang ditawarkan diganjar dengan biaya yang tidak mahal dan terjangkau dengan waktu mulai pendaftaran sampai pengerjaan pelayanan yang hemat waktu dan
tidak bertele-tele serta pelayanan yang dihasilkan berkualitas bagus. Artinya dengan hanya mengeluarkan biaya yang sedikit dapat memperoleh pelayanan yang
berkualitas dan cepat sehingga kata pelayanan kembali pada fungsinya untuk membantu dan memberi kepuasan pada penggunanya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.2. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan umum menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara MENPAN Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pedoman Tata Laksana
Pelayanan Umum adalah: “Segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat maupun Daerah, dan di Lingkungan
Badan Usaha Milik NegaraDaerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 dikatakan bahwa
pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa danatau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public.
Menurut Saiful Arif 2008:3 Pelayanan public public service adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-
fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa, yang dilakukan oleh organisasi public dalam hal ini adalah suatu pemerintahan.
Jadi pelayanan public dapat diartikan sebagai kegiatan pemberian pelayanan pada masyarakat berupa penggunaan fasilitas umum baik jasa maupun non jasa yang
diselenggarakan organisasi public yaitu pemerintahan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencapai sasaran dan tujuan tugas- tugas administrasi dalam kepentingan publik hendaknya dapat dikembangkan prinsip- prinsip pelayanan
sebagai berikut: 1.
Aksesibilitas yaitu jarak tempat dan lokasi setiap jenis pelayanan harus benar- benar dapat diakses masyarakat sebagai pengguna layanan.
2. Kontinuitas yaitu ketersediaan pelayanan yang terus menerus disertai
kepastian dan kejelasan bagi publik. 3.
Teknikalitas yaitu mekanisme dan proses pelayanan harus ditangani oleh tenaga professional yang memahami secara teknis yang mendasar pada
sasaran adanya kejelasan, ketetapan kemantapan system, prosedur dan instrument pelayanan.
4. Profitabilitas yaitu proses pelayanan public yang dilakukan dapat memberikan
keuntungan ekonomi dan sosial bagi pemerintah maupun bagi masyarakat luas.
5. Akuntabilitas yaitu produk dan kualitas pelayanan yang telah diberikan
kepada masyarakat nantinya harus dapat dipertanggungjawabkan di ranah public.
1.5.2.3 Pelayanan Kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan harusnya dapat menyediakan informasi terbuka bagi pasien dan keluarganya agar dapat menentukan pilihan terhadap lembaga
pelayanan pelayanan kesehatan atau rumah sakit yang akan dikunjungi, asuransi kesehatannya dan jenis perawatan yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan kesehatan itu sendiri seperti tercantum dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 30 terdiri atas pelayanan kesehatan perseorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perseorangan yaitu pelayanan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit atau memulihkan kesehatan
perseorangan atau keluarga. Kemudian pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Setiap peserta Jamkesmas berhak mendapat pelayanan kesehatan dasar
meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan RJ dan rawat inap RI, serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan RJTL, rawat inap tingkat lanjutan
RITL dan pelayanan gawat darurat. Pelayanan kesehatan dalam program Jamkesmas menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan dengan ketentuan
sebagai berikut: • Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan
jaringannya. Pelayanan rawat jalan lanjutan diberikan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat BKMM, Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
BBKPM, BKPMBP4BKIM dan rumah sakit RS. • Pelayanan rawat inap diberikan di Puskesmas Perawatan dan ruang rawat inap
kelas III tiga di RS Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNIPOLRI dan RS Swasta yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan. Departemen
Kesehatan melalui Dinas Kesehatan KabupatenKota atas nama Menkes
Universitas Sumatera Utara
membuat perjanjian kerjasama PKS dengan RS setempat, yang diketahui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi meliputi berbagai aspek pengaturan.
• Pada keadaan gawat darurat emergency seluruh Pemberi Pelayanan Kesehatan PPK wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupun
tidak memiliki perjanjian kerjasama. Penggantian biaya pelayanan kesehatan diklaimkan ke Departemen Kesehatan melalui Tim Pengelola KabupatenKota
setempat setelah diverifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada program ini.
1.5.2.4 Standar Pelayanan Minimal Kesehatan
Setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib menyusun Standar Pelayanan masing-masing sesuai dengan tugas dan kewenangannya, dan dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan dan standar pelayanan yang ditetapkan hendaknya realistis, karena merupakan jaminan bahwa
janjikomitmen yang dibuat dapat dipenuhi, jelas dan mudah dimengerti oleh para pemberi dan penerima pelayanan.
Dalam keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 228 tahun 2002 tentang pedoman penyusunan standar pelayanan minimal rumah sakit yang
wajib dilaksanakan daerah : 1.
Rumah sakit minimal harus menyelenggarakan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik
rawat inap maupun rawat jalan
Universitas Sumatera Utara
2. Indikator. Rumah sakit minimal harus memenuhi beberapa indikator.
Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja
rumah sakit ada beberapa indikator, yaitu: a. Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang
yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain.
b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-lain.
c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas
terhadap pelayanan dan lain-lain. e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah
sakit maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan. 3. Standar. Rumah sakit harus mengikuti standar yang telah ditetapkan. Standar
adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam
Universitas Sumatera Utara
melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupatenkota sesuai dengan evidence base.
4. Rumah sakit harus memberikan pelayanan untuk keluarga miskin dengan biaya ditanggung oleh pemerintah.
Adapun manfaat standar pelayanan minimal yaitu: 1. Bagi masyarakat:
a. tersedia pelayanan yang terjangkau dan berkesinambungan. b. Pelayanan bermutu dan sesuai standar
c. Meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat. d. Melindungi hak asasi masyarakat dibidang kesehatan.
2. Bagi Rumah Sakit a. akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah daerah.
b. Pemacu untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja rumah sakit. c. Memudahkan rumah sakit untuk menentukan strategi.
d. Dapat dijadikan salah satu dasar untuk menghitung besarnya subsidi kepada rumah sakit oleh pemerintah kabupatenkota untuk pelayanan masyarakat.
3. Bagi Pemerintah KabupatenKota a. Adanya akuntabilitas pelayanan kesehatan.
b. Merupakan rujukan dalam rangka melakukan pembinaan diwilayahnya. c. Mengetahui hal-hal yang harus di fasilitasi oleh KabupatenKota
d. Mengetahui ruang kewenangan dalam bidang kesehatan daerah Kabupaten Kota.
Universitas Sumatera Utara
e. Merupakan acuan yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pembinaan.
4. Bagi Propinsi Merupakan acuan untuk propinsi dalam menetapkan sebagai tolok ukur
pelaksanaan kewenangan minimal yang menjadi kewajiban daerah kabupaten kota. 5. Bagi Pemerintah Pusat
Terjaminnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya yang tidak mampu.
1.5.3 Rumah Sakit 1.5.3.1 Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya
http:id.wikipedia.orgwikiRumah_sakit. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Jadi rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan profesional yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan
dan pengelolaannya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.3.2 Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan sebagai :
a. Rumah Sakit Umum yaitu memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit. b.
Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Jenis Rumah Sakit khusus antara lain
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit Infeksi, Bersalin, Gigi
dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin.
Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi : • Rumah Sakit publik : dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
badan hukum yang bersifat nirlaba. tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit privat.
• Rumah Sakit privat : dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
Universitas Sumatera Utara
1.5.5 Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas 1.5.5.1 Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap
program dijelaskan mengenai : 1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.
2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan. 3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan. 5. Strategi pelaksanaan.
Menurut Charles O. Jones Jones, 1996:295 pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Jadi suatu program adalah kumpulan proyek-
proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut
secara keseluruhan. Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Selain itu program hanya
bersifat sementara. Menurut Charles O. Jones, beberapa karakteristik tertentu yang dapat
membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:
1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.
Universitas Sumatera Utara
2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.
3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.
Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan
memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi
terbaik Jones, 1996:295.
1.5.4.2 Program Jaminan Kesehatan
Berdasarkan pengertian Charles O. Jones Jones, 1996:295 tentang pengertian program maka program jaminan kesehatan adalah kumpulan proyek-
proyek yang berhubungan dengan jaminan kesehatan yang telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapai
sasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan. Jaminan kesehatan ini ada yang dikelola pemerintah dan dikelola swasta. Untuk jaminan yang dikelola pemerintah
ada beberapa jaminan kesehatan seperti : • Jamkesmas yaitu jaminan kesehatan berskala nasional yang dikelola
pemerintah yakni dibawah kepengurusan kementerian kesehatan. Dikhususkan bagi masyarakat miskin seluruh indonesia.
Universitas Sumatera Utara
• Jamkesda adalah program jaminan kesehatan dari pemerintah daerah untuk masyarakatnya yang miskin dan tidak termasuk kedalam quota Jamkesmas.
Hal ini disebabkan tidak terdatanya sebagian masyarakat dalam BPS kabupaten, orang miskin baru yang muncul setelah pendataan atau
kekurangcakapan petugas dalam mendata. Masyarakat miskin ini dapat mengurus surat keterangan tidak mampu SKTM dari desa atau kelurahan
untuk kemudian diproses di dinas kesehatan kabupatenkota untuk mendapatkan Jamkesda. Program ini sama dengan Jamkesmas, hanya
Jamkesda bersifat regional sedangkan Jamkesmas bersifat nasional. • Askes Asuransi Kesehatan sosial yaitu jaminan kesehatan bagi para pegawai
negeri sipil PNS dan pensiunan TNIPolri • Jamsostek atau Jaminan Sosial Tenaga Kerja yaitu jaminan bagi tenaga kerja.
Namun tidak terbatas hanya pada jaminan kesehatan saja • Inhealth merupakan anak perusahan dari PT Askes namun sebagian saham
telah dimiliki swasta. Inhealth bersifat mencari untung dan tidak dikhususkan hanya bagi perusahaan negara.
• Jasa Raharja yaitu jaminan sosial untuk kecelakaan lalu lintas baik korban selamat maupun meninggal.
• Jampersal Jaminan Persalinan yaitu jaminan kesehatan dari pemerintah untuk persalinan ibu hamil yang tidak mampu.
Universitas Sumatera Utara
Selain jaminan kesehatan yang dikelola pemerintah, jaminan kesehatan juga dikelola swasta namun biasanya dalam perusahaan-perusahaan.
1.5.4.3 Pengertian Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas
Kebijakan pemeliharaan kesehatan pada penduduk miskin sudah lama diterapkan. Mulai dari surat miskin dari rukun tetangga RT, rukun warga RW,
desa dan pembagian kartu sehat. Sejak tahun 1998 muncul kebijakan yang lebih sistematis untuk melayani kebutuhan masyarakat miskin akan kesehatan yaitu
program Jaringan Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan JPS-BK. Kemudian pada tahun 2003, pemerintah menyediakan biaya untuk rujukan ke rumah sakit bagi
masyarakat miskin yang berasal dari pemotongan subsidi bahan bakar minyak BBM, yang disebut dana Penanggulangan Dampak Pemotongan Subsidi Energi
PDPSE. PDPSE ini kemudian diubah namanya menjadi Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak PKPS-BBM.
Program terbaru pemerintah adalah jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesmas. Dalam pedoman pelaksanaan jamkesmas disebutkan bahwa jamkesmas
adalah program bantuan social untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu serta peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh pemerintah.
Jamkesmas diselenggarakan sejak tahun 2008 dan merupakan perubahan dari Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin JPKMM atau
lebih dikenal dengan program Askeskin yang diselenggarakan pada tahun 2005-2007. Program jamkesmas ini diharapkan dapat membantu masyarakat miskin dan
kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak di institusi-
Universitas Sumatera Utara
institusi kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta yang telah bekerjasama dengan pemerintah
Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit yaitu pada pasal 1 ayat 4 dinyatakan bahwa pasien adalah setiap orang yang melakukan
konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di rumah sakit. Jadi Pasien
Jamkesmas adalah orang yang melakukan pemeriksaan maupun pemeliharaan kesehatan dengan menggunakan kartu peserta Jamkesmas.
Jadi, program Jamkesmas merupakan program berskala nasional untuk
memudahkan kalangan masyarakat miskin dan tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dimana biaya pelayanan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh
pemerintah melalui APBN. Karena Jamkesmas adalah program maka hanya bersifat sementara atau tidak permanen.
1.5.4.4 Dasar Hukum Pelaksanaan Jamkesmas
Pelaksanaan program Jamkesmas dilaksanakan sebagai amanah Pasal 28 H ayat 1 Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang menyatakan bahwa
”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.” Selain itu berdasarkan Pasal 34 ayat 3 Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa ’Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.”
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah menyadari bahwa masyarakat, terutama masyarakat miskin, sulit untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Kondisi tersebut semakin memburuk
karena mahalnya biaya kesehatan, akibatnya pada kelompok masyarakat tertentu sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi hak rakyat atas kesehatan,
pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan telah mengalokasikan dana bantuan sosial sektor kesehatan yang digunakan sebagai pembiayaan bagi masyarakat,
khususnya masyarakat miskin. Upaya pelaksanaan Jamkesmas sendiri merupakan perwujudan pemenuhan hak
rakyat atas kesehatan dan amanat Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN, dan merupakan salah satu komitmen
pemerintah dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Namun karena hingga saat ini peraturan pelaksana dan lembaga yang harus dibentuk berdasarkan Undang–
Undang Nomor 40 Tahun 2004 belum terbentuk maka departemen kesehatan mengeluarkan kebijakan program jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin
sebagai wujud pemenuhan hak rakyat atas kesehatan tersebut. Pelaksanaan kebijakan Jamkesmas ini dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
125MenkesSKII2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas. Dalam Kepmen ini dijelaskan ketentuan-
ketentuan tentang tata cara pelaksanaan program Jamkesmas. Selain itu, peraturan ini merupakan pedoman bagi pihak penyelenggara atau implementor.
Universitas Sumatera Utara
1.5.4.5 Kepesertaan
Setiap peserta jamkesmas memiliki hak mendapat pelayanan kesehatan dasar yaitu rawat jalan RJ, rawat inap RI serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan
tingkat lanjutan RJTL dan rawat inap tingkat lanjutan RITL serta pelayanan gawat darurat.
Adapun kategori peserta jamkesmas adalah sebagai berikut : 1.
Masyarakat miskin dan tidak mampu 2.
Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas.
3. Semua peserta Program keluarga Harapan PKH yang telah memiliki atau
mempunyai kartu Jamkesmas. 4.
Penghuni panti sosial, penghuni lembaga permasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara serta korban bencana.
Gambar 3 : Kartu Peserta Jamkesmas Administrasi kepesertaan Jamkesmas meliputi: registrasi, penerbitan dan
pendistribusian kartu kepada peserta. Untuk administrasi kepesertaan Departemen Kesehatan menunjuk PT Askes Persero, dengan ketentuan langkah-langkah berikut:
Universitas Sumatera Utara
• Data peserta yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah, kemudian dilakukan entry oleh PT Askes Persero untuk menjadi database kepesertaan di kabupatenkota.
• Entry data setiap peserta. • Berdasarkan database tersebut kemudian diterbitkan kartu dan didistribusikan kepada
peserta. • PT Askes Persero menyerahkan kartu peserta kepada yang berhak, mengacu kepada
penetapan BupatiWalikota dengan tanda terima yang ditanda tanganicap jempol peserta atau anggota keluarga peserta.
• PT Askes Persero melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada BupatiWalikota, Gubernur, Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi dan
Kabupaten Kota serta rumah sakit setempat.
1.5.5 Alur Pelayanan
Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut: a. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan
jaringannya. b. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan kartu yang
keabsahan kepesertaannya merujuk kepada daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh BupatiWalikota setempat. Penggunaan SKTM hanya berlaku untuk setiap kali
pelayanan kecuali pada kondisi pelayanan lanjutan terkait dengan penyakitnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan
dan kartu peserta yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency.
d. Pelayanan rujukan tersebut meliputi : 1.
Pelayanan rawat jalan lanjutan spesialistik di Rumah Sakit, BKMM BBKPM BKPMBP4BKIM.
2. Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit
3. Pelayanan obat-obatan
4. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostic
e. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMMBBKPMBKPM
BP4BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta. Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes Persero mengeluarkan Surat
Keabsahan Peserta SKP, dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4
Alur Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Peserta
pulang
Verifikasi Kepesertaan
Kasus gawat darurat - - - ----- Peserta
Sumber : kementerian Kesehatan RI, 2010 :14 Keterangan :
Dalam situasi normal yaitu Peserta mengunjungi loket pendaftaran Jamkesmas lalu mendapatkan pelayanan. Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan si pasien
Loket pendaftaran puskesmas
Pelayanan kesehatan
RS PPATRS
RJTL Pelayanan
kesehatan
Pelayanan kesehatan
RITL
Data Base Kepesertaan
petugas PT Askes
IGD SKP
dikeluarkan Askes
pulang
pulang
Universitas Sumatera Utara
bisa langsung pulang. Namun jika harus dirujuk kerumah sakit maka pasien mengunjungi rumah sakit kemudian pihak rumah sakit memverifikasi kepesertaan
pada petugas Askes. Setelah data dinyatakan valid maka surat keterangan peserta dikeluarkan pihak rumah sakit. Sang pasien pun dapat memperoleh pelayanan
kesehatan berupa rawat jalan tingkat lanjutan RJTL atau rawat inap tingkat lanjutan RITL. Setelah selesai mendapat pelayanan kesehatan si pasien pun boleh pulang.
Dalam kasus gawat darurat peserta langsung di bawa ke instalasi gawat darurat IGD dan mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus melalui pendaftaran. Bila
kondisi pasien telah membaik dapat segera pulang. Namun jika tidak maka dapat menggunakan RITL atau RJTL.
1.5.4.7 Pendanaan Jamkesmas
Pendanaan Jamkesmas berasal dari APBN Anggaran Pendapatan Belanja Negara sector kesehatan yang di mulai dari tahun 2008. Adapun ketentuan umum
dalam tata laksana pendanaan adalah : 1.
Pendanaan program Jamkesmas merupakan dana bantuan sosial. 2.
Pembayaran ke rumah sakit dalam bentuk paket, berdasarkan klaim. Klaim adalah biaya yang diajukan rumah sakit untuk dibayarkan oleh Negara melalui Jamkesmas.
3. Pembayaran ke PPK disalurkan langsung dari kas negara melalui PT. POS ke
Puskesmas dan KPPN melalui Bank ke Rumah sakit BBKPMBKMMBKPMBP4BKIM.
4. Peserta tidak boleh dikenakan iuran biaya dengan alasan apapun. Dalam pendanaan,
Jamkesmas dikelola oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dana
Universitas Sumatera Utara
diluncurkan dalam empat tahap dalam bentuk Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Masing-masing rumah sakit mendapatkan dana dalam jumlah
yang berbeda-beda sesuai kebutuhan.
1.5.4.8 Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Jamkesmas
Adapun tujuan umum penyelenggaraan Jamkesmas yaitu meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal dan
secara efektif dan efisien bagi seluruh peserta Jamkesmas. Adapun tujuan khususnya dapat dibagi :
a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta
diseluruh jaringan PPK Pemberi Pelayanan Kesehatan Jamkesmas b.
Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya.
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Sedangkan sasaran Jamkesmas sendiri adalah masyarakat miskin dan tidak mampu diseluruh Indonesia sejumlah 76,4 jiwa, tidak termasuk yang telah
mempunyai jaminan kesehatan lainnya. Jika setelah kartu peserta dikeluarkan masih ada masyarakat miskin yang belum masuk ke entry data PT. Askes maka daerah yang
menanggungnya dalam Jaminan Kesehatan Daerah atau Jamkesda dimana pembiayaannya berasal dari APBD.
Universitas Sumatera Utara
1.5.5 Organisasi Jamkesmas
Pengorganisasian dalam penyelenggaraan Jamkesmas terdiri dari tim pengelola dan tim koordinasi di pusat, propinsi dan kabupatenkota, pelaksana
verifikasi di PPK dan PT. Askes. Tim pengelola bersifat internal lintas program departemen kesehatan sedangkan tim koordinasi bersifat lintas departemen.
1.5.5.1 Tim pengelola Jamkesmas
Tim Pengelola JAMKESMAS melaksanakan pengelolaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi kegiatan-kegiatan manajemen kepesertaan,
pelayanan, keuangan, perencanaan dan SDM, informasi, hukum dan organisasi serta telaah hasil verifikasi.
1.5.5.2 Tim Pengelola Jamkesmas Pusat
Adapun tim pengelola pusat mempunyai tugas : a.
Penetapan kebijakan operasional dan teknis, pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas
b. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan, penataan sasaran, penataan sarana
pelayanan kesehatan pemberi pelayanan kesehatan c.
Melaksanakan pertemuan berkala dengan pihak terkait dalam rangka evaluasi penyelenggaraan program
d. Melakukan telaah hasil verifikasi, otorisasi dan realisasi pembayaran klaim.
e. Melakukan pembinaan, pengawasan dan menyusun laporan pelaksanaan
Menteri kesehatan membentuk tim pengelola pusat terdiri dari penanggung jawab, pengarah, pelaksana dan sekretariat.
Universitas Sumatera Utara
Penanggung jawab adalah menteri kesehatan sedangkan pengarah adalah pejabat eselon I yang diketuai Sekjen Depkes RI. Untuk pelaksana terdiri dari pejabat
eselon I dan eselon II departemen kesehatan yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota.
1.5.5.3 Tim pengelola Jamkesmas Provinsi
Adapun timpengelola provinsi mempunyai tugas sebagai berikut : a.
Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sesuai kebijakan yang sudah ditetapkan
b. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelenggaraan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS c.
Melakukan verifikasi, pemantauan dan evaluasi d.
Melakukan analisis aspek kendali biaya, dan kendali mutu e.
Menyampaikan laporan pengelolaan penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS.
Kepala dinas kesehatan propinsi membentuk tim pengelola propinsi terdiri dari satu orang penanggung jawab yang dijabat kepala dinas kesehatan propinsi, satu
orang coordinator operasional dan dua orang staf.
1.5.5.3 Tim pengelola Jamkesmas Kabupatenkota
Adapun tugas tim pengelola Jamkesmas Kabupatenkota adalah sebagai berikut : a.
Melakukan manajemen kepesertaan, manajemen pelayanan kesehatan, manajemen keuangan.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi di PPK
Universitas Sumatera Utara
c. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Menteri
Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Propinsi setempat. Kepala dinas kesehatan kabupatenkota membentuk tim pengelola terdiri dari satu
orang penanggung jawab yang dijabat kepala dinas kesehatan kabupatenkota, satu orang coordinator operasional dan tiga orang staf.
1.5.5.2 Tim Koordinasi Program Jamkesmas 1.5.5.2.1 Tim Koordinasi Jamkesmas Pusat
Adapun tugas tim koordinasi pusat adalah : a.
Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS
b. Melakukan pembinaan dan pengendalian program.
Struktur Tim Koordinasi Program Jamkesmas Tingkat Pusat
Pelindung : Menteri Kesehatan
Ketua : Sekretaris Utama Menko Kesra
Anggota : Sekjen Depkes Sekjen Depdagri
Sekjen Depsos Deputi Bidang SDM Bappenas
Sekjen Depkeu Dirjen Binkesmas
Dirjen Yanmedik Ketua Komisi IX DPR RI
Universitas Sumatera Utara
Dirut PT. Askes Persero Sekretariat :
Ketua : Kepala Bagian Tata Usaha PPJK
Staf sekretariat : 4 orang
Menteri kesehatan membentuk tim koordinator pusat terdiri dari pelindung, ketua dan anggota serta secretariat. Tim koordinasi bersifat lintas sector terkait dengan
sekretaris utama kementrian koordinasi kesejahteraan rakyat sebagai ketua dan anggota yang terdiri dari pejabat eselon I departemen terkait dan unsur lainnya.
1.5.5.2.2 Tim Koordinasi Propinsi
Adapun tugas tim koordinator propinsi yaitu : a. Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi program Jaminan
Kesehatan Masyarakat yang tetap mengacu pada kebijakan pusat b. Melakukan pembinaan dan pengendalian program
Struktur Tim Koordinasi Jamkesmas Tingkat Propinsi berikut:
Pelindung : Gubernur
Ketua : Sekretaris Daerah
Anggota : Kadinkes Propinsi : Asisten Kesra
: Direktur Rumah Sakit : Ketua Komisi DPRD yang membidangi Kesehatan
: Kepala PT. Askes Persero Regional Cabang
Universitas Sumatera Utara
Sekretariat
Ketua : KasubdinKabid yang bertanggung jawab pada program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Staf Sekretariat : 2 orang
Gubernur membentuk tim koordinator propinsi terdiri dari pelindung, ketua dan anggota serta secretariat. Tim koordinasi bersifat lintas sector terkait dengan
sekretaris daerah provinsi sebagai ketua dan anggota yang terdiri dari pejabat terkait.
1.5.5.2.3 Tim koordinasi kabupatenkota
Adapun tugas dari tim koordinasi kabupatenkota adalah : a. Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi Program Jamkesmas
Tingkat KabupatenKota b. Melakukan pembinaan dan pengendalian Program Jamkesmas Tingkat
KabupatenKota. Struktur Tim Koordinasi Program JAMKESMAS Tingkat KabupatenKota
Pelindung : Bupati Walikota
Ketua : Sekretaris Daerah
Anggota : Kadinkes KabupatenKota
: Asisten Kesra : Direktur Rumah Sakit
: Ketua Komisi DPRD yang membidangi Kesehatan : Kepala PT. Askes Persero Cabang AAM
Universitas Sumatera Utara
Sekretariat
Ketua : Kasubdinkabid yang bertanggung jawab program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Staf Sekretariat : 2 orang
Bupatiwalikota membentuk tim koordinator kabupatenkota terdiri dari pelindung, ketua dan anggota serta secretariat. Tim koordinasi bersifat lintas sector
terkait dengan sekretaris daerah kabupatenkota sebagai ketua dan anggota yang terdiri dari pejabat terkait.
1.5.3.6 Verifikasi
Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan PPK Pemberi Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Pelaksana Verifikasi dengan
mengacu pada standar penilaian klaim dengan tujuan agar diperolehnya hasil pelaksanaan program Jamkesmas yang menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali
mutu. Departemen Kesehatan RI, 2008 :27 Adapun verifikasi program Jamkesmas meliputi verifikasi administrasi
kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi keuangan. Dengan kata lain verifikasi ini adalah klaim biaya perobatan pasien Jamkesmas dari rumah sakit
kepada organisasi penyelenggara Jamkesmas. Verifikasi administrasi kepesertaan adalah pengecekan daftar peserta di dalam
data base PT Askes atas penugasan menteri kesehatan, melaksanakan tugas-tugas manajemen kepesertaan di dukung dengan jaringan kantor yang terdiri dari PT.Askes
pusat, PT.Askes regional provinsi dan PT.Askes cabang dan area asisten manajer
Universitas Sumatera Utara
kabupatenkota. Administrasi pelayanan merupakan pengecekan terhadap jenis pelayanan kesehatan yang telah digunakan oleh peserta. Sementara administrasi
keuangan adalah pengecekan terhadap biaya tiap-tiap pelayanan yang telah digunakan berdasarkan INA-DRG.
Petugas verifikasi disebut verifikator. Verifikator ada dua jenis yaitu verifikator dari rumah sakit mengajukan klaim dari rumah sakit dan verifikator dari
pemerintah memeriksa kemudian menyetujui klaim dari rumah sakit untuk di klaim pada pemerintah agar dibayarkan. Adapun tugas verifikator yaitu :
• Memeriksa data keabsahan peserta • Memeriksa rujukan dari Puskesmas
• Diagnosa tarif per paket atau biaya masing-masing pelayanan yang telah digunakan
• Memeriksa kartu Jamkesmas termasuk KTP dan KK apakah ada di dalam data base
• Klaim atau biaya yang diajukan untuk pelayanan yang telah dilakukan
1.6. Defenisi Konsep
Dalam Singarimbun 1995: 33 konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan kelompok atau
individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial agar dapat menyederhanakan pemikirannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari
masalah yang akan diteliti. Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah suatu kebijakan dirumuskan agar tercapai tujuan yang diinginkan.
2. Program Jamkesmas
Program Jamkesmas merupakan program berskala nasional untuk memudahkan masyarakat miskin dan tidak mampu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Biaya pelayanan kesehatan ini ditanggung oleh pemerintah.
3. Implementasi Program Jamkesmas
Implementasi program Jamkesmas yaitu pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Grand Medistra pada pasien peserta Jamkesmas
dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dapat dilihat dari :
1.
Penafsiran atau interpretasi yaitu kegiatan untuk menafsirkan makna suatu
program kedalam suatu pengaturan yang dapat dipahami dan dijalankan nantinya. Artinya harus ada penafsiran makna yang sama antara pembuat
kebijakan dan pelaksana kebijakan untuk memastikan program telah berjalan dengan baik.
2. Organisasi yaitu wadah sebagai tempat untuk menjalankan program sebagai
kebijakan. Dalam pelaksanaan program harus ada wadah yang menaunginya agar memiliki kepastian hukum yang akan mempermudah dan menguatkan
posisi program dalam pelaksanaan dilapangan nantinya.
Universitas Sumatera Utara
3. Penerapan yaitu pelaksanaan kebijakan yang telah ditafsirkan dalam suatu
organisasi berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan dan lainnya. Setelah program dibuat dan dibentuk organisasi yang menaungi maka
saatnya untuk pelaksanaan lapangan dan hal ini adalah kunci dari implementasi itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Sistematika Penulisan Bab 1